Sabtu, 26 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Resume ketika saya mengikuti kulwap gerbang aqil baligh kedua, hampir setahun yang lalu.

RESUME KULIAH WHATSAPP
GERBANG AQIL BALIGH KEDUA (FASE 10-14 TAHUN)
Kamis, 8 Juni 2017
Pemateri: Sri haryati, M.Ag

MATERI

PRA AQIL BALIGH KEDUA Fase 10 - 14 tahun
Fase tadribat (latihan level 2), anak mulai mentrasfer value yang didapatkan di rumah dan membandingkannya dengan lingkungan.

Fitrah emosi sudah sampai tahap menunda pemuasan diri, berempati,  anak juga sudah mulai mengembangkan dunia pergaulannya lebih luas.

Fokus pengasuhan pada fase ini adalah melatih anak yang ber AKHLAK MULIA.

Dengan posisinya sudah masuk fase menjelang taklif, persiapan menjadi hamba Allah dengan komitmen diri dan siap mengikuti syariat Allah.

Ketika anak sudah sampai pada fase ini, maka orang tua sudah menyiapkan anak untuk menjadi mukallaf, yaitu:

1. Memahami fitrah fisik dan fitrah seksualnya: bersiap dengan peran fisik, menjaga fisik, memahami perubahan dirinya, karena di fase ini hormon akan membanjiri dirinya, mendorongnya untuk bertumbuh (perubahan fisik: tumbuh fubis, suara, payudara, haid, mimpi basah).

Ayah dan bunda sudah harus menceritakan proses ini, dan melakukan dialog yang intens, lanjutkan dengan memahamkan kewajiban menutup aurat, mengenal mandi bersih, menjaga suara, perilaku, menjaga diri

"Dan bila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam) maka hendaklah mereka meminta ijin seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin” An Nuur (24) : 59.

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" QS. An Nuur (24): 30.

2. Fitrah emosi, anak mulai mengenal dorongan mengenal lawan jenis. Jika limpahan cinta, kepercayaan dari ayah ibu terbangun, maka mudah membangun diskusi, curhat terkait ketertarikan dengan lawan jenis.

3. Fitrah sosial, sang aqil baligh semakin luas pergaulannya. Selalu bangun bonding agar anak terbuka mengenai pergaulannya di luar dan mudah untuk ayah ibu mengingatkan rambu2 terkait pergaulannya sehari2, agar anak bukan terwarnai oleh pergaulan, namun dapat mewarnai pergaulan dengan value positif. 
Berikan tantangan untuk membangun kemampuan sosial lintas usia.

4.    Fitrah spiritual, bangkitkan girroh ibadah dengan memberinya pemahaman terkait poin sami’na wa ato’na

5.    Fitrah intelektual, tugas2 harian, tugas2 kognitif untuk mengolah logika analisa, menulis, membaca bacaan bergizi terkait manajemen diri, sejarah, biografi, kisah2 islam dan dituangkan dalam diskusi serta resensi

Sumber bacaan:
Sarlito w. Sarwono. Seksualitas dan fertilitas remaja.
Dr. Amir zuhdi. Neurosains for parenting.
artikel
Abdullah nasih ulwan. Pendidikan seks dalam Islam.

Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan
1. Rasmi_Bandung
Putra saya pra baligh (laki-laki usia 12 thn) Pernah meminta ijin untuk "nakal" di sekolah.
Ternyata pengertian nakal itu adalah
1. Datang terlambat
2. Tidak mengikuti pelajaran (kabur saat belajar)
3. Sering protes guru
4. Mengajak teman laki2 sekelas utk kompak bolos & meledek seseorang
5. Membuat alat permainan di kelas bila bosan
Sehingga dia dikenal sebagai salah satu _trouble maker_ Alhamdulillah berkat koordinasi yang intens dengan pihak sekolah permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan.
Pertanyaan saya :
1. Di usia tsb sebaiknya tantangan juga reward apa yang bisa diberikan sehingga anak terpacu untuk lebih positif?
2. Diskusi materi apa sebagai penghantaran menuju Aqil Baligh dan landasan ayatnya apa.?
Di sekolahnya yang fullday juga sudah dibahas namun akan berbeda dengan cara orang tua ya...
Jazakillah sebelumnya...Wassalam.
Jawaban:
1. Kenali karakter anaknya bu, pada anak yang tampak _rebelious_ (pemberontak) sesungguhnya banyak kelebihan: 
1. kekuatan memegang prinsip
2. kecakapan dalam menganalisa
3. leadership yang lebih all out
4. dominan. 
Peran ortu adalah memberinya lebih banyak ruang diskusi, pertemukan dengan komunitas yang mendorongnya untuk mandiri, belajar mengenali dirinya, kekuatannya, kekurangannya, sehingga dia menemukan tracknya.
Anak seperti ini menyimpan banyak potensi, sekedar _punishment_ dan _reward_ buatnya tidak menanantang.  Tantangannya adalah berikan dia kesempatan, tanggungjawab yang menempatkannya untuk menjadi *leader* dan menantang dirinya untuk bersabar dengan proses.
Sepertinya anak ibu kecerdasan emosi, sosial, spiritualnya cukup tinggi
2. Beberapa ayat sudah saya sebutkan di materi bu, an-Nuur ayat 30 dan 59, al-Ma'idah ayat 6.
Hadits
Dari Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu ia berkata, 
”Aku hafal perkataan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : Tidak dinamakan yatim bila telah _ihtilam_ dan tidak boleh diam seharian hingga malam” (HR. Abu Dawud).
Dari Ali juga dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :
”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang : orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur baligh). (H.R. Tirmidzi)
Diskusi dari ortu adalah pengalaman ortu ketika menghadapi fase ini, ceritakan pada anak bagaimana pengalaman ayah ibu. Kalau di club akil baligh yang saya kawal, saya buat quesioner yang diajukan oleh anak pada ortu termasuk kesediaan ortu mendampingi anak melalui fase ini

Pertanyaan 
2. Amel_cilame
Tetangga saya punya 3 anak.laki2 17th, perempuan 12th, laki2 5th.
1. bagaimana agar anak2 bisa akur dirumah. mereka sering meributkan hal yang sepele. dan pertengkaran sering sekali terjadi.
2. bagaimana agar anak2 tanggung jawab dengan dirinya sendiri.. tanggung jawab belajar,shalat,dll
Jawaban:
Sybling rivalry adalah fitrah interaksi sosial antar sodara, tapi tetap ada kerangka yang berlaku, pastikan ayah ibu tidak memperlakukan setiap anak-anak dengan berbeda, atau tidak adil, biasanya hal ini dimulai dari ketidakadilan ortu menyikapi anak-anak, lalu berlakukan sesi khusus anak2 diajak berdiskusi, berdialog tentang perasaan, pikiran anak2 sehingga ortu tahu bagaimana menyatukan anak2
2. Tanggung jawab adalah sikap mental yang dibangun diatas komunikasi untuk membangkitkan kesadaran diri, dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi pembiasaan dan menjadi kebutuhan, beri juga anak kesempatan untuk melakukan kesalahan dan memahami konsekwensinya, ortu harus bisa menahan diri dari terus2 mengingatkannya, pilihlah metode feedback dalam merefleksi perilaku anak2

Pertanyaan 
3. Ana_Klaten
Saya pernah baca untuk usia 8-14, dalam Islam anak anak diperlakukan ibarat tawanan perang. Itu maksudnya bagaimana? Lalu bagaimana membuat bonding dengan mereka di usia tersebut?
Jawaban:
Tawanan dalam pemahaman dan aplikasi itu memiliki struktur yang jelas, berada dalam pengawasan artinya:
- anak dalam pengawasan ortu
- diperlakukan dengan hormat dan 
- diberikan hak2nya tapi tidak berlebihan
Hal ini akan berlaku jika periode sebelumnya sebagai raja dimasa sebelum 7 tahun anak diberikan hak2 istimewa sebagai anak.
JIKA TIDAK mendapatkan hak istimewa maka akan ada hutang emosi, sosial, fisik. 
Bila ini sudah terpenuhi maka muncul rasa percaya diri, keberanian yang didasarkan pada keyakinan dan kemandirian. 
Bonding di usia tersebut, ortu lebih terbuka, dengarkan mereka, buat kesepakatan aturan di rumah, aturan tidak hanya berlaku buat anak  juga buat ortu, bangunlah *komunikasi konstruktif* bukan komunikasi destruktif

Pertanyaan 
4. Yuni Hastuti_Temanggung
saya adalah guru, belum menjadi orang tua, tapi saya ingin belajar mengenai mendidik anak2 sesuai fitrahnya, pertanyaan saya..
Bagaimana saya mendidik anak2 murid saya yang usia pre aqil baligh (11-14 th) dalam perkembangan fitrah seksualnya (seperti menyukai lawan jenis) supaya tidak terlalu jauh dalam berhubungan dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya?
Anak2 murid saya ini tinggal dlm pondok, apa yg bisa saya lakukan sebagai guru untuk mereka agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya? Karena aktivitasnya yg padat, seperti mereka malah jadi malas dan hanya sebagai pengikut jadwal kegiatan, bukan sesuatu yg mereka ingin lakukan terus setiap saat.
Terimakasih ๐Ÿ˜Š
Jawaban:
Buat kelas khusus aqil baligh mba, 
๐Ÿ”ธ kumpulkan materi2 terkait pengembangan diri
๐Ÿ”ธ menjaga perilaku
๐Ÿ”ธ menjaga diri
๐Ÿ”ธ kenalkan pada ayat *wa laa takrobu zina* 
๐Ÿ”ธ materi manajemen diri
๐Ÿ”ธ buat dialog2 tentang dunia mereka, apa yang mereka lihat, dengar, rasakan
๐Ÿ”ธ adakan sesi khusus tentang kesempatan untuk mereka bertanya, di kelas ini terkadang pertanyaan anak2 menohok sekali seperti ```kenapa orang dewasa nyuruh kita ikut peraturan tp mereka melanggar?```
```Kenapa orang dewasa merokok padahal tahu rokok itu berbahaya``` Pertanyaan mereka justru merupakan kebingungan dengan dunia orang dewasa.
Salah satu kekurangan sistem pendidikan kita adalah ritual yang padat sehingga membuat mereka tidak sempat mengenal diri mereka, seharusnya pesantren2 membuat materi pengembangan diri juga, yang dimulai dari materi mengenali diri sendiri man arofa nafsahu faqod arofa robbahu  saya juga dulu di pesantren waktu SMA, jadi kurang lebih tahu hecticnya aktivitas pesantren, ada banyak manfaat yang saya rasakan, namun menyentuh hati anak2 ini lebih sulit karena mereka masih butuh ortu✅

Pertanyaan
5. Riska_Arcamanik
Apa yang harus dilakukan apabila anak sudah mengetahui hubungan suami istri baik dari cerita temannya atau dari media lalu memperagakan hal-hal yang tidak pantas sebagai bahan candaan pada teman-temannya
Jawaban:
Ajak dialog 4 mata bu, gali apa saja yang sudah dia ketahui, jadilah pendengar dulu, anak tahu itu tidak baik, tapi melakukannya bisa jadi karena ingin menjadi pusat perhatian teman2nya, karena pada dasarnya sifat manusia menyukai hal yg aneh. Tanya perasaannya, tanya pendapatnya, biarkan dulu dia yang mengambil kesimpulan bahwa itu bukan cara yang baik, lalu berikan pendapat ibu dan perasaan ibu ketika mendengar hal seperti itu, sampaikan rasa tidak nyaman ibu bahwa itu bukan candaan yang baik, jika sampai disini cukup tidak perlu dibawa ke ahli, karena ibu lah terapis terbaik, lalu berikan dia kegiatan beragam, agar bertemu banyak orang dan kaya pengalaman✅

Pertanyaan:
6. Mira_Cimahi
Anak saya (13) tergolong anak yang relatif terbuka sering berdialog dengan ortu terutama saya ibunya. Suatu ketika dia ngobrol tentag salah satu temannya yang dia bilang suka buka2 contents pornografi di gadget nya. Saya berusaha tidak kaget tidak juga mencela. Tapi semaximal mungkin memberikan komunikasi yang produktif sebisa saya.
Walau saya pun khawatir tingkat tinggi. 
Bagaimana cara saya mencegah hal yang saya khawatirkan terjadi pada anak saya?
Jawaban 
Terus ajak komunikasi, sampaikan harapan ibu, bantu dia memahami mana yang baik dan yang tidak. 
Bekerja sama dengan pihak sekolah agar membuat kelas pengayaan aqil baligh, konseling bagi anak yang sudah terpapar hal ini, akan lebih baik lagi jika bisa berkomunikasi dengan ortunya.
Perkuat do'a dan keyakinan pada Allah SWT yakinlah Allah maha penjaga terbaik, karena kita tidak bisa terus2an menjaga anak kita✅

Pertanyaan:
7. Aira_Kalbar
Bagaimana menyikapi pertumbuhan anak lelaki yang lingkungan tinggal nya lebih banyak anak perempuan. Dengan maraknya fenomena LGBT saat ini??
Syukron umm
Jawaban:
Yang terpenting peran ayah dan ibu jelas di rumah, keteladanan sifat2 maskulin dari ayah jelas.
Berikan juga penjelasan pada anak bahwa dia laki2 dan akan belajar memimpin keluarga, berikan dia peran2 sesuai dengan fitrah seksualnya, beri tanggung jawab, kepemimpinan, ketangguhan, kegigihan✅

Pertanyaan:
8. Lia_bogor. 
Jika usia 6 tahun lebih (belum 7 tahun)  masih belum mau puasa, bolehkah? atau kapan tepatnya anak harus ikut puasa? Jazaakillaah
Jawaban: 
Pada anak usia ini bisa diberikan sistem point reward bu, kembangkan pendampingan konstruktif yaitu memberikan reward pada perilaku dan pencapaian baiknya, diskusikan tentang shaum bagi muslim, dan anak juga berikan pengertian bahwa dia akan berlatih shaum, hari2 pertama beri kelonggaran untuk shaum sampai jam tertentu, nanti ditingkatkan dan diberikan reward yang sederhana dan menyenangkan hingga suatu saat anak shaum atas kesadaran dirinya (terutama ketika anak sudah sampai usia terkena syari'ah)
Tanggapan
Sebelumnya ada beberapa istilah yang mungkin untuk beberapa orang masih cukup asing, seperti taklif, mukallaf, hulm (ihtilam)
Bisa tolong dijelaskan sedikit teh?
Jawaban:
Taklif itu dari kata kallafa yukallifu atau yang dibebani (menerima konsekuensi)
Menurut Syekh Muhammad Nawawi artinya Artinya, hukum-hukum syara' yang ditetapkan itu ialah mengenai perbuatan manusia (mukallaf).  Hukum-hukum syara' yang mengatur dan mengenai perbuatan manusia itu mempunyai kekuatan mengatur dan "memaksa" melalui taklif. Sedangkan yang dimaksud taklif ุชูƒู„ูŠู)) ialah, penetapan beban atas penerima titah (al-Mukhatthab). Dalam arti lain, taklif ialah tuntutan yang mengandung pembebanan dan keperberatan   ู…ุดู‚ุฉ )   
Ihtilam itu mimpi basah
Tanggapan
Kemudian untuk fase tajribat ini teh, ini bukan tadribat ya? Apakah sama atau beda?
Mohon penjelasannya teh, nuhun
Jawaban:
Oh iya maaf teh, itu saya keliru menulis harusnya tadribat : latihan๐Ÿ˜Š

Pertanyaan
9. Momy Aulia_Pandeglang
Suka bingung gimana ngasih pengertian kepada anak (6th, perempuan) kalau dia sebenarnya sudah besar dan ada bagian 2 tubuhnya yang mesti ditutup dan orang lain tidak boleh menyentuhnya dan bagaimana menjelaskan ke anak bahwa Allah itu ada tapi tidak berwujud soalya dia suka bertanya,bu Allah itu dimana??
Terimakasih
Jawaban:
Untuk anak perempuan usia 6 tahun ajaklah berdialog sejajar dengan tubuhnya, atau bunda pangku diatas bunda dan ajak ngobrol, "naak, kaka itu sudah Allah ciptakan sebagai anak perempuan yang mulia, dan ada bagian2 tubuh yang harus ditutupi seperti dada sehingga bajunya menutupi dada dan bahu, bagian bawah menutupi hingga ke kaki, berikan pengertian, meskipun demikian, usia 6 thn anak2 diperkenalkan pada hijab bukan dipaksakan, bantu juga dengan video sentuhan boleh dan tidak boleh, atau role play dengan bonekanya

Pertanyaan:
10. Evi_Bandung
Emosi normal itu bagaimana? dan apa saja yang mendominasi anak perempuan di tahun pertama haid? Apakah sifat sensitif, lelet, tidur terus itu wajar?..
Atau pengaruh pola asuh sebelumnya ya?
Bagaimana menyikapinya agar tidak sering konflik, salah bahasa dikit manyun ๐Ÿ˜š?
Jawaban: 
Emosi itu fitrah dasar manusia, emosi dasar yaitu sedih, senang, marah, takut, jijik, emosi harus dilatih diungkapkan sejak usia dibawah 7 tahun agar diatas 7 tahun anak sudah dpt mengelola dengan baik.
Pada anak yang masuk fase haid/mimpi basah akan terjadi pembanjiran hormon yang menyebabkan perubahan sikus harian, lebih banyak tidur, lebih banyak makan, lebih banyak diam, mood swing, hal itu memang terjadi di fase ini, sesungguhnya anak juga bingung dengan perubahan dirinya, jadi jangan ditambah dengan kebingungan dari ortu melihat perubahannya, lagi2 komunikasi (mendengarkan, memahami, mengerti akan membantu anak menemukam lagi keseimbangan dirinya)
Tanggapan
Nah pertanyaan diatas ini sebenarnya ditanyakan sama kakaknya teh, si kakak ini baru tinggal dengan adiknya yang usianya 14 tahun. Jadi pola asuh si adik selama ini oleh ortunya ngga terlalu paham juga si kakaknya. Gimana nih teh?
Jawaban:
Oke baik, kalo boleh tau apa latar belakang sehingga adik berpindah pengasuhan? (Boleh japri ya teh) anak di fase ini sedang rentan menjalin kepercayaan diri, apalagi ketika adanya perubahan pengasuhan, penolakannya akan tinggi sekali, kita belum bisa menerapkan konsekuensi pada adik, karena kaka jg masih harus membangun dulu kepercayaannya, banyak2 ngobrol, ngajak cerita, atau kaka terus aja ngacapruk (hehe bahasanya) cerita, tanyakan perasaannya.

Pertanyaan:
11. Nissa a_Bandung
Teh anak saya mau masuk usia 10 tahun, saya sadar bonding antara saya dan anak saya sangat kurang pada saat seharusnya bonding di bangun..
Pertanyaannya
Bagaimana membangun kembali, agar tidak ada sesuatu yang hilang pada diri anak saya..
Ketika anak masuk pesantren, apa saja yang harus dilakukan orang tua.. saat mereka di pesantren agar tidak merasa di buang, dan agar bonding antara orangtuanya tetap terasa oleh anak anak.
Syukron
Jawaban 
Membangun lagi bonding pernah saya jawab di diskusi pekan lalu saya tambahkan lagi ya bunda, banyak hal dalam pengasuhan yang terkadang berceceran. Setiap anak akan kembali pada ayah bundanya, setiap pengasuhan akan menuai hasilnya, jika terlanjur tercecer, kembalilah ayah bunda pada visi misi mengasuh anak, bersihkan lg diri, luruskan niat, turunkan harapan yang terlalu banyak, mohon ampunlah pada Allah, mohon bimbingannya, lalu meminta maaflah pada anak, sebutkan apa yang membuat ibu harus belajar, momen2 yg mengiris hatinya, bangun lg kepercayaannya, yakinkan dia bahwa ibu ingin memperbaiki komunikasi, ibu akan lebih banyak mendengarkan, memeluk, menyayangi, meminta maaflah sesering mungkin, ungkapkan rasa sayang, bangga, dan percaya.
Fase berikutnya ketika ibu berusaha ajak jg anak untuk berusaha "maafkan ibu karena ibu harus banyak belajar, ayo kaka kita sama2 berusaha memperbaiki hubungan lagi"
2.  Masuk ke pesantren usia brp? Ada baiknya usia aqil baligh (SMU) masuk ke pesantren baiknya berdasarkan kesepakatan bersama, baik buruknya, manfaat mudharatnya, dan yakinkan anak bahwa ayah ibu melakukannya karena sayang dan ibu butuh mitra untuk bekerja sama mengajarkan hal yang tidak ayah ibu kuasai, terus kuatkan, setiap kali ibu kunjungan dengarkan keluhannya, ada kemungkinan fase krisis yaitu anak merasa tidak betah di pesantren ini harus difasilitasi dgn baik 
Saya pernah di pesantren jadi sedikit banyak memahami dunia pesantren dengan segala manfaatnya

Pertanyaan:
12. Aku punya keponakan yang 3 tahun lalu ditinggal selamanya oleh ibunya, selama 3 tahun ini si sulung (perempuan) tinggal dengan adik ayahnya supaya dapat sosok ibu dalam perkembangannya. Namun tetap dia merasa 'dibuang' oleh ayahnya.
Saat ini menjelang SMA dia pengen pulang dan tinggal bareng sama ayah dan adik2nya. 
Tapi ternyata dia merasa kembali dibuang, ayahnya menikah lagi dan anak2 tidak ada yg dimintai pendapat, nilai UN nya tidak cukup baik dan kali ini dia merasa dibuang kerumah neneknya karena ayahnya seolah lepas tangan.
Bagaimana aku bisa bantu anak ini supaya lebih kuat, aku liat dia sudah berusaha kuat 'membahagiakan' ayahnya dengan belajar yang giat, tapi selalu dianggap belum cukup baik
Jawaban:
Perasaan diabaikan memang memiliki efek yang sangat besar pada psikologis anak, pada kepercayaan diri, self efikasi (keyakinan diri), jika tidak dapat disambung lg dengan ayahnya, walaupun ini peran orang tua, maka bantu dia untuk belajar memetakan permasalahan dirinya, meraih lagi harga dirinya dengan memberinya pendampingan psikologis, rasa nyaman, rasa percaya, mengeluarkan perasaan terbuangnya, beri dia ruang untuk mengekspresikan kesedihannya.
Cerita anak ini mirip dengan kasus yang sedang saya hadapi seorang ibu muda memiliki 3 anak, pekerjaan yang bergengsi tapi dorongan untuk menyakiti dirinya bahkan sampai mau bunuh diri terjadi, setelah saya telusuri ternyata memang terjadi pengabaian dari orang2 yg seharusnya melindunginya waktu kecil

Pertanyaan:
13. Apa obat yahg paling mujarab untuk anak yang terlanjur pernah kena kekerasan oleh ibunya misalnya dengan membentak, memukul kakinya dan berkata yang kurang pantas.tapi sudah insaf sih ibunya tapi tetap anaknya  jadi meniru2 ibunya dan kadang melampiaskan ke teman2nya. Makasih
Jawaban:
Usia berapa teh anaknya?
Tanggapan:
6thn, tapi kalo adiknya mah gak kebawa2 segitu suka liat kakanya di galakin
Jawaban:
Ibunya harus mendekati lagi teh, minta maaf lagi, minta maaf ke anak karena itu semua salah dan tidak boleh ditiru, beri pilihan kata yang harus diungkapkan, diingatkan lagi dan lagi, banyak2lah memeluk, mencium, bercanda lagi agar terbangun lagi kepercayaan

Penutup 
Alhamdulillahirobbil'alamain kita sudah sampai pada akhir sesi diskusi.


Teteh2 bunda2 tercinta, pendampingan dan pengasuhan adalah salah satu fitrah peran kita ada di dunia, kita mungkin tersaruk-saruk menjalaninya, tidak ada kesempurnaan yang ada adalah proses panjang membutuhkan daya juang, semangat, komitmen, konsistensi, kegigihan. Bertumbuhlah bersama dengan pasangan dan anak, raihlah kebahagiaan bersama, jadilah team work agar bisa mencapai tujuan bersama, luruskan lagi niat, perbaiki caranya, perbanyak do'a.

Jumat, 25 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Hari ke sekian dalam minggu ini, saya memilih menunggu anak-anak di sekolah hingga tiba waktu pulang.
Kebetulan sekali, seorang ibu menceritakan tentang seorang anak lelakinya yang masih duduk di bangku kelas 5 SD. Sembari menahan tawa, ibu itu bercerita tanpa sengaja membuka hp putranya, yang di dalamnya terdapat chat dari salah seorang teman perempuannya. Lucunya kedua anak ini berbicara dengan saling memanggil ayah-bunda.

"Anak zaman sekarang memang lebih cepat puber", sambung ibu lainnya "Dulu mah biasanya usia smp baru puber", lanjutnya.

Saya manggut-manggut mendengarnya. Pikiran saya melayang ke materi yang tengah menjadi tantangan di kelas kami, dan mulai berhitung waktu menuju akil baligh kaka yang terdekat. Sanggupkah saya?
Hm... harus terus saya pelajari yang terdekat..

Pendampingan orang tua pada fase 7-10 adalah untuk melatih pengenalan dirinya, hal yg saya suka tidak suka, nyaman tidak nyaman, mengenalkan fase baik tidak baik, fase ini adalah fase melatih kemampuan dasar untuk tangguh, memiliki daya juang, mengenali kekurangan dan kelebihan diri

Ditahap ini orang tua perlu mengenali

1. Karakter (nature) mental anak: apakah memiliki kepercayaan diri, keberanian, inisiatif, kemandirian dalam berpikir

2. Mengenali kelebihan dan kekurangan anak dari sisi: 
Fitrah fisik: dapat memenuhi kebutuhan dirinya, melatih batasan auratnya.
Fitrah emosi: mengungkapkan perasaannya, belajar memenuhi kesepakatan, memiliki kepercayaan diri dan keberanian
Fitrah sosial: beradaptasi dengan teman sebaya, menguji value, mampu mempertahankan diri, melatih cara mengatasi konflik. 
Fitrah spiritual: mengokohkan banyak hal terkait dengan kasi sayang Allah, keesaan Allah, mulai mengenalkan pada peran setiap manusia yaitu kebermanfaatan 
Fitrah intelektual: kesempatan untuk bertanya, menganalisa, kesempatan untuk mencoba, kesempatan untuk mencari jawaban.

3. Memberi anak kesempatan untuk mengenal lingkungan pertemanan agar melatih kemampuan sosial, karena difase ini sistem valuenya sedang diuji

4. Ibu adalah tempat untuk mengadu, curhat, mengelus, memeluk ketika sedih

5. Ayah adalah penyemangat, penguat, pemberi rasa percaya dan bangga

6. Sekolah adalah _battle field_ yang akan memberikan tantangan agar anak mengenali potensi dan batasan dirinya

Kamis, 24 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Resume Presentasi Kelompok 6
Selasa, 22 Mei 2018
Judul: Mendidik Generasi Aqil Baligh
Penyaji: Team Oryza sativa
Lisna, Mawar, Peppy

Materi
Presentasi diawali dengan definisi keluarga. Dijelaskan apabila fungsi keluarga (mendidik, membangun kepemimpinan berbasis kompetensi) hilang maka peran keluarga akan berakhir.

Konsep aqil baligh
Aqil baligh berarti seseorang yang telah sampai masa baligh dan mencapai kedewasaan psikologis, sosial dan finansial sehingga mampu memikul tanggung jawab syariah.

Menyiapkan generasi aqil baligh dengan cara mengembalikan peran ayah ibu.

Mendidik generasi aqil baligh salah satunya dengan cara membangun tanggung jawab anak-anak.

Sesi Tanya Jawab
Teh Ika
Pertanyaan:
Tertarik sama bagian trakhir ttg menyiapkan anak mandiri finansial saat usia aqil baligh, bagaiamana pendapat tetehs oryza sativa untuk menyiapkan mrka siap dgn tanggung jawab tsb??
Jawaban:
Bismillah, mencoba menanggapi pertanyaan dari teh Ika.
Untuk mempersiapkan anak-anak yang mandiri secara finansial saat menginjak masa aqil balighnya tentu bukan hal yang mudah. Perlu persiapan dari orang tua dalam mendidik kemandirian anaknya.
Mengambil contoh dari keluarga Ibu Septi dan Pa Dodik yang memberikan project kepada anak-anaknya saat usia masih muda, sehingga Mba Ara, mba Enes, Mas Elan  mampu mengelola projectnya sendiri saat usia menginjak belasan tahun. Masyaaallah.
Tentu hal tersebut merupakan harapan setiap  orang tua bukan ?
hal yang dapat dilakukan adalah Melatih kemandirian diajarkan sejak kecil, serta membudayakan magang dimulai dari usia 12 tahun ke atas. Kemudian ajak anak untuk mengerjakan aktifitas di ranah passion-nya terus menerus sehingga menjadi produktif. Di titik ini anak sudah dibekali ilmu ikhtiar dan rezeki. Sehingga di usia 15 tahun ke atas dia memahami bahwa bukan tugas kita mengkhawatirkan masalah rezeki, melainkan menyiapkan jawaban “darimana” dan “untuk apa” atas tiap karunia Allah. Karena, betapa banyak orang yang bercita-cita menggenggam dunia, mereka lupa bahwa hakikat rezeki bukanlah yang tertulis dalam angka, melainkan apa yang dinikmatinya dan yang bermanfaat untuk orang banyak.


Teh Prita
Pertanyaan:
Saya mau tanya teh.. bagaimana cara kita menguatkan sisi ego berbarengan sisi social anak. Berapakah persentase di tiap sisi? _mengingat dalam presentasi, lemahnya ego membuat anak ingin seragam dengan temannya_ tanpa tau baik/buruknya..
Jawaban:
Kedua sisi, ego maupun sosial sama pentingnya sehingga harus seimbang.
Cara menguatkan:
Sisi ego, dengan obrolan tentang identitas diri dan keluarga seputar anak dan lingkungannya.
Sisi sosial, dengan mengikutsertakan anak dalam kegiatan yang memungkinkan anak untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan teman/lingkungan (dibawah pengawasan orang tua/keluarga)

Teh Maya
Pertanyaan:
Kalau liat dr videonya kan, keluarga adalah lembaga terbaik utk mendidik generasi, hrs ada peran dr ayah dan bunda. Pertanyaannya, jika ada anak usia aqil baligh yg sudah terbawa pergaulan, seperti merokok, atau kenakalan remaja lainnya, dampak dr perceraian keluarga. Apakah perilaku itu bisa diperbaiki? Dan menurut kelompok ini, bagaimana sebaiknya ortu dlm bertindak (krn ortu sudah bercerai)?
Jawaban:
Berdasarkan pengalaman, dapat diperbaiki.
Mengambil contoh dari keluarga, anak terbawa kedalam lingkungan yang tidak baik karena kecewa terhadap ortu, dan sejak kecil tidak mendapat kasih sayang secara penuh dari kedua orang tua yang bekerja dan bercerai.
Cara kembali:
  1. Ibu melakukan introspeksi, meski saat itu ank sudah dewasa.
  2. Fokus membimbing anak, ibu memilih keluar dari pekerjaan.
  3. Ibu masuk ke dunia anak, dimulai dengan mendekati teman anak, sehingga anak merasa nyaman, kemudian menarik anak secara perlahan untuk keluar dari lingkungan yang tidak baik.
  4. Mendekati Allah dengan doa.

Penutup
Sedikit pengingat dan penguat sebagai penutup diskusi....
Kita kenal Muhammad Al Fatih, yang berhasil menaklukan Konstatinopel di usia belia (dimana kebanyakan kita pada usia tersebut mungkin baru berhasil menaklukan skripsi). Juga Maryam binti Imran yang senantiasa terjaga kesuciannya. 
Dua nama yang disebutkan di atas merupakan dua dari sekian banyak putra-putri yang berhasil terdidik dengan baik dan mencapai aqil baligh pada waktu yang semestinya.
Mereka berdua bukan anak Nabi. Sehingga kita sejatinya tidak perlu berkecil hati untuk memiliki anak keturunan sehebat mereka. Yang kita perlukan adalah selalu bergantung pada Yang senantiasa melindungi mereka, ุงู„ู„ู‡. Tentu dengan diiringi ikhtiar2 yang sudah sangat gamblang disebutkan pula oleh teman2.
Stay strong, stay great for our great generation ๐Ÿ’ช๐Ÿพ๐Ÿ”ฅ

Rabu, 23 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Resume kulwap aqil baligh yang pernah saya ikuti pertengahan tahun lalu

RESUME KULIAH WHATSAPP

TEMA : GERBANG AQIL BALIGH PERTAMA (7-10TH)
Sesi 1         : Kamis, 1 Juni 2017
Pemateri    : Sri haryati, M.Ag

Materi
Pra Aqil Baligh fase I : 7-10

Anak-anak kita bagaikan tunas yang harus disemai dan dipupuk, agar sampai pada fitrah penciptaannya.

๐Ÿ’กSetiap fase berkaitan erat dan memiliki golden and crisis age nya masing-masing, pendampingan orang tua pada fase 7-10 adalah untuk melatih pengenalan dirinya, hal yg saya suka tidak suka, nyaman tidak nyaman, mengenalkan fase baik tidak baik, fase ini adalah fase melatih kemampuan dasar untuk tangguh, memiliki daya juang, mengenali kekurangan dan kelebihan diri

๐Ÿ’กDitahap ini orang tua perlu mengenali

1⃣ Karakter (nature) mental anak: apakah memiliki kepercayaan diri, keberanian, inisiatif, kemandirian dalam berpikir

2⃣ Mengenali kelebihan dan kekurangan anak dari sisi: 
๐ŸŒธ Fitrah fisik: dapat memenuhi kebutuhan dirinya, melatih batasan auratnya. 
๐ŸŒผ Fitrah emosi: mengungkapkan perasaannya, belajar memenuhi kesepakatan, memiliki kepercayaan diri dan keberanian
๐ŸŒบ Fitrah sosial: beradaptasi dengan teman sebaya, menguji value, mampu mempertahankan diri, melatih cara mengatasi konflik. 
๐ŸŒป Fitrah spiritual: mengokohkan banyak hal terkait dengan kasi sayang Allah, keesaan Allah, mulai mengenalkan pada peran setiap manusia yaitu kebermanfaatan 
๐Ÿ’ Fitrah intelektual: kesempatan untuk bertanya, menganalisa, kesempatan untuk mencoba, kesempatan untuk mencari jawaban.

3⃣ Memberi anak kesempatan untuk mengenal lingkungan pertemanan agar melatih kemampuan sosial, karena difase ini sistem valuenya sedang diuji

4⃣ Ibu adalah tempat untuk mengadu, curhat, mengelus, memeluk ketika sedih

5⃣ Ayah adalah penyemangat, penguat, pemberi rasa percaya dan bangga

6⃣ Sekolah adalah _battle field_ yang akan memberikan tantangan agar anak mengenali potensi dan batasan dirinya

๐Ÿ”ญ *Visi Pendampingan*
Visi pendampingan anak2 bukan hanya pada fase tertentu, tapi kita sedang memetakan rentang pendidikan setiap anak dalam 20 tahun ke depan, dengan memetakan tantangan di masa depan apakah dia akan menjadi pribadi yang bersyukur dan sabar, pasangan yang menyejukan, orang tua yang menyenangkan, tetangga yang memuliakan, pegawai yang tekun, pimpinan yang mengayomi, atau pengusaha yang bersahaja.

Sumber bacaan:
1. Emotional Intellegance, Daniel Goleman
2. Social intellegance, Daniel Goleman
3. Young leader, Stephen Covey
4. Fitrah based education, ust. Harry santosa
5. Pendidikan, Charlote mason



Sesi tanya-jawab

Pertanyaan
1. GAB1_Nurita_Bandung
Assalamualaikum, yg mau saya tanyakan:
1. Sebagai ibu, hal apa saja yg harus saya persiapkan untuk mengantarkan dua anak lelaki saya agar sukses menempuh fase pra akil baligh, saat ini mereka berusia 6 dan 4,5 th.
2. Bagaimana mengajarkan ibadah sholat dan shaum pada masa pra akil baligh, apa batasannya? terkait kewajiban syariah belum berlaku bagi mereka, agar fitrah spiritual tetap tumbuh dgn baik?

Jawab: 
1. Persiapan dari orang tua adalah mengenali cara pandang kita terhadap penerapan islam, penerimaan diri secara emosional, kesiapan mental memahami bahwa setiap fase pendidikan anak adalah fitrah setiap insan dan peran terpenting ibu adalah hadir sebagai pendamping perjalanan setiap anak menemukan dirinya, pahami perbedaan cara pandang teteh di usia sekarang dengan cara pandang anak di usianya dan jembatani dgn banyak berkomunikasi
2. Fase pra akil baligh adalah fase pengenalan dan latihan, banyak2 berdialog dengan metode feedback (tanya jawab) dengan mengenalkan sifat _arrahman arrahim_ Allah terhadap ummatnya, penanaman Hukum Islam sangat fungsional disesuaikan dgn level usia anak, itu mengapa solat baru diajarkan di 7 dan baru dikenakan sanksi di usia 10th, setiap hukum syariah adalah beban yang harus dapat diajarkan dengan cinta dan kasih sayang agar syariah ini tidak sekedar menjadi ritual tapi membentuk kesadaran dari dalam diri anak ( _inside out_ )


Pertanyaan
2. GAB1 Siti Rukoyah Bandung barat 
Bagaimana mengalihkan kesukaan anak pada games& gadget sementara fasilitas bermain drmh terbatas? Terima kasih
Jawab: 
Games dan gadget itu bagaikan dua sisi pisau disisi satu memberi manfaat disisi lain memberi mudharat.
Gadget juga sudah menjauh dari fungsi awalnya sebagai alat komunikasi. *Kembalikan lagi ke fungsi awalnya* ingat bahwa penggunaan barang itu harus sesuai fungsi, seberapa besar fungsi edukasinya.
Tetap yakini kendali ada di orang tua, buat kesepakatan dengan anak, jadikan penggunaan gadget sebagai hal yang langka, alihkan dengan kegiatan fisik dan kegiatan alam yang banyak, karena anak2 di usia ini sedang membutuhkan stimulasi fisik yang banyak

Pertanyaan
3. GAB1_Riska_Arcamanik
Bagaimana cara menentukan target maksimal pencapaian kemampuan pada anak sehingga kita tahu anak tersebut batas kemampuannya sampai sekian.Terimakasih 
Jawab: 
Pertama jika berbicara target maka kita berbicara tentang hal yang ingin dicapai.
*ingin dicapai oleh siapa? kita?*
Orang tua dengan perspektif kita yang sudah kaya pengalaman? atau anak yang masih perlu banyak melihat, mendengar, merasa, mencoba? 
jadi Target di usia ini adalah banyak mendengar, mencoba, merasa, mencoba, bertanya (kognitif).
Ada memang element2 yang bisa diterapkan sebagai indikator yaitu
1. kepercayaan pada dirinya
2. keberanian
3. Insiatif
4. kesempatan untuk mencoba
5. kesempatan untuk menemukan kesalahan setelah mencoba ( *momen aha!*) agar tumbuh daya juang, empati, self esteem, dan self efikasinya

Pertanyaan 
4. Gab1_Mala_Cimahi
*bismillah*
1. Sebelum anak memasuki usia pra aqil baligh pertama, kemampuan/ kesempatan apa saja yang perlu kita berikan/ tumbuhkan utk mereka? Dan apa y perlu ortu lakukan jika ternyata, kesempatan/ kemampuan itu belum tuntas sedang usia anak sdh menginjak 7th?
2. Tentang sekolah sebagai _battle field_, apakah lembaga ini bisa digantikan dg kelompok sosialisasi lainnya, jika keluarga memutuskan untuk menjalankan HS?

Jawab: 
1. Pahami _naturenya_ (tipe anak) ada anak yang cenderung lebih aktif dari fisik atau verbal, ada anak yang cepat tanggap terhadap suatu stimulan, ada anak yang lebih senang mengamati, ada anak yang dominan sehingga kemampuan _command_nya tinggi), 
jika sudah memahami bawaan karakter anak lebih mudah mendampingi anak dengan memberi kekayaan pengalaman lewat indrawi (banyak melihat, mendengar, merasa, mencoba, bertanya)
2. Bisa berkomunitas, di usia ini memang pendampingan tetap kembali pada orang tua, fungsi kontrol dan arahan tetap di orang tua, sekolah, komunitas hanya mitra untuk mengasah dan menguji _value_ anak

Pertanyaan
5. GAB1_Momy Aulia_Pandeglang
Assalamualaikum...bagaimana membagun pribadi anak agar mandiri??dan bagaimana membiasakan anak agar selalu curhat ke ibu nya???terimakasih
Jawab: 
Kemandirian dibentuk karena ada banyak kesempatan pada anak untuk:
❄ mencoba
❄ belajar dari kesalahan
❄ mendengarkan ketidaknyamanan
❄ memenuhi kebutuhan emosinya
❄ memenuhi kebutuhan mentalnya agar anak menemukan momen AHA-nya. 
❤ Agar anak mau berkomunikasi berikan anak hak untuk didengarkan, dimengerti, dipahami, jawablah kegelisahan perasaan dengan pelukan, contoh: aku kesal tadi diejek teman, jawaban apa yang biasa kita berikan? 
1. Jawaban kognitif: ya udah jauhin aja teman yg kaya gitu
2. Jawaban emosi: "kaka kesal? Apa yang ibu bisa bantu agar kaka mengeluarkan rasa kesalnya? Atau "ibu turut sedih kaka merasa begitu, sini ibu peluk, coba ceritakan gimana kejadiannya"
*Jawaban pertama* masalah selesai tp tidak perasaannya
*Jawaban kedua* masalah belum selesai, tp emosinya terpenuhi dan kepercayaan dirinya terpenuhi, dan masalah bisa diselesaikan oleh anak pada temannya

Pertanyaan 
6. GAB1_Lendyagasshi_Bandung_
Boleh tau, teh...
Kenapa sumber bacaannya dari buku luar yang notabene mendidik anaknya tidak dengan cara Rosululloh?
Jawab: 
Landasan pendidikan itu ada 4 : 
1. Al-Qur'an 
2. Sunnah
3. Ijma (ketetapan para ahli
4. Qias (analogi) kisah terdahulu agar menjadi pelajaran di masa sekarang
Syariah Islam itu sangat fungsional dan bukan sekedar struktur: setiap penerapannya disesuaikan dengan fase usia, usia 7 untuk pengenalan solat, 10 untuk konsekwesi jika tidak solat, itu artinya ada 3 tahun untuk melatih diri kita sebagai orang tua agar bersabar mendampingi anak dan melatih anak agar terbangun kesadaran dirinya
Begitu juga dengan hukum syariah seperti berhijab, menutup aurat, buku amal diberlakukan ketika anak mencapai fase akil balig, ketika sudah menjadi mukallaf.
Saya mengambil pendidikan barat untuk merekontruksi ulang aplikasi pendidikan yang sesuai dgn fungsi setiap fase, karena kekurangan saat ini adalah ketergesa-gesaan orang tua ingin cepat2 memiliki anak soleh bukan mendampingi anak menemukan jalannya ( _wallahu'alam bisshowab_)

Pertanyaan
7. GAB1_Nissa a_Bandung
Saya memiliki anak usia 9 th anak saya tumbuh menjadi pribadi yang sensitif, tidak PD, ini karena pengasuhan saya yang kurang baik. Bagaimana membangun kepercayaan dirinya dan merubahnya agar tidak terlalu sensitif.
Pertanyaan kedua, saat ini anak saya meminta HP, apa yang sebaiknya saya lakukan.. karena saya agak trauma dia pernah diajak temanya melihat situs yang "kotor" saya jadi sangat khawatir jika dia memiliki HP.
Pertanyaan terakhir, sebaiknya pengasuhan seperti apa yang harus saya berikan kepada anak saya.. untuk menggali potensi apa sebenarnya yang dia miliki, dan menjadi ibu yang shalihah untuk anak anak saya.
Haturnuhun teh.. jazaakumulloh Khoir.
Jawab: 
1. Anak yang tidak percaya diri biasanya nampak dari perilakunya cenderung menarik diri atau reaktif. 
Ada banyak faktor tapi terapis terbaik adalah orang tua, orang tua melakukan _tazkiyatun nafs_ kepada Allah SWT, berazzam untuk memperbaiki diri, kembali lg pada peran diri sebagai pendamping perjalanan anak, lalu raih lagi kepercayaan dari anak dengan meminta maaf atas hal2 yang tidak nyaman dalam pendampingan. 
Yakinkan lg anak dengan mengungkapkan bahwa anak kita adalah anak yang berharga, amanah yang Allah percayakan, dan ayah ibu terus belajar memperbaiki hubungan, prioritaskan waktu dgn anak bukan sekedar meluangkan waktu (semangat bu, karena tidak sekali dua kali meminta maaf, lakukan hingga sampah emosi anak keluar) sy pernah berada di posisi ibu, jadi semangaat๐Ÿ˜
Penggunaan handphone adalah penggunaan yang istimewa di usia segitu, itu artinya bukan barang yang mudah didapatkan, ada banyak tantangan yang harus dilalui anak untuk mendapatkan handphone. 
Lakukan dialog dgn anak, tulis bersama urgensinya, lihat manfaat mudharatnya bersama, jangan lakukan pengambilan keputusan sepihak, beri anak untuk menunjukan argumentasinya, berterus terang pada anak apa itu hape, mudharat manfaatnya, dan mengapa di usianya blm diberi kebebasan memiliki hape, ungkapkan jg apa yang menjadi kekhawatiran ibu, dan bantu anak untuk membangun strategi jika diajak teman melihat konten hape.
Untuk menggali potensinya berikan banyak pengalaman, mendengar, melihat, merasakan, mencoba, bertanya

Pertanyaan
8. GAB1_Yeni_Sarijadi, Bandung
Putra pertama saya 8 tahun, alhamdulillah sudah sunat ketika usia 6 tahun...
Tapi, saya masih bingung untuk tahap akil baliq nya apa saja yang harus saya siapkan atau saya sampaikan kepada anak saya..
apa dulu yang harus dipahami, terkait aurat masih suka ga ngeh dia kalau ke ortu nya...maksudnya (habis buang air makai pakaian dalamnya bukan di kamar mandi tapi di depannya kamar mandi)..selalu diingatkan..
terkait ibadah, bagaimana?
saya merasa nggak tahu apapun untuk mempersiapkan dan menghadapi, ditambah perasaan cemas takut dengan berbagai macam dilema kehidupan pemuda saat ini...jadi baper sendiri...
jazakillah khair

Jawab: 
Kenalkan dia pada fungsi usianya: 
๐ŸŒฟ pengenalan dan latihan
๐ŸŒฟ bantu dia untuk mengenali kebutuhan dirinya
๐ŸŒฟ bantu dia untuk menghormati dirinya dengan melatih perilakunya
๐ŸŒฟ banyak berdialog, susun kesepakatan
๐ŸŒฟ buat jadwal, tulis kelebihan dan kekurangannya, kelebihannya *diapresiasi* kekurangannya *jadikan tantangan* yang harus dihadapi dan konsisten diingatkan setiap hari.
Jika ibu masih memiliki rasa cemas itu manusiawi tapi jangan sampai kekhawatiran membelenggu ibu, yakinlah Allah SWT memberi peran pendampingan agar anak-anak dapat memenuhi peran penciptaannya.
Memang Allah sematkan sedikit ketakutan pada diri para ibu agar para ibu hanya berharap pada Allah dan memohon pertolongan Allah agar memberi kekuatan pada ibu untuk mendampingi

Pertanyaan
9. GAB1_Ullum_Solo
Bagaimana dengan pendampingan pra Akil baligh untuk ABK?
Terimakasih banyak
Jawab: 
ABKnya apa bu? Mangga japri saya untuk lebih detail
ABK dalam istilah umum adalah anak berkebutuhan khusus, tapi saya percaya bahwa setiap anak bahkan setiap ibu memiliki kebutuhan khusus, kebutuhan untuk dipahami dan diberi kesempatan, setiap anak terlahir unik, dan keunikannya yang membuatnya berbeda dari kecil hingga peran dirinya jg berbeda, temukan itu dan yakini berikan pendampingan dengan penuh kasih sayang.
Pada dasarnya perkembangan fisik Abk tidak jauh berbeda dgn anak lainnya, perkembangan psikislah yang membedakan, lebih khusus anak2 autis, pdd nos, mr, delay development akan butuh banyak waktu memberikan pemahaman tentang kebutuhan dirinya, perubahan fisiknya (haid/mimpi basah), lalu kemampuan bina dirinya jg perlu dibantu, buatlah sign system untuk mengajarkan runutan kemampuan membina diri bagi anak2 abk, yg dapat dilihat secara konkrit misalnya visual, pembelajaran ini terkait dengan materi bina diri abk

Jenis abk-nya:
1. Autism
2. Adhd
3. Add
4. Slow learners
5. Delayed development
6. Speech delayed
7. Pdd nos
8. MR
9. Gangguan pendengaran
Itu yg ada di sekolah saya Bun

Pertanyaan
10.  GABI_Lina_Medan
Menurut ibu, bagaimana jika hanya seorang ibu yang lebih berperan dalam setiap  perkembangan anak? Dikarenakan sang ayah yg sibuk bekerja..?? Apa upaya yg harus dilakukan agar si anak tidak merasa kekurangan kasih sayang ayahnya..? Tq.
Jawab: 
Ingatkan ayah untuk memenuhi perannya. *Peran ayah* adalah mengisi tangki cinta dan kasih sayang dari laki2 agar anak tidak merasa haus akan cinta dari laki2 lain. Sesibuk2nya ayah bekerja, prioritaskan,  bukan sekedar meluangkan waktu tapi memprioritaskan. 
Berkomunikasi dengan anak, bukan hanya bertanya tugas sekolah, tapi tanya perasaannya, ceritakan kerinduannya, ceritakan pekerjaan ayah, tanya sahabat karib anak, guru yang dekat dengannya, aktivitas atau peristiwa yang membuatnya kesal, ungkapkan kerinduannya, lalu tertawalah bersama.
Apa yang akan ayah tabung jika tidak berinteraksi dng anak. Jika pun kuantitas pertemuan sulit dilakukan, kualitas pertemuan bisa dilakukan dgn berbagai media untuk menampung kegundahan anak, mengungkapkan rasa rindu, dan mengisi perasaan anak dengan cinta agar dirinya merasakan sebagai keistimewaan cinta kasih maka dia akan tumbuh menjadi pribadi yang ajeg, stabil, percaya

Pertanyaan
11. GAB1_Yuniarti_Panyileukan
Assalamu'alaikum wr.wb. Bagaimana melakukan pendampingan sesuai dengan fitrah karakter anak jika orang tua masih terpengaruh dengan gaya pendampingan orang tuanya dulu yang keras dan memaksakan keinginannya terhadap anak2nya?
Jawab: 
_Tazkiyatun nafs_ teh, keluarkan sampah emosi dari diri kita, hati kita sangat sayang jika harus dibebani dengan pembajakan masa lalu, dari situ terimalah takdir yang sudah terjadi. Bukankah itu iman?
Setiap peristiwa di masa lalu adalah kekayaan pengalaman yang akan memperkaya makna penciptaan teteh, kenali emosi diri, apa yang membuat _hot button_ teteh cepat tersulut, minta bantuan pada terapis jika dirasa perlu, karena pengasuhan masa lalu adalah peristiwa mengcopy dan pengasuhan masa kini adalah peristiwa mem _paste_. Kalo copiannya keliru maka pastenya juga begitu, jadi perbaiki dulu copiannya, agar mempastenya akan baik

Pertanyaan
12.  GAB1_Riyan_ Komplek Preanger Regency ciseupan ujung berung
Bagai mana cara memberikan pengertian tentang kewajiban2 seorang anak yang usia 10thun kepada orang tua dengan mudah dan mnyenangkan
Jawab: 
Maksudnya kepada orang tua anak ya? Pertama berdialog dulu dengan orang tua apa yang menjadi concernnya.
Umumnya _ini mah umumnya_ ortu memakai perpsektif aku, yaitu anak nakal menurut ortu, ngga nurut menurut ortu
Jadi bantu dulu ortu untuk menemukan memahami perspektif anak, bahwa semua yang dilakukan anak adalah cerminan bagaimana dia diperlakukan di rumah.
Ketika pendampingan kurang efektif maka usia 10 adalah masa menuai apa yang sudah ditanam sebelumnya.
Tidak mudah dan tidak menyenangkan, karena mengasuh anak bukan hal yang mudah, bukan karena anaknya yang sulit tapi karena ego dan obsesi orang tua yang tidak mudah dipahami

Pertanyaan
13. GAB1_Nunung Nurkhannah_Indramayu
1) bagaimana cara mengajarkan kepada anak2 tentang rukun islam, terutama, shalat, zakat, n puasa, agar lebih mengena diusia mereka, dan bukan dengan ancaman surga neraka, tp lebih kepada kesadaran diri mencintai Sang Penciptanya?
2) bagaimana cara yang baik menyampaikan kepada kakak bahwa adeknya yg msh usia 4th belum bisa berpuasa spt kakaknya?karena kakak selalu mmbandingkan dg adek, bgitu jg ktika adek ga shalat๐Ÿ˜ž?
Makasih๐Ÿ˜Š
Jawab: 
1. Ajarkan makna _arrahmaan arrahim_, ajak anak berdialog bagaimana Allah memberi pada semua makhluknya dan hanya menyayangi mu'min karena Allah ingin kita menjadi orang yang kuat, baik, berani. 
Beri contoh perilaku sehari-hari: ibu menyayangi kaka, tp ibu ga akan kasih kaka permen banyak2 meskipun kaka suka, karena kaka akan rugi kalo kaka sakit gigi atau sakit perut. 
Ajarkan makna _arrahman arrahim_ agar anak memahami _tauhidullah_ dengan lebih konkrit (karena konsep _tauhidullah_ itu sesuatu yang abstrak untuk anak) kita pun baru memahaminya di usia ketika sudah puluhan tahun. Ajak pula anak berdialog tentang solat, beruntunglah orang Islam karena selalu dipanggil dengan kasih sayang oleh Allah lewat adzan untuk datang pada Allah mengadu, bercerita, meminta. 
2. Anak2 pasti selalu mencari celah agar mendapatkan keinginannya, itu salah satu tanda otaknya bekerja namun masih saja memenuhi ego dirinya. Ajak berdialog, berempati lah dengan perasaan tidak nyamannya, tapi bukan berarti diberi kelonggaran jika memang sudah masuk ke usia latihan, namun tetap beli fleksibilitas, sampaikan kata2 dengan kelembutan: "dulu kaka waktu uisa adek jg ngga solat, tapi sekarang kaka sudah masuk usia latihan, ibu tahu kaka merasa berat, tetap semangat yaa, ibu yakin kaka bisa" berikan semangat, pelukan, penguat

Pertanyaan
14.  GAB2_Alfa_Karawang
Salam bunda sri.. Anak pertamanya saya Alfa orang nya gampang marah, apa yg dia mau harus dituruti.. Kalo main diluar dia nakal, Pertanyaan saya sebenarnya hampir sama dengan bunda yg lain.. Anak saya lebih suka bermain dari pada belajar.. Gimana cara mengatasi anak seperti itu?
Jawab : 
Wa'alaikumsalam mama alfa, usia Alfa berapa tahun mama? 
jika anak gampang marah artinya ada kemampuan mengungkapkan emosi yang belum tuntas, kemampuan mengelola keinginan dan menunda pemuasan diri yang harus diperbaiki.
Mari petakan arti bermain dan belajar menurut kita orang dewasa, apa maknanya buat kita, apa maknanya buat anak, si usia anak2 semua hal yang dilihat, didengar, dirasa, dicoba adalah stimulasi pembelajaran, belajar itu bukan tentang duduk diam membaca dan mendengarkan, pahami level pembelajaran di usia anak mamah, buat strategi pembelajaran, buat pendekatan dan metode yang sesuai (kadang menyenangkan, kadang menantang) lalu ciptakan kebutuhan, sehingga anak merasa tertantang untuk mencari tahu

Pertanyaan
15. Nisa_Pontianak
Bagaimana cara kita memetakan atau mengatur masa depan anak mulai dari kandungan...setidaknya mempersiapkan akhlaknya untuk kedepannya setelah ia lahir?umur kehamilan sudah bulan ke 6?
Jawab : 
Allah SWT menitipkan janin di rahim ibu karena Allah SWT percaya pada ibu, ini amanah penciptaan kita, tidak ada yang tanpa ketentuannya, bahkan rambut yang gugurpun atas ketentuan Allah, maka yakinlah pada amanah besar ini, sambutlah dengan penuh ketulusan dan kecintaan, siapkan mental, perkuat do'a, banyak2lah berdialog dengan janin di dalam rahim ibu, libatkan dia ketika akan beraktivitas, prioritaskan waktu ayah untuk berdialog dengan anak dalam kandungan, masa depan adalah sesuatu yang tidak pasti hanya ketentuan Allah yang pasti, tapi ikhtiar kita mengupayakan yang terbaik adalah peran kita sebagai hamba-Nya✅

Pertanyaan
16. GABI_Ana_Klaten
1. Adakah perbedaan khusus untuk mempersiapkan masa ini untuk anak laki & perempuan bu?
2. Adakah warning2 khusus yg harus dipahami orang tua pada masa ini? Misal ada perilaku maladaptif?
Jawab : 
Ibu harus mengingat kembali bagaimana pendampingan emosi di 7 tahun ke bawah, ada 5 poin dalam mengurai emosi : 
1. Mengenalkan emosimya
2. Memberi judul emosi
3. Membedakan antara emosi dan tindakan
4. Mengelola keinginan
5. Menunda pemuasan diri
Ini masih harus dikawal oleh ayah dan bunda.
1. Persiapan dari orang tua secara khusus banyak
a. Memperbanyak dialog dengan anak, angkat topik yg akrab dengan sehari2 anak, selalu gunakan metode pertanyaan untuk mencari tahu sejauh apa pemahamannya.
2. Pererat keakraban keluarga, khususkan waktu anak berdialog dgn ayah agar mulai memahami perspektif ayah dan sebaliknya, begitu juga dengan ibu ada waktu khusus dgn anak dan sebaliknya.
3. Mulai kampanyekan fitrah dirinya di usia ini, secara fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual.
2. Adakah warning2 khusus yang harus dipahami orang tua pada masa ini? Misal ada perilaku maladaptif?
Di usia ini anak sudah mulai mengenal lingkungan di luar lingkungan keluarga, akan ada proses mengcopy, mencoba perilaku tersebut di rumah, yang harus dilakukan ortu adalah jangan bersikap reaktif, coba amati apakah anak mencoba, lalu lakukan dialog terbuka yang jauh dari judgement

Pertanyaan
17.  GAB1_Nenik_Pekanbaru 
Putri saya 6th nih, untuk hafalan bacaan sholat sudah bagus tapi untuk prakteknya belum mau,, setiap diajak sholat bersama selalu bilang tidak,, gimana ya bu biar anak bisa dan mau mulai menjalankan ibadah wajibnya sebelum aqil baligh biar nanti tidak tambah sulit untuk diajak menjalankan kewajiban nya?? 
Terimakasih
Jawab : 17
Di usia 6 tahun itu memang fase mengcopy, dia mungkin hafal semua do'a karena mudah dihafalkan, tapi belum sampai pada pemahaman maknanya, do'a-do'a itu adalah hal yang abstrak karena ada perbedaan bahasa , mudah2an bunda bersabar untuk mengajarkannya pelaksanaan syariah ibadah, bukankah latihan dimulai di usia 7 thn, artinya kesiapan itu bukan hanya dari anak tapi juga dari orang tua yang kudu, wajib, harus, perlu bersabar mendampingi anak dan mencari berbagai cara membuka dialog mengapa Allah menyayangi kita dengan memerintahkan solat, perbanyak komunikasi yang dapat menyentuh hatinya bu, bukan sekedar keharusan karena kita muslim

Pertanyaan
18.  GAB1_Aip_Cepu
Saya pernah melihat anak tetangga umur 7 tahun memiliki kebiasaan memainkan penis nya di air keran yang mengucur.. mungkin dia tidak sadar dan menganggap itu mainan saja.. perkataan kongkrit apa yg sya harus sampaikan kalau kebiasaan itu tidak baik? Saya takut anak saya jadi ikut ikutan.. Mksh
Jawab : 
Memainkan alat kelamin di usia ini adalah termasuk perilaku maladaptif, karena biasanya ini terjadi di fase phallic dibawah 7 tahun, di fase 7 sebetulnya fase laten bu, usia ini seksual tidak bekerja lebih banyak kemampuan kognitif bekerja, ibu perlu berkomunikasi dengn orang tuanya, karena tidak sesuai dengan fase perkembangan anak
Tanggapan:
Ibunya bekerja di luar kota bun.. ada contoh bahasa penyampaian yg lbh bisa dipahami anak  bun? Mksh bunda
Jawaban
Boleh bu diajak dialog, selalu mulai dengan pertanyaan, ajak ngobrol "nak boleh duduk sini, ibu mau ngobrol" usahakan nada bicara, mimik wajah, bahasa yang dipilih disesuaikan, karena bisa jadi anak tahu perbuatannya adalah hal yang negatif, tanya dulu "boleh ibu tahu, tadi adik lg ngapain di air keran?" Jika anak diam yakinkan dia bahwa ibu orang yang bisa dipercaya "ngga pa2, ibu mau mendengarkan" berikan tatapan lembut, elus punggungnya agar dia rileks, jika diam menjelaskan, dengarkan hingga tuntas, lalu berikan apresiasi "terima kasih ya sudah bercerita, ibu senang kalo adik mau menceritakan" lalu berikan pertanyaan "adik tahu ga memainkan alat vital (penis) itu tidak sehat, berikan penjelasan yang mudah dipahaminya" .

Pertanyaan
19. GAB2_Ratih_Bandung
Apakah kegiatan anak laki-laki dan perempuan harus dibedakan menjelang aqil baligh? Dari bentuk permainan, pemilihan teman (perempuan harus main dgn perempuan, begitu juga amak lelaki) atau si anak diperkenankan mengenal semuanya dulu??
Jawab : 
Di usia ini kegiatan sama saja, kegiatan yang akan melatih fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual, yang dibedakan mungkin pendekatan dari ayah dan ibu setelah anak berkegiatan, ayah menguatkan ibu mendengarkan ketidaknyamanan, selain itu perkenalkan batasan pakaian di usia ini (mohon diingat ini fase perkenalan bukan fase tuntutan)

Pertanyaan
20. Ocha_ Bandung
Bunda Sri yang baik hati dan tidak sombong,  mau minta sarannya Bun, saya perhatikan Abi (7th 5 bln) selalu ingin bisa "mingle" dengan anak2 di lingkungan tsb meski belum kenal..tapi cara awalnya selalu terlihat "aneh" dan anak2 sekitarnya pun melihat dia "aneh" di awalnya. Dulu kami sudah pernah diskusi dan juga bermain drama..tapi baru terjadi lagi beberapa malam ini di lingkungan baru ketika taraweh. Dia melakukan hal2 yang dia pikir akan membuat anak2 itu senang dengannya malah mereka bilang " eh itu dia anak aneh"..gimana ya Bun, apa yang harus kami lakukan untuk membantu Abi bisa bersikap atau bertindak yang tepat di awal2 pertemanan ? Haturnuhun sebelumnya bunda Sri
Jawab : 
Bunda ocha anak2 memang memiliki cara unik menunjukkan siapa saya pada orang lain, begitu jg dengan komentar anak2 terkadang menyakitkan walaupun mereka tidak paham artinya, bunda perbanyak dialog dengan ananda tentang situasi sosial tertentu, untuk memberikan saran cara berteman yang lebih halus, anak dilibatkan dalam role play "berkenalan dengan teman2 baru"
Setiap kali ada kejadian ini, sebelum ananda menilai dirinya negatif, coba ajak lg berdialog dan role play lagi, ajak anak mengenal keunikan dirinya dan hal2 unik dari teman2 barunya, dan bagaimana memulai pertemanan yg lebih baik, ini tidak hanya selesai dgn satu kali obrolan atau satu kali role play, kita akan mengulangnya lagi dan lagi hingga anak tahu caranya karena tantangan sosial memang akan menempa anak memahami etika/tata cara berteman

Pertanyaan
21. GAB1_Lia_Bogor
Jika usia 6 tahun lebih (belum 7 tahun) masih belum mau puasa, bolehkah? Atau kapan tepatnya anak harus ikut puasa? Jazakillah
Jawab : 21
Usia 6-7-8 adalah usia perkenalan, artinya baru belajar, bersabarlah bunda. Boleh puasa hingga siang, lalu ditambahkan satu jam seharinya, tentunya setelah membangun kesepakatan dengan anak, hukum syariah baru berlaku ketika anak-anak mencapai usia aqil baligh, sebelum itu banyak-banyalah membangun rasa cinta pada ibadah hingga anak-anak beribadah dengan hatinya bukan karena tuntutan.