Minggu, 26 November 2017

My Journey: Math Around Us day4

Minggu pagi ini kaka bersiap ikut kakung olah raga ke Sport Jabar. Sebelum kaka berangkat, saya menyodorkan camilan yang kaka beli kemarin sebagai bekal.

"Engga, ini buat bekal besok saja", kaka menolak.

Kaka memang selalu punya rencana dan perhitungan sendiri. Banyak ide yang kadang membuat saya terkejut. Seperti saat diajak berbelanja bekal perjalanan, ia membeli sekantung permen, sepanjang perjalan ia hanya memakan sedikit saja dan ternyata ia ingin berbagi dengan saudara dan teman bermainnya ditempat tujuan nanti. Berbeda dengan dede yang cenderung segera menghabiskan, kaka sifatnya justru sebaliknya: perhitungan...

Operator Eksavator

Berpisah dari kaka, dede justru bersemangat ikut saya dan uti berjalan kaki ke lapangan gasmin, sebuah lapangan olah raga kecil sekitar 1 km jaraknya dari rumah. Mungkin salah satu yang memyemangatinya adalah dua lembar uang lima ribuan dalam genggamannya.
Begitu tiba, ia segera mendekati penjual mainan.

"Nanti de", tegur saya.

Ia menurut, tapi langkahnya terhenti di depan tempat penyewaan mainan. Dulu, ia pernah melihat permainan sejenis namun saya menolaknya, karena antrean cukup banyak dan saya memperkirakan ia belum cukup mampu mengoperasikan mesin kendali. 

Kali ini, meski masih sedikit ragu saya tak punya alasan untuk melarangnya.
Selembar lima ribu berpindah tangan. Pak penjaga mainan menjelaskan dan mengajarinya bermain sebentar, kemudian saya menggantikannya.

Ada 2 alat untuk mengoperasikan permainan ini, untuk melakukan gerakan buka-tutup, naik-turun, atas-bawah dan kanan-kiri. Saya cukup membaca keterangan yang ditulis di pinggir alat, tapi untuk dede yang belum bisa membaca artinya ia harus menghafalkan prinsip kerja eksavator ini.

Hal yang membuat saya kagum, ia tak perlu menghabiskan waktu yang banyak untuk menguasainya. Tak sampai 5 menit, dan ia tak memerlukan bantuan lagi untuk memainkannya sendiri.

Bagi saya, banyak aspek matematika yang ia pelajari di sini sembari bermain. Selain menghafalkan cara mengoperasikan ia harus memperhitungkan dengan tepat agar dapat mengambil serutan gergaji dan meletakkannya dengan tepat agar tidak berjatuhan.

Puas bermain eksavator, ia mengajak saya melihat penjual mainan. Pilihannya jatuh pada mainan mobil yang dapat berubah menjadi robot, sayangnya uang nya tidak cukup.

"Ngga cukup, uang dede tinggal 5 ribu", saya menjelaskan.

Ia pun beralih melihat mainan lainnya, tapi sepertinya tak ada lagi yang membuatnya merasa tertarik.

Ia kembali menimang mobil-robot. Rasa iba membuat saya memberikan penawaran.

"Kalau dede mau, artinya hari Senin dede ngga boleh minta jajan ya?".


Ia mengangguk cepat, senyum mengembang bersemangat untuk kembali berjalan pulang. Selanjutnya perlu konsistensi saya jika ia merengek minta jajan esok 😅.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar