Selasa, 28 Februari 2017

Resume Materi 4 MIP

KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
Bandung, 14 February 2017
Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Korming : Andam Listya
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Resume Materi #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Bunda, setelah kita memamahi bahwa salah satu alasan kita melahirkan generasi adalah untuk membangun kembali peradaban dari dalam rumah kita, maka semakin jelas di depan mata kita, ilmu-ilmu apa saja yang perlu kita kuasai seiring dengan misi hidup kita di muka bumi ini. Minimal sekarang anda akan memiliki prioritas ilmu-ilmu apa saja yang harus anda kuasai di tahap awal, dan segera jalankan, setelah itu tambah ilmu baru lagi. Bukan saya, sebagai teman belajar anda di IIP selama ini, maupun para ahli parenting lain yang akan menentukan tahapan ilmu yang harus anda kuasai, melainkan DIRI ANDA SENDIRI
Apakah mudah? TIDAK. Tapi yakinlah bahwa kita bisa membuatnya menyenangkan. Jadilah diri anda sendiri, jangan hiraukan pendapat orang lain. Jangan silau terhadap kesuksesan orang lain. Mereka semua selalu berjalan dari KM 0, maka mulai tentukan KM 0 perjalanan anda tanpa rasa “galau”.
Inilah sumber kegalauan diri kita menjalankan hidup, kita tidak berusaha memahami terlebih dahulu apa“misi hidup” kita sebagai individu dan apa “misi keluarga” kita sebagai sebuah komunitas terkecil. Sehingga semua ilmu kita pelajari dengan membabi buta dan tidak ada yang dipraktekkan sama sekali. Semua seminar dan majelis ilmu offline maupun online kita ikuti, karena kekhawatiran tingkat tinggi akan ketertinggalan ilmu kekinian, tapi tidak ada satupun yang membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup anda.
Check List harian sudah anda buat dengan rapi di Nice Homework#2, surat cinta sudah anda buat dengan sepenuh hati di Nice Homework #3. Bagi yg sudah menemukan misi hidup dan misi keluarga, Misi tersebut sudah kita tulis besar-besar di dinding kamar, tapi anda biarkan jadi pajangan saja. Maka “tsunami informasilah” yang anda dapatkan, dan ini menambah semakin tidak yakinnya kita kepada “kemampuan fitrah” kita dalam mendidik anak-anak.
“ Just DO It”,
lakukan saja meskipun anda belum paham, karena Allah lah yang akan memahamkan anda lewat laku kehidupan kita.
Demikian juga dengan pendidikan anak-anak. Selama ini kita heboh pada Apa yang harus dipelajari anak-anak kita, bukan pada Untuk apa anak-anak mempelajari hal tersebut Sehingga banyak ibu-ibu yang bingung memberikan muatan-muatan pelajaran ke anak-anaknya tanpa tahu untuk apa anak-anak ini harus melakukannya.
Ada satu kurikulum pendidikan yang tidak akan pernah berubah hingga akhir jaman, yaitu
PENDIDIKAN ANAK DENGAN KEKUATAN FITRAH
Tahap yang harus anda jalankan adalah sbb:
a.Bersihkan hati nurani anda, karena ini faktor utama yang menentukan keberhasilan pendidikan anda.
b. Gunakan Mata Hati untuk melihat setiap perkembangan fitrah anak-anak. Karena sejatinya sejak lahir anak-anak sudah memiliki misi spesifik hidupnya, tugas kita adalah membantu menemukannya sehingga anak-anak tidaka kan menjadi seperti kita, yang telat menemukan misi spesifik hidupnya.
c. Pahami Fitrah yang dibawa anak sejak lahir itu apa saja. Mulai dari fitrah Ilahiyah, Fitrah Belajar, Fitrah Bakat, Fitrah Perkembangan, Fitrah Seksualitas dll.
d. Upayakan proses mendidik yang sealamiah mungkin sesuai dengan sunatullah tahap perkembangan manusia. Analogkan diri anda dengan seorang petani organik.
e. Selanjutnya tugas kita adalah MENEMANI, sebagaimana induk ayam mengerami telurnya dengan merendahkan tubuh dan sayapnya, seperti petani menemani tanamannya. Bersyukur atas potensi dan bersabar atas proses.
Semua riset tentang pendidikan ternyata menunjukkan bahwa semakin berobsesi mengendalikan, bernafsu mengintervensi, bersikukuh mendominasi dsbnya hanya akan membuat proses pendidikan menjadi semakin tidak alamiah dan berpotensi membuat fitrah anak anak kita rusak.
f. Manfaatkan momen bersama anak-anak, bedakan antara WAKTU BERSAMA ANAK dan WAKTU DENGAN ANAK. Bersama anak itu anda dan anak berinteraksi mulai dari hati, fisik dan pikiran bersama dalam satu lokasi. Waktu dengan anak, anda dan anak secara fisik berada dalam lokasi yang sama, tapi hati dan pikiran kita entah kemana.
g. Rancang program yang khas bersama anak, sesuai dengan tahap perkembangannya, karena anak anda “very limited special edition”
Bunda, mendidik bukanlah menjejalkan, mengajarkan, mengisi dsbnya. Tetapi pendidikan, sejatinya adalah proses membangkitkan, menyadarkan, menguatkan fitrah anak kita sendiri.
Lebih penting mana membuat anak bergairah belajar dan bernalar atau menguasai banyak pelajaran, lebih penting mana membuat mereka cinta buku atau menggegas untuk bisa membaca.
Jika mereka sudah cinta, ridha, bergairah maka mereka akan belajar mandiri sepanjang hidupnya.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan :
Irawati Istadi, Mendidik dengan Cinta, Jogjakarta, 2013
Harry Santosa dkk, Fitrah Based Education, Jakarta, 2016
Antologi, Komunitas Ibu Profesional, Bunda Sayang, Surakarta, 2014
Materi Matrikulasi sesi #3, Membangun Peradaban dari Dalam Rumah, 2017

https://www.youtube.com/watch?v=dBKUnlG-S0I

Resume Sesi Tanya Jawab Materi #4
MENDIDIK DENGAN KEKUATAN FITRAH
0⃣1⃣ Teh Peppy
Mau melayangkan pertanyaan terkait materi #4.
👇🏿
Mengenai poin B & C tentang melihat dan memahami setiap perkembangan fitrah anak. Adakah beberapa tips untuk dapat melakukan kedua hal tersebut pada anak usia 1 tahun?
0⃣1⃣ Dear Teh Peppy, pendidikan berbasih fitrah pada usia 0-7 tahun setidaknya fitrah keimanan, fitrah belajar dan fitrah bakat sudah bisa kita kenalkan. pada fitrah keimanan: mengenalkan imaji positif tentang Tuhan. ada hujan, nak hujan turun, hujan ciptaan Allah, yuk kita berdoa, membiarkannya naik di punggung kita saat sholat, dll. dalam fitrah belajar: semua anak suka belajar, tugas kita hanya menemaninya, anak umur 1 thn misalnya, fitrahnya senang naik tangga, kalau tidak ada uzur, ya kita temani dan jaga saat dia eksplorasi bukan disuruh turun karena kita malas nemenin.
0⃣2⃣ Teh (Anonim)
1. Bagaimana seharusnya sikap saya, ketika saya berusaha untuk menumbuhkan fitrah anak saya (2y6mo), sedangkan pihak lain sepertinya mengugurkan usaha saya, seperti tiap pagi baru bangun dijejalkan acara tivi sampe siang, belum lgi dikasih hp sampe anteng.,
Pihak lain ini yaitu mertua saya, sedang saya sudah sering komunikasikan sama suami tentang ini jauh-jauh hari, tapi suami seperti sulit untuk mengkomunikasikan cara pendidikan kami di rumah..
Dan kondisi saya baru melahirkan, jadi mertua sedang ada dirumah (sudah 1bulan lebih)..
2. Apakah setelah usia _golden age_nya berlalu, masih bisa kita untuk menumbuhkan semua fitrah itu?..
0⃣2⃣ Dear teteh, Orang lain tidak tau apa keinginan, dan harapan kita kalau kita TIDAK MENYAMPAIKANnya. maka harus dibangun komunikasi produktif. saya tau bukan hal mudah, ketika sudah menyampaikan pada suami tapi masih belum ada hasil, maka kita harus bisa menyampaikannya sendiri, ajak mertua berdiskusi bukan seperti di gurui. Jika tetap tidak bisa berkomunikasi, maka segera ambil alih anak,, Nak, pagi ini ibu sudah menyiapkan permainan ini, yuk main sini.. dan perlihatkan bahwa kita bisa menghandle anak dan urusan rumaah tangga dengan baik agar beliau yakin bisa meninggalkan kita segera.
2. sejatinya golden age itu seumur hidup. sebaik-baik ortu bisa memelihara fitrah anak, tetap serahkan pada Allah yang maha pemelihara fitrah anak-anak kita.
0⃣3⃣ Teh Prita Annisa Utami
"Kalau pendidikan formal itu gimana ya? SD SMP SMA. Mengingat pend. formal memiliki banyak mata pelajaran, bahkan kita sendiri kadang kurang merasakan manfaatnya sampai detik ini, karena ada beberapa cabang ilmu.
Melainkan nilai disiplin dan lain2 yang kita dapat dari guru2.
Jadi perlukah anak bersekolah formal?
Terimakasih 😊
0⃣3⃣ Dear teh prita, Jawabannya relatif, balik lagi ke visi misi keluarga masing-masing. apakah anak saya perlu sekolah formal? apakah nilai-nilai yg ditanamkan di skolah formal yg akan saya pilih sejalan dgn visi misi kluarga saya?
karena prinsip pendidikan berbasis fitrah bukan soal sekolah formal atau tidak sekolah, tapi pendidikan yang diterima anak kita harus sejalan dngan fitrahnya 
0⃣4⃣ Teh Lisna
"Program khusus bersama anak" yang seperti apakah yg bisa diterapkan dalam mendidik anak ?
0⃣4⃣ Dear teh lisna, kalau saya pribadi membuat program khusus bersama anak dalam rangka bermain sesuai milestonenya. bisa diliat cerita saya di https://wiwikwulansari.wordpress.com/…/home-education-anak…/
0⃣5⃣ Teh Nurita
Kedua anak saya memiliki selisih usia 1,5tahun. Dari segi akademik saya lihat adik lebih unggul. Misalnya saat belajar iqra, mereka hanya selisih beberapa halaman (saya memang menyetting agar adik tidak lebih cepat dari kakak), karena saya menangkap kakak tidak suka bila kalah dari adiknya.
1. Apakah ini akan berdampak negatif pada pendidikan adik?
2. Apa yg harus saya lakukan terkait point mendidik sealami mungkin?
0⃣5⃣ Dear teh Nurita, 1. terkait sibling rival, beri masing-masing anak waktu khusus berdua dengan ayah/ibunya, puji segala tindak baiknya, yakinkan bahwa kakak punya kelebihan. selama tidak dibandingkan dan si kakak yakin dengan kemampuannya yang lain, maka adik lebih cepat dalam iqro si kakak tidak masalah karena dia yakin punya kehebatan lain yang tidak bisa disamai si adik. mungkin perlu di tanyakan juga ke kakak, apa iya kakak tidak suka jika adik lebih cepat? karena dari cerita ini saya menangkap baru sebatas perkiraan saja. bisa juga ditanamkan fastabiqul khairaat jika anak sudah berusia 7th.
2. bisa dilihat pada framework keluarga bu septi dan pak Harry berikut (lihat gambar 1 dan 2 ) 



0⃣6⃣ Teh Ima Siti N
Assalaamualaikum
Berkaitan dengan mendidik anak sealami mungkin mohon penjelasan lebih lanjut dan mohon u.diberikan contohnya
Terimakasih
0⃣6⃣ Dear teh ima, mendidik sealami mungkin berarti menjaga fitrah yang sudah terinstall daam anak kita, karena mereka sejatinya senang belajar merasa ingin tahu anak tinggi), ingin mengenal Tuhannya (ikut-ikutan sholat), dll. bisa lihat jawaban swallaahualam
0⃣7⃣ Teh Siti Nurjanah
Yang mau saya tanyakan bagaimana membangkitkan,menyadarkan bahkan menguatkan fitrah anak sehingga mereka mampu u,mandiri belajar,ridho dan iklas, bagi anak yang sudah masuk usia smp yang masih belum bergairah belajarnya dikarnakan pola asuh pendidikan yang kurang benar di usia dini&dasarnya
Terimakasih
0⃣7⃣ Dear teh Siti, jika ada kesalahan kita dalam proses mengasuhnya dulu, minta maaf kepada anak dan Mohon ampun kepada Allah. anak usia SMP sudah masuk tahap aqil baligh berarti posisinya adalah partner/rekan bukan anak kecil. kadang sebagai orang tua kita tidak mau anak kita susah, mendapat masalah, maka dari itu kita selalu ingin membantunya (ngebangunin, ngingetin PR,dll).
biarkan ia belajar mengambil tanggung jawab, biarkan ia tau rasanya ga enak telat ke sekolah, rasanya ketinggalan PR, dll.
ridho dan ikhlas menurut saya sulit untuk dajarkan tapi bisa di tularkan dan dteladankan. wallaahualam
0⃣8⃣ Teh Nafsa
1. Bagaimana agar ilmu yang kita pelajari membekas menjadi jejak sejarah perjalanan hidup kita? Dengan langsung mempraktekannya kah? Atau lebih dulu membuat visi misi lalu menyesuaikan dengan ilmu yg berkaitan?
2. Apakah fitrah setiap anak itu sama?
0⃣8⃣ Dear teh Nafsa,
1. di nhw 1 kita sudah memilih jurusan ilmu yang akan dipelajari. di nhw 3 kita sudah membuat misi hidup kita, apa selaras? setiap ilmu jelas harus diamalkan karena kita akan diminta pertanggung jawaban atas ilmu tersebut. menuliskan dan membagi aa yang sudah kita amalkan sangat baik sekali.
2. Setiap orang punya fitrah yang sama (fitrah belajar, fitrah keimanan, fitrah seksualitas dll), tapi punya misi hidup yang berbeda. maka fitrah bakat dan potensi inilah yang membedakannya (bisa lihat gambar framework diatas)
0⃣9⃣ Teh Siti Maula G N
Assalamualaikum bubu wiwik , saya mau tanya apakah di dalam mendidik dengan kekuatan fitrah ini didalamnya tidak boleh terdapat emosi/marah? Karena jujur saya masih belajar banyak mengenai manajemen emosi. Ini tantangan terbesar saya saat ini.
Lalu sikap seperti apa yang sepatutnya jika terjadi ketidaksesuaian bagi kita para ibu?
Apakah ada ukuran rentang usia dalam menerapkan pendidikan dengan kekuatan fitrah ini?
Terimakasih sebelumnya
0⃣9⃣ walaikumsalam, dear teh siti, mendidik dengan fitrah artinya hati kita juga harus dalam keadaan fitrah (a) bersihkan hati nurani.
jika kita berada dalam posisi anak, apakah suka mendapat kekerasan emosional?
emosi saat menghadapi anak biasanya erat dengan masa lalu kita, bagaimana kita di didik dulu.
maka maafkanlah pengasuhan orang tua kita dulu. berdamailah dgn masa lalu. agar hati kita bersih.
pendidikan berbasis fitrah dimulai sejak memilih pasangan hingga anak aqil baligh dan menikah bagi anak perempuan. 
1⃣0⃣ Teh Ziyana
1. Maksud dr jadilah layaknya petani 'organik', bskah diperjelas contoh aplikasinya teh??
2. Proses sblm menemani adalah memberi pupuk, apakah maksudnya kita memberi pendidikan qurani dan ilahiyah ketika msh dalam kandungan?? Dan adakah batasan waktu umur untuk memberi 'pupuk' dan menemani??
1⃣0⃣ Dear Teh Ziyana,
1. Petani organik tidak sembarangan memberi pupuk melainkan dia tau bahwa pupuknya harus dari bahan organik pula. sehingga mendidik dengan fitrah kita memberikan dan membiarkan anak sebagaimana tahap perkembangannya. 0-7 tahun masa bermain, puaskanlah masa bermainnya, agar disaat masa taklifnya dia siap.
2. mendidik anak secara fitrah dimulai dari mencari pasangan, calon ayah/ibu yang baik, juga sejak dalam kandungan. ibu septi saat hamil selalu mengajak anaknya berbicra dan meengajak sholat. ketika adzan beliau berkata, nak ini adzan, ayo kita sholat. proses menemani ini adalah orangtua sebagai fasilitator bukan pendikte. targetnya saat anak aqil baligh dia sudah menjadi pribadi yang layaknya dewasa, aqil dan baligh secara bersamaan.
1⃣1⃣ Teh Rizki
1. Bagaimana jika kita dan suami ingin mendidik anak dengan mengikuti fitrahnya, khususnya fitrah perkembangan, tp orang tua meminta kita untuk mengajarkan banyak hal yg menurut pandangan orang tua, anak sudah bisa melakukan hal2 tersebut di usianya. Saya berusaha mengikuti apa yg disarankan orang tua, tp melihat psikologis anak juga, nyamannya dgn cara apa, tp orang tua seperti yg berharap hasil yg sama dgn anak-anaknya dengan cara yg sama juga (yg menurutnya adalah hal yg paling efektif/bagus). Bagaimana cara menyampaikan kepada orang tua ttg pendidikan berbasis fitrah ini tanpa menyinggung perasaan orang tua?
2. Tentang tsunami informasi,, bagaimana jika ikut forum belajar online yg hampir setiap hari ada update ilmu yg terus-menerus, kadang bisa dibaca dan dikunyah pelan-pelan, kadang dibaca sekedarnya, bahkan sampai tidak terbaca saking banyaknya. Apakah keluar dari grup seperti itu adalah hal terbaik? Atau bertahan tp sebenarnya sudah tidak bisa mengamalkan adab dalam menuntut ilmu?
1. Dear teh Rizki, kuncinya di komunikasi produktif. mengajak diskusi bukan menggurui. jika komunikasi sulit, imho kadang kita memang tidak perlu menjelaskan apa-apa, biar ortu melihat hasil didikan kita
2. tentang tsunami informasi pernah saya rasakan, dari hasil membandingkan bacaan dll, saya akhirnya menyimpulkan bahwa: - di IIP ilmunya lengkap,
- bahasannya pun tidak jauh beda dengan parenting lain (kadang hanya beda gaya bahasa, tapi intinya sama)
- role modelnya jelas yaitu ibu septi yang memang sudah mengamalkan ilmu ini terlebih dahul dan hasil didikannya terlihat (anak-anaknya yg luar biasa, bukan cuma cerita, tapi secara personal)
sehingga saya memutuskan hanya mengikuti grup IIP saja. itu cerita saya. karena tahapan di IIP jelas, materi yang akan dipelajari apa saja, saya ga akan baca materi lain kecuali sedang membutuhkan. 
1⃣2⃣ Teh Lely
Mohon penjelasan tentang cara memahami beberapa fitrah yg terdapat anak, seperti fitrah belajar, fitrah seksualitas, dll?
1⃣2⃣ Dear teh Lely, saya beri contoh tentang fitrah seksualitas dari ulasan pak Harry ya. untuk fitrah iman, belajar dan bakat bisa di lihat di tabel sebelumnya.
Mendidik anak sesuai fitrah seksualitas artinya mengenalkan anak bagaimana bersikap, berpikir, dan merasa seperti gendernya.
Jika ia anak perempuan, maka kita bangkitkan fitrah seksulitasnya sbg perempuan.
Jika ia laki2, maka kita bangunkan fitrah seksualitasnya sebagai laki2.
Pertanyaan berikutnya yg muncul, bagaimana tekhnis membangkitkan fitrah seksualitas ini ?
Ada beberapa tahap yg perlu kita kawal di tiap fasenya.
*
Usia 0 - 2 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan bundanya.
Pendidikan tauhid pertama adalah menyusui anak sampai 2 tahun.
Menyusui, bukan memberi asi.
Langsung disusui tanpa pumping dan tanpa disambi pegang hp.
*
Usia 3 - 6 tahun
Pada usia ini anak harus dekat dengan kedua orang tuanya.
Dekat dengan bundanya, juga dekat dengan ayahnya.
Perbanyak aktivitas bersama.
*
Usia 7 - 10 tahun
Pada usia ini dekatkan anak sesuai gendernya.
Jika anak laki2, maka dekatkan dengan ayahnya.
Ajak anak beraktifitas yg menonjolkan sisi ke-maskulin-annya.
Nyuci motor, akrab dg alat2 pertukangan, dsb.
Jika anak perempuan, maka dekatkan dengan bundanya.
Libatkan anak dalam aktifitas yg menonjolkan ke-feminin-annya.
Stop katering dan banyak utak atik di dapur bersama anak, melibatkan saat bersih2 rumah, menjahit dsb.
*
Usia 11 - 14 tahun
Usia ini sudah masuk tahap pre aqil baligh akhir dan pada usia ini mulailah switch/menukar kedekatan.
Lintas gender.
Jika anak laki2, maka dekatkan pada bundanya.
Jika anak perempuan, maka dekatkan pada ayahnya.
Fase berikutnya setelah 14 thn bagaimana? Sudah tuntas. Krn jumhur ulama sepakat usia 15 thn adalah usia aqil baligh.
Artinya anak kita sudah “bukan” anak kita lagi. I
Ia telah menjelma menjadi orang lain yg sepadan dengan kita.
Maka fokus dan bersabarlah mendampingi anak2, karna kita hanya punya waktu 14thn saja. 
1⃣3⃣ Teh Tita rahayu
1. Mulai kapan fitrah anak terlihat ...?
2. Skrg anak sy berusia 1thn 2bulan, sudah pandai meniru, apa itu trmasuk fitrah belajar ?
3. Selengkapnya ttg fitrah anak ini apa nanti akan dipelajari di kelas matrikulasi atau IIP ? Atau ada referensi buku teh ...?
Terima kasih..
1⃣3⃣ Dear teh Tita, 1. sejak lahir anak sudah memiliki fitrah, seperti nyaman dalam pelukan ayah/ibunya, memerlukan susu ibunya itu termasuk fitrah.
2. iya teh, itu termasuk fitrah belajar.
3. Mendidik dengan fitrah ini selaras dengan kurikulum IIP, di ikuti saja. untuk buku, bisa membaca buku karangan pak Harry Santosa Fitrah Based Education, atau follow facebook-nya, beliau sering menulis tentang pendidikan berbasis fitrah 
1⃣4⃣ Teh Rachmi
Saya mau bertanya
-bagaimana cara menggali fitrah potensi anak,yang terkadang kesalahan besar yang saya lakukan adalah Terbersit nanti kalo udah besar dede seperti ini dan seperti itu ya.
1⃣4⃣ Dear teh Rachmi, jika dididik sesuai fitrah, bakat dan potensi akan terlihat jelas. usia 0-7tahun anak dikenalkan dengan tour the talent sehingga kaya akan wawasan dan gagasan, usia 7-10 tahun, anak mulai diajak menyusun vision board, kita juga bisa melihat dari portofolio aktivitas sehari-harinya, (lebih lengkap ada di tabel framework gambar atas ya teh). tugas orang tua menemani, masa depan adalah miliknya, kadang kita khawatir masa anak cuma suka gambar ajaa, mau jadi apa nanti. sehingga yang perlu di ubah adalah mindset ortu juga.
di masa depan akan banyak pekerjaan yang kita tidak bisa prediksi bukan? seperti sekarang, orang dibayar untuk jalan-jalan dan upload foto instagram
1⃣5⃣ Teh Ema Bukit
Teh, mohon penjabaran lebih rinci mengenai berbagai fitrah anak. Hatur nuhun
1⃣5⃣ Dear teh Ema, bisa lihat jawaban sebelumnya ya. 
1⃣6⃣ Teh Farah
🙋🏻 mau tanya teh
1. yg plg susah adalah mengendalikan diri, gmn cara mengendalikan emosi saat bersama anak?
2. marah yg spt apa yg merusak fitrah anak?
3. terhadap anak laki2 saya 4th lebih tegas diharapkan dia menjadi anak yg kuat hhmmm tapi si anak koq mjd sdkt kasar thd org lain, apa sy yg terlalu tegas ke anak apa gmn? mohon solusinya
4 gmn cara mendidik anak perempuan biar anteng stay at home tapi berwawasan luas,soalnya liat pergaulan skg mengerikan
1⃣6⃣ 1. Dear teh Farah, untuk mengendalikan emosi saat bersama anak, saya pernah coba menuliskan apa saja yang membuat saya terpicu. sehingga saat kejadian itu ada di depan mata, saya mencoba "sadar" oke saya tidak terima anak saya berbuat ini, saya terima saya marah. tenangkan diri bisa menyepi sendiri di kaar, kalau pingin nangis, nangis aja sampai puas, kemudian tarik nafas dalam. saat tenang, baru berwudhu dan menghadapi anak.
2. marah yang destruktif, menggunakan kekerasan baik fisik maupun verbal
3. harus dibedakan tegas vs keras, karena berbeda. tegas ini berarti menggunakan komunikasi asertif dan firm love (bisa googling ya teh untuk 2 hal ini). sedangkan keras sebaliknya, berteriak, atau mengancam dan menggunakan komunikasi yang tidak produktif. karena anak pada akhirnyaa anak hanya meniru apa yang kita lakukan
4. menghadapi pergaulan anak sekarang bukan berarti anaknya di sterilkan dari lingkungan, tapi di beri imun. karena kita tidak selamanya ada untuk menjaga mereka. contoh memberi imun yaitu membangun prinsip dan nilai-nilai positif pada diri anak sehingga tidak mudah terpengaruh budaya negatif dari luar. Dengan sistem imunitas ini, anak dapat membedakan antara perilaku positif atau negatif yang diperankan teman sebayanya ketika bergaul di lingkungan masyarakat anak
1⃣7⃣ Teh Elly S
Ass
1.bagaimana tipsnya agar terhindar dr rasa emosi yg merusak fitrah anak, krn seringkali terpancing ingin marah meledak2 pdhl sadar betul anak titipin Allah.apakah ada kaitannya dgn iman
2.seringkali klo ortu lembek ato lembut anak2 mlh ngelunjak srasa di manja bagaimana memposisikan ortu ketika ada kesalahan2 anak
1⃣7⃣ Walaikumsalam, dear teh Elly 1. untuk tips emosi yang labil, harus ricek bagaimaa kita di asuh dulu oleh orangtua kita, biasanya kita mengulang pemgasuhan orang tua kita dulu. biasanya tanda kita punya luka pengasuhan, dan belum bisa memaafkan perlakuan mereka. tips lainnya sudah saya jawab di pertanyaan atas.
2. membentuk disiplin anak bukan keras dan lembek, tapi tegas pada aturan dan kesepakatan. ketika dilanggar, tidak perlu keras dan marah biarkan dia menrima resiko atas kesepakatan yg telah dibuat bersama. 
1⃣8⃣ Teh Nopi
1. Bagaimana agar konsisten dg program bersama anak yg udah kita buat? Biasanya selama sebulan saya membuat jadwal belajar dan bermain bersama anak, tp kenyataannya cm 50% bahkan kurang yg terlaksana.
2. Apabila kita sdh menemukan potensi unik anak, apakah hal-hal itu sj yg hrs terus digali? Atau kita kenalkan dg beragam aktivitas n wawasan yg lain? Anak sy perempuan 3y2m.
1⃣8⃣ Dear teh nopi, keren banget programnya. dulu saya pun begitu punya lesson plan buat anak. tapi dalam perjalanannya bagi saya meaningfull activity bukan sekedar berkegiatan craft, sains, dll..
tapi banyak hal bisa terjadi, mmbaca buku, mendengarkan ceritanya, merakit lego bersama, petak umpet,main kitik-kitik juga meaningfull activity.
malah saya akhirnya membiarkan tanpa jadwal khusus, menggali apa yg dia lagi suka. lihat saya masak penasaran garam, ayo kita eksplor garam,dll tapi sekarang krn kebutuhan anak, kami jadi bikin jadwal lagi.
jadi konsisten disini ga harus terpatok jadwalnya tapi membersamai anaknya.
2. usia 0-7th, kenalkan berbagai aktivias agar kaya wawasan dan gagasan
1⃣9⃣ Teh Evi Sofia
Bagaimana menyikapi ,jk d lingkungan qt trnyata banyak mlihat anak hebat itu a nak yg serba pintar(pintar baca,hitung atau yg terukur scra peringkat)mislnya orang terdekat sperti neneknya.misalnya dg pertanyaan sudah bisa baca belum?sudah hafal surat ini belum?
Kdg sy sendri kurang mrsa nyaman dan sy sdkt khawatr mmbuat perasaan anak jd kurang nyaman juga.dan spertinya saat sy coba bicara dg nenknya pun agak sdkt sensitif.nuhun
1⃣9⃣ Dear teh Evi, kita sulit mengubah persepsi orang lain, maka kuatkan aja persepsi sendiri. bahwa anak saya baik-baik saja dengan cara pendidikan saya yg belum bisa calistung.
kalau linkungan/neneknya merasa ini salah ya itu urusan mereka bukan kita. selama kita On Track, tetap fokus, tutup kuping dan pasang kacamata kuda semangaat teteeeh
☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Fitrah Illahiyah/Fitrah Iman : bahwa seorang anak lahir sdh membawa fitrah ini. Buktinya apa? Dahulu kala, sebelum kita lahir, kita telah membuat perjanjian dan bersaksi pada Sang Pencipta. Maka, dengan proses penumbuhan iman yang tepat, seorang anak akan dengan mudah cinta pada Rabbnya. Disinilah pentingnya menumbuhkan "cinta sebelum iman".
Fitrah Belajar : bahwa setiap manusia lahir adalah seorang pembelajar yang tangguh. Buktinya, tidak pernah ditemukan bayi yang belajar berjalan dan jatuh, lalu bayi tsb berhenti tidak mau belajar berdiri lagi. Maka, salah satu contoh menumbuhkan fitrah ini adalah dg "menemukan gaya belajar" anak.
Fitrah Bakat : bahwa setiap manusia lahir sepaket dengan bakat unik yang dititipkan bersamanya. Nantinya keunikannya itu akan menjadikannya memiliki peran spesifik di muka bumi.
Fitrah Perkembangan : bahwa setiap bayi sampai aqil baligh akan melewati tahap-tahap perkembangan yang harus diikuti. Dalam hal ini tidak berlaku kaidah lebih cepat lebih baik. Dan karena setiap individu itu unik, maka jangan pernah bandingkan perkembangan seorang anak dg anak orang lain. Bandingkanlah setiap perkembangan dlm hidupnya dengan dirinya sendiri di masa lalu.
Fitrah Seksualitas : bahwa sudah jelas manusia lahir dengan gendernya masing2. Maka, tumbuhkan fitrah ini dengan jelas pada anak agar tidak terjadi penyimpangan seksualitas. Jelaskan bahwa dia seorang laki atau perempuan. Contoh : anak perempuan akan memahami fitrahnya sebagai ibu dan anak laki akan memahami fitrahnya sebagai bapak/imam keluarga. Biasanya, untuk fitrah seksualitas, di saat usia anak 10-14 th, anak perempuan didekatkan ke ayahnya, dan anak laki ke ibunya. Agar kebutuhan psikis untuk dekat dengan lawan jenis terpenuhi di diri orangtuanya. Sehingga hal ini membuat anak tidak lagi ingin pacaran di usia remajanya.
Ada yg menarik pula, bagaimana kita menemani membersamai anak tanpa harus memaksa si anak sesuai keinginan kita. Tugas kita sesuai kehendak pencipta yg tersemat didiri anak. Apakah benih yg titipkan ke kita adalah benih mangga, atau benih cemara atau yang lain, maka benih diperlakukan sebagaimana mesti.
Yang harus diwaspadai, jika kita berharap bibit kaktus ternyata anak kita benih kecambah. Bs dibayangkan apa yg terjadi?
Jika kita memaksa si benih kecambah diletakkan ditanah berpasir..

Sumber: Notulensi
 korming 4 
MATRIKULASI IIP batch#3 BANDUNG 1

Tidak ada komentar:

Posting Komentar