Kamis, 01 Juni 2017

My Journey: Menaklukkan Hambatan Komunikasi #1

Games: Komunikasi Produktif day 1


Bismillah,
Pagi ini saya niatkan untuk memecah kebuntuan kemarin. Saya memutuskan untuk berfokus pada poin mengendalikan emosi pada bagian komunikasi produktif pada anak, dan poin intensity of eye contact pada bagian komunikasi produktif pada pasangan.

Alhamdulillah, Kaka dan dede hari ini tak terlalu sukar diajak bangun sahur.

Tak sampai lima menit kemudian, tangisan mulai terdengar saat kaka meminta reward puasa untuk dijadikan makanan sahur. Saya bertahan, dan berusaha menjelaskan bahwa reward didapatkan jika kaka sudah mau berusaha untuk berpuasa.  Saya tahu konflik ini akan berlangsung agak lama seperti hari sebelumnya, saat kaka meminta padahal ia tidak ikut berpuasa.

Emosi saya mulai naik, saat mendengar kaka terus menangis dan nyaris berteriak di pagi ini.

Saya tahu, tak bisa lari sejenak masuk kamar atau apapun itu, yang bisa saya lakukan hanya menarik nafas dalam, berusaha tersenyum, tak menaikkan intonasi bicara saya sembari beraktivitas mempersiapkan sahur.

Kaka terus merengek nyaris setengah jam lamanya. Saya mencoba memberi tahu bahwa saya memahami perasaannya.

"Kaka suka ya, iya, nanti kaka dapat kalau sudah saatnya berbuka".

Saya berusaha meyakinkan kaka, tangisan dan rengekannya takkan memengaruhi keputusan saya.

Lima belas menit menjelang adzan, kaka berhenti merengek, dan mulai memakan sahurnya. Tak lagi kaka merengek meminta yang sejak tadi ia ributkan, alhamdulillah.


Curhat ala diary

Petualangan menaklukkan games hari ini, membuat saya menemukan beberapa hal, yakni:

Saat saya memutuskan fokus menahan emosi dan menulis tentangnya, justru dalam dua hari kaka dan dede bersikap tidak tenang, seolah siap menguji apa yang tengah saya tulis, ini menarik bagi saya.

Saat berkomunikasi bersama suami, saya mendapatkan fakta bahwa ia cenderung tidak menatap lawan bicaranya, ketika berbicara atau bercerita  panjang, menurutnya itu adalah proses yang dilakukannya sembari memikirkan apa yang harus diucapkan. Meski begitu, saya tetap melakukan intensity of eye contact ketika berkomunikasi dengannya.

Sedangkan perubahan yang saya coba lakukan adalah, saat marah, setelah berusaha menenangkan diri, saya mencoba melambatkan bicara dan menahan diri untuk tak menggunakan intonasi tinggi, bicara sambil duduk.

Akhirnya, tiba waktu assessment menjelang tidur. Saya meminta anak-anak dan suami untuk mereview hari, bagaimana saya ketika tengah marah di hari ini. Dan alhamdulillah, hari ini mereka bertiga kompak memberikan emot 😊.
Rasanya? Tentu sangat bersyukur, meski awalnya tak yakin dapat 3 emot 😊, semoga saya dapat menaklukkan tantangan berikutnya, aamiin.




#level1
#day1
#tantangan10 hari
#komunikasiproduktif
#kuliahbunsayiip 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar