Selasa, 28 Februari 2017

Resume Review NiceHomeWork#5

KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
Bandung, 21 Februari 2017
Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Korming : Yanti Julianti
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

Resume Review NHW #5

⁠⁠⁠πŸ“šNICE HOMEWORK #5πŸ“š

πŸ“ BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJARπŸ“
           (Learning  How to Learn)

Setelah malam ini kita mempelajari  tentang “Learning How to Learn”  maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.

Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.

Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.

Bukan hasil  sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.

Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.

Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi IIP/
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘

πŸ“ BELAJAR CARA BELAJAR  πŸ“( Learning  how to Learn)

Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah 

a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?

Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.


Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah 


Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh


Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.


Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.


Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan  exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan. 


Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA


Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?


πŸ€Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.


πŸ€Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.


πŸ€Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.


Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.


Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :

a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.

tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.


Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini. 


Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya 


ADAB itu sebelum ILMU


Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:


1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong


Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu,  merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada  yang berpendidikan tinggi, namun  tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.


2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`


tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.


3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa


 ( stay foolish, stay hungry)


Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.


Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.


Salam Ibu Profesional,



/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/


Sumber Bacaan :


Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #3, 2017


Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Belajar cara Belajar, 2017


Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Adab Menuntut Ilmu, 2017


☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘


Sesi Tanya Jawab Review NHW#5

1⃣Teh Prita Annisa Utami
Alhamdulillah tidak ada yang benar/salah hehe Karena saya merasa design pembelajaran saya agak beda dari kurikulum pada umumnya. Tapi apakah ngga apa2 teh? Apa mesti ada perubahan, paling tidak kerangka/strukturnya sama seperti design pembelajaran di institut pendidikan? Atau bebaskan saja asal mencapai tujuan? Terimakasih 
Jawaban: 
Dear Teh Prita, engga apa-apa teh, karena yang diharapkan dari nhw 5 ini adalah peserta matrkulasi kebingungan ☺ kenapa kebingungan? karena saat itu terjadi, otak kita akan terpicu untuk mencari tau sebanyak-banyaknya tentang hal tersebut. dan hal ini baik untuk meningkatkan kerja otak. yang tidak diharapkan justru malah diam dan tidak mencari tau apa-apa✅

2⃣Teh Frita

Pertanyaannya : 
1. Bagaimana caranya membuat action plan ketika proses belajar tidak sesuai dengan desain pembelajaran?
2. Saat ini saya sedang "mendidik" adik yang belajar di pondok. Saya memantau pembelajaran adik dari luar pondok.. Desain pembelajaran sudah dtentukan di awal beserta target2nya. Ternyata saat proses belajar , guru dianggap tidak maksimal membimbing adik saya sehingga blm paham ttg materinya. Padahal kalo di pondok, guru/ustadz adalah sumber bertanya yang utama ttg materi pelajaran.. bagaimana sikap kita n action plannya sebagai wali murid dalam mendidik adik saya ini? Pondok dekat tempat tinggal saya saat ini. Sedangkan orang tua di jakarta..⁠⁠⁠⁠
Jawaban:
1. Dear teh Frita, apakah tidak sesuai dengan disain belajarnya ini masih ON TRACK atau OFF TRACK? jika on track, Aha, kita punya disain pembelajara yg baru.
2. Sepemahaman saya, mendidik tidak sama dengan menyekolahkan. maka, ketika kita menyekolahkan berarti kita bekerja sama dengan pihak sekolah, bukan memasrahkan. sehingga apabila ada tujuan yang belum tercapai perlu dikoreksi dari kedua belah pihak, dan perlu diingat bahwa anak adalah subjek pembelajaran bukan objek, pihak anak perlu diajak berdiskusi juga. mungkin bagi si anak disain pembelajarannya belum gue banget untuk bisa memahami materi.?✅

3⃣ Teh Witri

1. Jika seandainya.. kita merasakan jenuh saat belajar, karena mungkin hanya satu jurusan yg kita pilih, atau nampaknya jurusan orang lain lebih menarik (efek rumput tetangga lebih hijau)
- Apa yang harus kita lakukan?
- Bolehkah kita menegok dan ikut mencicipinya sebentar saja? Untuk sekedar refreshing.
2. Dalam desain pembelajaran yang saya buat, saya tidak mencantumkan exit procedure. 
Hal ini tidak terpikirkan oleh saya, pertanyaan saya:
- lalu kapan seharusnya kita membuat exit procedure?
- Rambu-rambu yang seperti apa untuk memutuskan bahwa kita perlu untuk exit procedure saat belajar?
- apakah langkah selanjutnya jika kita sudah memilih exit procedure? 
Haturnuhun teh
Jawaban:
Dear Teh Witri, 
1. - Di IIP diajarkan untuk one bite at one time, sedikit-sedikit dan bertahap supaya tidak mudah jenuh.
- imho, silakan 
2. exit procedure dilakukan saat kita memilih untuk ganti jurusan, rambu-rambu-nya kita sendiri yang lebih paham. misal ternyata bukan jurusan itu yang saya perlukan untuk menunjang peran dan misi saya di kehidupan ini.
langkah selanjutnya setelah exit adalah membuat disain pembelajaran yang baru✅

My NiceHomeWork

Oleh: Nurita Azizah Rachman
NHW#5
Belajar Bagaimana Caranya Belajar

FB_IMG_1478797498053.jpgDalam pengerjaan NHW#5 ini ada beberapa tahapan yang saya lakukan yaitu:
Pertama, menentukan point penting tugas NHW#5.
Dalam NHW#5 ini terdapat  3 point utama yaitu:
1. Mempraktikkan learning how to learn dengan membuat desain pembelajaran ala "saya"
2. Mencari tahu apa itu desain pembelajaran
3. Membagikan (sharing) proses mengerjakan NHW#5
Kedua, setelah mendapatkan point pentingnya, langkah selanjutnya adalah mencari tahu apa itu desain pembelajaran.
Untuk mengetahui apa sebenarnya desain pembelajaran, menyimak diskusi grup adalah pintu awal bagi saya untuk lebih mengenal desain pembelajaran. Selain itu, pengalaman berkecimpung di dunia pendidikan (meski dalam waktu yang singkat), membuat saya sedikit mengenal proses pembuatan rencana pelaksanaan pendidikan (RPP) yang merupakan bagian dari desain pembelajaran.
Selanjutnya saya berusaha mencari informasi mengenai desain pembelajaran menggunakan prinsip 5W 1H.


1. (What), apa itu desain pembelajaran?
Desain pembelajaran adalah praktik penyusunan media teknologi komunikasi dan isi untuk membantu agar dapat terjadi transfer pengetahuan secara efektif antara guru dan peserta didik.
(Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Desainpembelajaran)
Desain pembelajaran adalah kisi-kisi dari penerapan teori belajar dan pembelajaran untuk memfasilitasi proses belajar seseorang (Reigeluth. 1983).
Desain pembelajaran terkait dengan peningkatan mutu kinerja seseorang dan pengaruhnya bagi organisasi (Rothwell & Kazanas. 1992).
Desain pembelajaran membantu proses belajar seseorang di mana proses belajar itu sendiri memiliki tahapan segera dan jangka panjang (Gagne, dkk. 1992).
Desain pembelajaran adalah suatu proses yang merumuskan dan menentukan tujuan pembelajaran, strategi, teknik, dan media agar tujuan umum tercapai (Gentry.1994).
(Sumber: http://www.kumpulanmakalah.com/2016/09/desain-pembelajaran)
2. (Why), mengapa kita perlu membuat desain pembelajaran?
Desain pembelajaran diperlukan untuk menciptakan pembelajaran yang lebih efektif dan efisien, serta membuat kegiatan pembelajaran lebih mudah, yang didasarkan pada apa yang kita ketahui mengenai teori-teori pembelajaran, teknologi informasi, sistematika analisis, penelitian dalam bidang pendidikan, dan metode-metode manajemen (Morisson, Ross & Kemp. 2007)
3. (Who), siapa yang bertugas merancang desain pembelajaran?
Yang bertugas merancang desain pembelajaran adalah: guru/pengajar.


4. (When), kapan desain pembelajaran dibuat?
Desain pembelajaran dibuat sebelum seorang pengajar memulai kegiatan belajar tersebut dimulai/dilakukan.


5. (Where), dimana desain pembelajaran mulai muncul?
Desain pembelajaran mulai muncul ketika Perang Dunia II , saat militer Amerika Serikat merasakan adanya kebutuhan untuk melatih dengan cepat sejumlah besar orang untuk melakukan tugas teknis yang rumit dalam bidang kemiliteran.
6. (How), bagaimana cara membuat desain pembelajaran?
Cara membuat desain pembelajaran adalah dengan menyusun komponen utama dari desain pembelajaran.


Menurut Masitoh dalam bukunya yang berjudul Perencanaan Pembelajaran (2005), bahwa komponen-komponen perencanaan pembelajaran diantaranya terdiri dari: (1) tujuan pembelajaran; (2) isi (materi pembelajaran); (3) kegiatan pembelajaran (kegiatan belajar mengajar); (4) media dan sumber belajar; dan (5) evaluasi.
Sedangkan menurut M. Sobry Sutikno dalam bukunya yang berjudul Belajar dan Pembelajaran (2008), mengatakan bahwa komponen pembelajaran itu terdiri atas tujuan pembelajaran, materi pelajarab, kegiatan belajar megajar, metode, media, sumber belajar, dan evaluasi.


Tahap Ketiga, adalah membuat desain pembelajaran ala “Nurita”
Dalam penyusunan desain pembelajaran ini, saya menjabarkannya menjadi 7 komponen yang telah disebutkan oleh M. Sobry Sutikno (2008), dengan menambahkan 1 komponen lagi, yaitu indikator pembelajaran.
Desain Pembelajaran
1. Jurusan universitas kehidupan: parenting islami.
2. Indikator Pembelajaran:
2.1.1.Menguasai ilmu parenting islami
2.2.1.Menguasai ilmu bunda sayang
2.2.2.Menguasai ilmu bunda cekatan
2.2.3.Menguasai ilmu bunda produktif
2.2.4.Menguasai ilmu bunda shaleha
2.3.1.Menguasai ilmu komunikasi tulis efektif
3.Tujuan Pembelajaran: untuk mewujudkan misi hidup yaitu menjadi penulis cerita anak islami.
4. Materi Pembelajaran:
4.1. Ilmu parenting islami
4.2. Ilmu pendidikan ibu dan anak
4.3. Ilmu menulis
5. Metode pembelajaran:
5.1. Ilmu parenting islami:  membaca buku sumber, menyimak video, menulis informasi penting, diskusi, komunikasi tertulis.
5.2. Ilmu pendidikan ibu dan anak: membaca materi, mind mapping, menyimak video, diskusi kelompok, komunikasi tertulis, praktik.
5.3. Ilmu menulis: membaca materi, diskusi dengan nara sumber, mind mapping, komunikasi tertulis, membuat karya tulis.
6.  Sumber dan Bahan ajar:  Al Quran, hadits, buku parenting video parenting, ceramah/seminar parenting, materi iip, video materi iip, buku komunikasi tulis, internet.

7. Langkah pembelajaran
7.1. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu seputar parenting islami melalui quran dan hadits, buku parenting video parenting, ceramah/seminar parenting setiap hari dengan durasi waktu 1 jam selama 4 tahun (2017-2021).
(1). Tadarus 5 ayat dan membaca 1 hadits setiap hari saat tidak berhalangan.
(2). Diskusi untuk memahami ayat-ayat mutasyabihat.
(3). Mengkomunikasikan informasi yang diperoleh dalam bentuk refleksi harian.
(4). Membaca buku/menyimak video parenting minimal 30 menit, setiap hari Senin dan Selasa
(5). Membuat resume buku/video parenting minimal 1 bulan 1 kali, dan sharing hasilnya di blog.


7.2. 1. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu seputar bunda sayang setiap hari dengan durasi 2 jam selama 2 tahun (2017-2018).
(1). Membaca materi matrikulasi IIP, minimal 30 menit di hari Senin dan Selasa.
(2). Membuat mind map terkait materi IIP.
(3). Menyimak video materi IIP, dan melengkapi mind map.
(4). Praktik ilmu metrikulasi IIP dalam keseharian.
(5) Membuat resume minimal 1 minggu 1 kali, dan sharing hasilnya di blog.


7.2.2. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu seputar bunda cekatan setiap hari dengan durasi 2 jam selama 1 tahun (2018-2019).


7.2.3. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu seputar bunda produktif dengan durasi 2 jam selama 1 tahun (2019-2020).


7.2.4. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu seputar bunda shaleha dengan durasi 2 jam selama 2 tahun (2020-2022).


7.3. Mempelajari dan mempraktikkan ilmu komunikasi tulis yang efektif dengan durasi 2 jam selama 5 tahun (2017-2022).
(1). Mempelajari komunikasi efektif melalui tulisan dari buku dan diskusi dengan nara sumber, minimal 30 menit setiap hari Kamis.
(2). Membuat mindmap terkait ilmu menulis.
4). Mengkomunikasikan hasil belajar secara tertulis dan sharing hasilnya di blog minimal sebulan sekali.
5). Praktik membuat karya tulis, posting hasilnya di blog.
8. Evaluasi: Evaluasi di lakukan setiap akhir bulan, untuk merefleksikan perkembangan program belajar yang telah disusun


Refleksi Diri:
NHW#5 ini buat saya tidak mudah, mengingat saya tidak memiliki basic pendidikan sebagai guru atau tenaga pengajar. Namun melalui materi yang telah disampaikan sebelumnya, ibu sebenarnya memberi petunjuk yang jelas, bahwa kita harus memiliki minat ingin tahu yang tinggi untuk memelajari suatu hal baru. Pola pertanyaan 5W dan 1H, bisa digunakan semaksimal mungkin untuk memperoleh informasi  mengenai hal baru.

Kedepannya, kemampuan mendesain pelajaran ini akan sangat membantu saya sebagai ibu ketika kelak membantu anak-anak saya mempelajari hal-hal baru.

Resume Materi 5 MIP

KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
Bandung, 21 Februari 2017
Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Korming : Yanti Julianti
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Resume Materi #5
πŸ“BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJARπŸ“
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar,
Bagaimana sudah makin mantap dengan jurusan ilmu yang dipilih? kalau sudah, sekarang mari kita belajar bagaimana caranya belajar. Hal ini akan sangat bermanfaat untuk lebih membumikan kurikulum yang teman-teman buat. Sehingga ketika teman-teman membuat kurikulum unik (customized curriculum) untuk anak-anak, makin bisa menerjemahkan secara setahap demi setahap karena kita sudah melakukannya. Inilah tujuan kita belajar.
Sebagaimana yang sudah kita pelajari di materi sebelumnya, bahwa semua manusia memiliki fitrah belajar sejak lahir. Tetapi mengapa sekarang ada orang yg senang belajar dan ada yang tidak suka belajar.
Suatu pelajaran yang menurut kita berat jika dilakukan dengan senang hati maka pelajaran yang berat itu akan terasa ringan, dan sebaliknya pelajaran yang ringan atau mudah jika dilakukan dengan terpaksa maka akan terasa berat atau sulit.
Jadi suka atau tidaknya kita pada suatu pelajaran itu bukan bergantung pada berat atau ringannya suatu pelajaran. Lebih kepada rasa.
Membuat BISA itu mudah, tapi membuatnya SUKA itu baru tantangan
Melihat perkembangan dunia yang semakin canggih dapat kita rasakan bahwa dunia sudah berubah dan dunia masih terus berubah.
Perubahan ini semakin hari semakin cepat sekali.
Anak kita sudah tentu akan hidup di jaman yang berbeda dengan jaman kita. Maka teruslah mengupdate diri, agar kita tidak membawa anak kita mundur beberapa langkah dari jamannya.
Apa yang perlu kita persiapkan untuk kita dan anak kita ?
Kita dan anak-anak perlu belajar tiga hal :
1⃣Belajar hal berbeda
2⃣ Cara belajar yang berbeda
3⃣Semangat Belajar yang berbeda
πŸ€ Belajar Hal Berbeda
Apa saja yang perlu di pelajari ? yaitu dengan belajar apa saja yang bisa:
🍎Menguatkan Iman,
ini adalah dasar yang amat penting bagi anak-anak kita untuk meraih masa depannya
🍎Menumbuhkan karakter yang baik.
🍎Menemukan passionnya (panggilan hatinya)
Cara Belajar Berbeda
Jika dulu kita dilatih untuk terampil menjawab, maka latihlah anak kita untuk terampil bertanya Keterampilan bertanya ini akan dapat membangun kreatifitas anak dan pemahaman terhadap diri dan dunianya.
Kita dapat menggunakan jari tangan kita sebagai salah satu cara untuk melatih keterampilan anak2 kita untuk bertanya.
Misalnya :
πŸ‘Ibu jari : How
πŸ‘†Jari telunjuk : Where
Jari tengah : What
Jari manis : When
Jari kelingking : Who
πŸ‘Kedua telapak tangan di buka : Why
πŸ‘Tangan kanan kemudian diikuti tangan kiri di buka : Which one.
Jika dulu kita hanya menghafal materi, maka sekarang ajak anak kita untuk mengembangkan struktur berfikir. Anak tidak hanya sekedar menghafal akan tetapi perlu juga dilatih untuk mengembangkan struktur berfikirnya
Jika dulu kita hanya pasif mendengarkan, maka latih anak kita dg aktif mencari. Untuk mendapatkan informasi tidak sulit hanya butuh kemauan saja.
Jika dulu kita hanya menelan informasi dr guru bulat-bulat, maka ajarkan anak untuk berpikir skeptic
Apa itu berpikir skeptik ? Berpikir Skeptik yaitu tidak sekedar menelan informasi yang didapat bulat-bulat. Akan tetapi senantiasa mengkroscek kembali kebenarannya dengan melihat sumber-sumber yang lebih valid.
Semangat Belajar Yang berbeda
Semangat belajar yang perlu ditumbuhkan pada anak kita adalah :
πŸ€Tidak hanya sekedar mengejar nilai rapor akan tetapi memahami subjek atau topik belajarnya.
πŸ€Tidak sekedar meraih ijazah/gelar tapi kita ingin meraih sebuah tujuan atau cita-cita.
Ketika kita mempunyai sebuah tujuan yang jelas maka pada saat berada ditempat pendidikan kita sudah siap dengan sejumlah pertanyaan-pertanyaan. Maka pada akhirnya kita tidak sekedar sekolah tapi kita berangkat untuk belajar (menuntut ilmu).
Yang harus dipahami,
Menuntut Ilmu bukan hanya saat sekolah, tetapi dapat dilakukan sepanjang hayat kita
Bagaimanakah dengan Strategi Belajarnya?
• Strategi belajar nya adalah dengan menggunakan
Strategi Meninggikan Gunung bukan meratakan lembah
Maksudnya adalah dengan menggali kesukaan, hobby, passion, kelebihan, dan kecintaan anak-anak kita terhadap hal2 yg mereka minati dan kita sebagai orangtuanya mensupportnya semaksimal mungkin.
Misalnya jika anak suka bola maka mendorongnya dengan memasukkannya pada club bola, maka dengan sendirinya anak akan melakukan proses belajar dengan gembira.
🚫 Sebaliknya jangan meratakan lembah, yaitu dengan menutupi kekurangannya,
Misalnya apabila anak kita tidak pandai matematika justru kita berusaha menjadikannya untuk menjadi pandai matematika dengan menambah porsi belajar matematikanya lebih sering (memberi les misalnya). Ini akan menjadikan anak menjadi semakin stress.
Jadi ketika yang kita dorong pada anak-anak kita adalah keunggulan / kelebihannya maka anak-anak kita akan melakukan proses belajar dengan gembira. Orang tua tidak perlu lagi mengajar atau menyuruh-nyuruh anak untuk belajar akan tetapi anak akan belajar dan mengejar sendiri terhadap informasi yang ingin dia ketahui dan dapatkan. Inilah yang membuat anak belajar atas kemauan sendiri, hingga ia melakukannya dengan senang hati.
Bagaimanakah membuat anak menjadi anak yang suka belajar ?
Caranya adalah :
1⃣ Mengetahui apa yang anak-anak mau / minati
2⃣Mengetahui tujuannya, cita-citanya
3⃣Mengetahui passionnya
Jika sudah mengerjakan itu semua maka anak kita akan meninggikan gunungnya dan akan melakukannya dengan senang hati.
Good is not enough anymore we have to be different
Baik saja itu tidak cukup,tetapi kita juga harus punya nilai lebih (yang membedakan kita dengan orang lain).
Peran kita sebagai orang tua :
πŸ‘¨πŸ‘©πŸ‘§πŸ‘§Sebagai pemandu : usia 0-8 tahun.
πŸ‘¨πŸ‘©πŸ‘§πŸ‘§Sebagai teman bermain anak-anak kita : usia 9-16 tahun. Kalau tidak maka anak-anak akan menjauhi kita dan anak akan lebih dekat/percaya dengan temannya
πŸ‘¨πŸ‘©πŸ‘§πŸ‘§Sebagai sahabat yang siap mendengarkan anak-anak kita : usia 17 tahun keatas.
Cara mengetahui passion anak adalah :
1⃣ Observation ( pengamatan)
2⃣ engage(terlibat)
3⃣ watch and listen ( lihat dan dengarkan suara anak)
Perbanyak ragam kegiatan anak, olah raga, seni dan lain-lain.
Belajar untuk telaten mengamati, dengan melihat dan mencermati terhadap hal-hal yang disukai anak kita dan apakah konsisten dari waktu ke waktu.
Diajak diskusi tentang kesenangan anak, kalau memang suka maka kita dorong.
Cara mengolah kemampuan berfikir Anak dengan :
1⃣Melatih anak untuk belajar bertanya,
Caranya: dengan menyusun pertanyaan sebanyak-banyaknya mengenai suatu obyek.
2⃣Belajar menuliskan hasil pengamatannya Belajar untuk mencari alternatif solusi atas masalahnya
3⃣Presentasi yaitu mengungkapkan akan apa yang telah didapatkan/dipelajari
4⃣Kemampuan berfikir pada balita bisa ditumbuhkan dengan cara aktif bertanya pada si anak.
Selamat belajar dan menjadi teman belajar anak-anak kita,
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
Sumber bacaan :
Dodik Mariyanto, Learning How to Learn, materi workshop, 2014
Joseph D Novak, Learning how to learn, e book, 2009
https://www.youtube.com/watch?v=Wt93RCc6_rs

Resume Sesi Tanya Jawab Materi #5
πŸ“BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
1⃣ Teh Ziyana
1. Belajar bagaimana caranya belajar. Bukankah kita tdk boleh mem block anak akan semua ilmu?? Ada yg disukai dan dianggap mudah ada jg yg sulit, klo dgn cara mendorongnya padahal yg disuka dan tdk dipaksa akan hal yg tdk disuka bukannya berdampak semakin jauh dan smakin sulit ia mempelajari yg sulit?? Mhn pencerahannya..
2. Maksud dr meninggikan gunung, jika anak suka akan suatu hal dan itu buruk menurut kita dr segi pemikiran di masa depan. Bagaimana berdamai dgnnya??
1⃣ Dear teh Zi, pada masa kanak-kanak mereka pasti mempunyai rasa ingin tau yg tinggi. pada perjalanannya, mereka akan menemukan hal yang paling mereka sukai. karena tiap orang diciptakan untuk misi tertentu. kalau melihat perjalanan siroh, kenapa umar bin khattab tdk pernah menjadi panglima perang, kenapa yg menjadi duta islam pertama adl mushab bin umair, dst. Karena Rasul sebagai pendidik tau karakter dan kelebihan masing-masing. Khalid bin walid ahli strategi perang, tapi tidak banyak hafalan qurannya. dan Rasul tidak menyuruh Khalid untuk menghafal. Karena di masa depan akan bnyak pekerjaan yang mungkin belum ada di masa sekarang. dan orang bisa bertahan hidup walau hanya menguasai 1 keahlian walau keliatannya juga sepele. sehingga pelajaran lain, asal cukup saja.itu tdk apa-apa, karena kita sedng meninggikan gunung. kecuali untuk hal yang bersifat lifeskill dan kemandirian mungkin ya teh Zi. mau ga mau anak diarahkan untuk mau mempelajarinya, krn bekal hidup nereka kelak.
2. kalau dari ibu septi begini, coba cari dulu orang dengan keahlian seperti itu tapi bisa meningkatkan keimanan. jangan buru-buru dipangkas. masa depan adalah milik industri kreatif. mungkin hal yg menurut kita tdk baik, bisa ada celah keaikan asalkan bisa kreatif dalam menempatkan diri sesuai dengan nilai yg kita pegang.
2⃣ Teh Prita Annisa Utami
Berarti teh, selama ini ortu yang mengiming2i hadiah kalau nilai matematikanya 9 misalnya, salah ya? (Hanya iming2, tanpa memaksa, nanti dia yg cari sendiri caranya) Padahal anak tersebut nggak suka matematika, tapi jadi termotivasi krn hadiahnya. Berarti dia hanya bisa, dan nggak suka ya? Jadi apakah itu juga termasuk merusak fitrah teh?
2⃣ kalau anak tidak menyukai mata pelajaran tertentu, coba pelajari dulu gaya belajarnya, atau gali ada masalah kah, baik dari guru, teman, dll . untuk iming2, kita harus membedakan mana hadiah, imbalan karena kesepakatan, mana sogokan/suap. kalau anak terbiasa di suap, internal motivation tidak terbentuk. dia cuma mau belajar apabila ada imbalan. sedangkan fitrah belajar muncul dari lubuk hati yang ga disuruh pun pasti dikerjakan. 
3⃣ Teh Nurita
Saya memiliki pengalaman yg kurang baik ketika mempelajari satu mata pelajaran saat di bangku sekolah dulu, akibatnya hingga kini saya tidak menguasainya, padahal menurut saya matpel ini penting untuk dikuasai. Bagaimana caranya agar saya bisa belajar menyukai kembali, karena saya khawatir kelemahan saya ini akan menjadi penghambat saat kelak harus mendampingi anak-anak belajar.
3⃣ Dear teh nurita, di materi matrikulasi selanjutnya kita akan diarahkan untuk mempelajari ranah yang kita BISA dan SUKA terlebih dahulu. karena akan membuang banyak waktu. Kalau dari pengalaman, pada akhirnya saya menikmati learning by doing. Saya paling ga bisa Geografi, tapi saat anak saya berbinar pingin tau tentang Geo, mau ga mau saya jadi belajar dan dorongannya kuat sekali. Tapi kalau teteh masih banyak waktu luang, mencoba memulai belajar kembali, silakan akan baik sekali 
4⃣ Teh Witri
1. Dalam melatih anak dalam keterampilan bertanya,
a) apakah itu dijadikan sebuah urutan Mulai dari how dst...
b. Pertanyaan yg manakah yg sering ibu septi lakukan jika beliau sedang mulai melatih keterampilan bertanya anak-anaknya.
2. Mengenai belajar mengenalkan seks pada usia dini (kebetulan anak saya berusia 2y, dan saya harus bersiap jika sewaktu2 dia bertanya) bagaimana cara mengenalkan alat vital pada dirinya sendiri dalam panduan islam. Karena ada perbedaan pendapat, untuk mengenalkan alat vital pada usia dini dalam bahasa ilmiah dan bahasa sehari-hari (daerah).⁠⁠⁠⁠
4⃣ Dear Teh Witri,
1. Ga harus berurutan, selama 5w+1h bisa terjawab. tapi di materi ibu membantu memudahkan dengan jemari, what, when, dst. Biasanya ibu menjetikkan jari saat anaknya bertanya.
misal: tentang kue kesukaan anak saya:
what, who, where, when, why how?
misal: itu apa? what: pancake,
who: siapa yang membuat?
where: dimana dibuatnya?
when: kapan membuatnya?
why: kenapa membuat pancake? kenapa bentuknya seperti itu? how: gimana cara bikinnya?apa bahannya?
dari games ini maka bisa mengembangkan rasa ingin tahunya menjadi: mengapa tidak…bagaimana jika…: mengapa pancakenya tidak diberi kunyit dan tidak dipanggang, bagaimana jika bentuknya segitiga. dan dari rasa penasaran ini kelak memunculkan imaginative creation, art of discovery dan nobble attitude. sehingga kami membantu mewujudkan kreasinya dan membolehkan menambahkan kunyit ke pancake ataupun masukin sabun, batu dan tanah ke percobaan volcano kami.⁠⁠⁠⁠
5⃣ Teh Endita
Bagaimana contoh2 spesifik dari masing2 peran orang tua (sebagai pemandu, teman bermain, sahabat) di tiap perkembangan anak?⁠⁠⁠⁠
5⃣ Dear teh Endita,
ortu sebagai pemandu: artinya memfasilitasi rasa ingin tahu anak dn eksplorasinya. conthnya beberapa saya jawab dipertanyaan bawah. pernah anak saya penasaran banget sama lampu mobil polisi, saya ajak ke kantor polisi, saya minta izin ke bapak polisi untuk pegang lampu mobilnya. ortu sebagai teman bermain. usia 9-16 biasanya anak mulai suka mncoba hal baru, kita harus bisa masuk disini karena kalo ga,dia bakal milih deket sama temen-temennya.
misal, penasaran nonton bioskop, kita yg ngajakin dn nemenin juga. pingin main game yg lg hits, kita masuk juga, dsb.
ortu sebagai sahabat: kira-kira gimana kita memperlakukan sahabat. kalo curhat di nasehati atau di dengerin aja? kalo ke sahabat kita super kepo atau percaya? ⁠⁠⁠⁠
6⃣ Teh Intan Fajar
Tanya teh..
Bagaimana cara nya menguatkan iman anak dibawah usia 0-8 tahun?
Seingat saya, anak-anak di rentang usia ini masih berpikir konkrit, berwujud.
Saya sering kewalahan menjawab pertanyaan dari anak mengenai hal-hal yang berkaitan dengan iman ini. Saya berusaha menjelaskan yang saya tau. Kadang jadi speechless πŸ˜”
6⃣ Dear teh intan, menguatkan iman di usia ini yang saya pahami adalah dengan membangun imaji positif tentang Allah, Rasul, Islam dan seterusnya. caranya bisa lewat keteladanan, sikap ortu dan kisah inspiratif.
imajinasi anak sungguh luar biasa, jangan takut anak tdk paham krn konsep konkrit-abstrak. kalo saya perbanyak doa juga teh, krn pemahaman anak diluar kuasa saya, cuma Allah yang bisa menanamkan pemahaman yg baik dan utuh.
7⃣ teh Andam
Anak sulung saya adalah anak yang aktif bertanya usianya 6th, Namun si sulung selalu bertanya dengan bertubi tubi sampai dia puas dengan jawaban saya, terkadang saya cukup direpotkan untuk menjawab pertanyaan, memang menjadi tantangan tersendiri bagi saya untuk mampu menjawab, terkadang juga saya sulit menangkap pertanyaan apakah yang dimaksud karena si anak pun masih terbatas dalam mengungkapkan apa yang ingin disampaikan.
 1. Pertanyaannya bagaimana kita sebagai orang tua mengolah potensi tersebut agar dapat menjadi asset bagi kehidupannya kelak?
2. Bagaimana caranya agar terjadi komunikasi yang berkesinambungan agar poin2 pada cara mengolah kemampuan berpikir anak khususnya poin 2 dan 3 dapat diterapkan?
7⃣ 1. bisa lihat jawaban 4 ya teh. setiap pertanyaan anak diarahkan 5w+1h--> nanti anak terbiasa berpikir kritis, mengapa tidak,bagaimana jika--> art of discovery. kalau kita belum tau jawabannya: nanti kita cari tau bersama ya. kalau kita belum sempat mejawab: minta anak catat/gambar ttg pertanyaannya di buku khusus. Buku rasa ingin tahuku supaya pas senggang bisa kita baca dan cari tau jwbannya.
2. cara belajar berbeda, semangat belajar berbeda,memang sulit diajarkan/komunikasikan ke anak, tapi bisa ditularkan
for the things to change i must change first⁠⁠⁠⁠
8⃣ Teh Nenih Nuraenih
1. Mohon di uraikan lebih dalam tentang peran orang tua sebagai pemandu untuk anak usia 0-8 tahun,
2. Saya punya 2 anak usia 4,7 thn dan 7 bln, sya merasa blm menemukan irama bermain bagi s kaka, anak pertama laki laki dia aktif dan suka main diluar (main tanah/pasir, lari, hujan2an dn segudang aktifitas fisik) setelah s adik lahir,bermain d luarnya jd terbatas karena s adik mash bayi dan s kaka selalu ingin d temani saya, pernah suatu sore sya ajak s kaka main sambil gendong adik, tp karna gerak saya terbatas karna gendong adik, s kaka malah kecemplung ke selokan, dan akhir2 ini jd pemarah dan rewel, bagaimana saya menyalurkan aktifitas fisik s kaka tanpa meninggalkan adik.
8⃣ orang tua sebagai pemandu artinya memfasilitasi kebutuhan anak untuk eksplor _follow the child_seperti ada masanya anak senang naik tangga, ya jagain bukan dilarang. ada masanya anak seneng main air, ya boleh juga dngan batasan.
2. kakak rewel biasanya cari perhatian. ketika memiliki lebih dari satu anak, pasti ada sibling rival. kalo saya menyiasatinya, ada satu wktu yang khusus main dgn masing-masing anak tnpa saudaranya. bahkan pergi berdua, walau cuma jalan pagi. adiknya titip ke ayahnya dulu.
 ketika kakak "usil" jangan langsung melabeli kakak jahat ke adik, dsb.
beri peran pada kakak dlam mengasuh adik, misal mengambilkan popok/baju. beri pujian, wah kakak hebat si penyayang adik,dll.
9⃣ Teh Lisna
Dalam materi belajar caranya belajar, kita juga dituntut untuk selalu melihat potensi anak dalam belajar. jika kemampuannya sudah terlihat maka terus kita arahkan pada apa yang anak sukai. Lalu bagaimana sikap kita terhadap cara pembelajaran di indonesia yang justru malah menekankan anak harus menguasai seluruh mata pelajaran. Apakah dengan homeschooling tindakan yang tepat ?bagaimana cara memulainya ?terimakasih
9⃣ Dear Teh Lisna, saya ambil jawaban dari review kemarin yg ditulis teh ismi ya..
Tambahan jawaban dari Ibu Septi
Pendidikan yang terbaik adalah yang paling cocok dengan karakter anak kita. Saya tidak pernah memaksakan anak-anak dengan pilihan pendidikan yang terbaik menurut kami berdua. Tetapi kami memberikan pilihan ke anak-anak, dengan cara memilih beberapa sekolah formal yang cocok dengan VALUES keluarga kami, dan memberikan pilihan ke anak-anak, mau sekolah A, sekolah B, sekolah C atau Homeschooling bersama bapak ibu. Jadi apapun pilihan anak-anak akan kita terima, dan nak-anak beajar untuk menerima segala konsekuensinya pilihannya. Yang penting kuatkan Home Based Education keluarga kita , Schooling dan HS itu hanya kendaraan yang bisa dipilih⁠⁠⁠⁠
πŸ”Ÿ Teh Lely πŸ™‹πŸΌ
1. Anak saya sekarang berusia 4,5 y, dia sangat menonjol dibidang partical life, cooking n drawing. Untuk tahapan belajar diusia tersebut. Apakah 3 hal tersebut terus distimulus dan lainnya pengenalan saja atau semua kegiatan (tour the talent ) kita kenalkan dengan porsi yang sama tanpa dibeda-bedakan sesuai yang disukai, mengingat umurnya masih balita.
2. Mohon penjelasan tentang bahasa dengan tangan dalam materi 5 ini.
1. Dear teh Lely, 0-7th tetap tour the talent, kenalkan saja beragam hal, nothing to loose anak suka/tdk, namanya juga mengenalkan..mungkin satu hari dia membutuhkan pengalaman tersebut dan akan me- recall memorinya.
dan tetap fasilitasi kesukaannya.
2. maksudnya bahasa tangan itu yang ibu jari how, dst ya?sudah ada contohnya diatas ya teh. jari tangan membantu kita untuk senantiasa belajar berbeda. menggali banyak pertanyaan, agar anak terbiasa mnjawab rasa ingin tahu dan berpikir skeptik 
1⃣1⃣ Teh Dini
Bagaimana menyeimbangkan antara passion dan ilmu yang lain?
Misalnya, anak saya tampak sangat suka kegiatan motorik kasar (olahraga), tapi jadinya perkembangan di bidang bahasa (ngobrol) lebih lambat jika dibandingkan teman2 seusianya.. Apakah tidak2 apa2 sy terus mengasah passionnya, atau harus diseimbangkan (min. tidak tertinggal dgn teman2 lain seusianya) ?
wah.. masih 2.5 th.. follow the child aja teh.. dan sering diajak ngobrol juga bacain cerita utk stimulasi bicaranya. tdk memberikan tayangan tv/video krn bisa membuat pasif bicara. elan anak ibu septi baru bisa bicara di umur 3th. usia 0-7 masih tahap eksplorasi, berikan ragam aktivitas utk anak. jangan membandingkan dgn anak kita dgn orang lain.


Sumber: Notulensi

 korming 5 
 MATRIKULASI IIP batch#3 BANDUNG 1


S