Senin, 27 November 2017

My Journey: Math Around Us day5

Ada rasa takut bersemayam dalam diri saya, mungkin itu alasannya saya tak pernah mencoba mengajarkan matematika pada kaka. Saya takut bila ekspektasi saya tak sesuai dengan kemampuan kaka, jadi saya selalu menghindar mengajarkan matematika secara khusus untuknya.

Usianya yang menginjak 6,5 kini, dan tantangan ini, membuat saya membuka pikiran menurunkan ekspektasi dan memberanikan diri memperkenalkan matematika padanya.

Menurunkan Ekspektasi

Kenapa menurunkan ekspektasi? Karena saya pernah berusaha mengajak kaka berhitung, tapi mungkin karena belum waktunya, saat itu tidak terlihat antusiasme kaka. Bahkan saya sengaja membuat worksheet dengan beberapa soal sederhana yang justru membuat saya jengkel jika target tak bisa kaka capai.. saat itu...
Saya tak mau lagi membuat lembaran belajar, kali ini saya mencoba memulai dari apa yang sudah ia tahu, dan menambahnya sedikit-demi sedikit.

Kaka tau tanda ini? Saya membuat tanda plus dan minus di selembar kertas.

"Ini tambah", ia menunjuk tanda minus.

"Kalau ini sakit", ia menunjuk tanda plus. Ah iya, mungkin ia sering melihatnya tergambar di mobil sisi ambulance.

"Kalau ini?", saya menggambarkan tanda sama dengan.

"Sama dengan", jawabnya penuh percaya diri.

"Iyaa, nah kaka pernah dengar matematika?", saya menuliskan kata matematika di bawahnya.

"Engga, berhitung?", Kaka balik bertanya.

"Iya, matematika sama dengan berhitung", jawab saya.

Saya memberi sebuah contoh padanya, kaka beli dua permen dan dede memberi satu, permen kaka jadi berapa?.

Lalu kami mulai menggunakan jari untuk berhitung.

"Tiga", jawabnya.

"Iya, nah kita bisa menulisnya seperti ini kaka... 2 + 1 = 3, ini tanda tambah", saya menunggu reaksinya.

"Lagi!lagi!..tapi sekarang es krim ya!", pinta kaka.

Dan kami segera terlibat permainan asyik matematika, tiap kali selesai mengerjakan tantangan, saya akan memeriksa dan memberi tanda centang bila benar.

Nyaris sepuluh soal, dan dapat ia kerjakan dengan baik bila disertai gambar. Saat saya memberi soal hanya berupa angka ia masih terlihat kesulitan.

"Kaka mandi yuk", ajak saya sore harinya.

"Boleh, tapi nanti main matematika lagi ya", celetuknya.

Entah mengapa rasanya begitu menyenangkan perkenalan kami kali ini dengan matematika 😊.






.....

Dede mendekati saya siang ini.

"Bunda, aku mau belajar kaya kaka", pintanya.

"Belajar berhitung?".

"Iya, tapi gambar kereta", lanjutnya.

Saya memintanya mengambil alat tulis, dan dilakukannya dalam sekejap.

"Aku punya satu kereta, terus bunda kasih dua".

Saya menggambar gerbong minimalis ala saya 😅, mengikuti pintanya. Dia menghitung kemudian, dengan benar.

Tak berhenti, kembali ia membuat soal, saya membantunya menggambar, dan ia menjawab dengan tepat.


Beberapa kali ia membuat soal sendiri dan menjawabnya pula. Untuk dede, ia masih salah ketika menuliskan angka 5, 3 dan 2. Saya belum berani membuat kesimpulan, apakah karena ia lupa atau kurang berlatih.

Pastinya ini memacu saya untuk lebih giat mengajak mereka bermain matematika 😊.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar