Kamis, 17 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Resume Presentasi Kelompok 1
Rabu, 16 Mei 2018
Judul: Fitrah Seksualitas Anak
Penyaji: Team Lemari Ibu Petualang
Leti Nuraini, Maya Dewi, Prita Annisa

Materi
Paparan dimulai dengan memberikan penjelasan definisi fitrah dengan merujuk pada Al Qur’an Surat Ar Rum ayat 30.

“Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Islam); (sesuai) fitrah Allah disebabkan Dia telah menciptakan manusia menurut (fitrah) itu. Tidak ada perubahan pada penciptaan Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui"

Dilanjutkan dengan penjelasan definisi fitrah seksualitas. Fitrah seksualitas adalah bagaimana seseorang berpikir, merasa dan bersikap sesuai dengan fitrahnya sebagai lelaki sejati atau sebagai perempuan sejati.

Selanjutnya adalah penjelasan prinsip fitrah seksualitas, yang mencakup:
1. Fitrah Seksualitas memerlukan kehadiran, kedekatan, kelekatan Ayah dan Ibu secara utuh dan seimbang sejak anak lahir sampai usia aqilbaligh (15 tahun)
2. Ayah berperan memberikan Suplai Maskulinitas dan Ibu berperan memberikan Suplai Femininitas secara seimbang. Anak lelaki memerlukan 75% suplai maskulinitas dan 25% suplai feminitas. Anak perempuan memerlukan suplai femininitas 75% dan suplai maskulinitas 25%.
3. Mendidik Fitrah seksualitas sehingga tumbuh indah paripurna akan berujung kepada tercapainya Peran Keayahan Sejati bagi anak lelaki dan Peran Keibuan sejati bagi anak perempuan. Buahnya berupa adab mulia kepada pasangan dan anak keturunan.

Tujuan Pendidikan Fitrah Seksualitas, yaitu:
1. Membuat anak mengerti tentang identitas seksualnya. 
2. Mengenali peran seksualitas yang ada pada dirinya. Seperti cara berbicara, cara berpakaian atau merasa, berpikir dan bertindak.
3. Mengajarkan anak untuk melindungi dirinya dari kejahatan seksual.

Cara membangkitkan fitrah seksualitas menurut tahapan usia:

Tahap Usia 0-2 tahun
Anak lelaki maupun anak perempuan lebih didekatkan kepada Ibu karena masa menyusui. Menyusui adalah tahap awal penguatan semua konsepsi fitrah termasuk fitrah keimanan dan fitrah seksualitas.


Tahap Usia 3-6 tahun
Ini adalah Tahap Penguatan Konsepsi Gender dengan Imaji imaji positif tentang gendernya masing masing. Anak lelaki maupun anak perempuan harus didekatkan kepada Ayahnya dan kepada Ibunya. Ayah dan Ibu harus hadir pada fase ini. Indikator tumbuhnya fitrah seksualitas di tahap ini adalah anak dengan jelas dan bangga menyebut gendernya di usia 3 tahun.


Tahap Usia 7-10 tahun
Ini tahap Penyadaran Potensi Gender dengan beragam aktifitas yang relevan dengan gendernya. Anak lelaki yang telah ajeg konsep kelelakiannya pada usia 0-6 tahun, maka kini disadarkan potensi kelelakiannya langsung dari Ayah. Anak lelaki lebih didekatkan ke Ayah. Ayah mengajak anak lelakinya pada peran dan aktifitas kelelakian pada kehidupan dan sosialnya, termasuk menjelaskan mimpi basah, fungsi sperma dan mandi wajib. Begitupula anak perempuan lebih didekatkan ke Ibu untuk disadarkan peran keperempuanannya dalam kehidupan sosialnya. Indikator di tahap ini adalah anak lelaki kagum dan ingin seperti ayahnya, anak perempuan kagum dan ingin seperti ibunya.


Tahap 11-14 tahun
Ini tahap Pengujian Eksistensi melalui ujian dalam kehidupan nyata. Anak lelaki yang telah sadar potensi kelelakiannya kini harus diuji dengan memahami mendalam lawan jenisnya langsung dari ibunya. Maka anak lelaki di tahap ini lebih didekatkan kepada ibunya agar memahami cara pandang perempuan dari kacamata perempuan (dalam hal ini ibunya). Anak perempuan juga sebaliknya, lebih didekatkan ke ayahnya agar memahami mendalam bagaimana cara pandang lelaki dari kacamata lelaki (dalam hal ini ayahnya). Indikator di tahap ini adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ayah bagi anak lelaki. Bagi anak perempuan adalah persiapan dan keinginan bertanggungjawab menjadi ibu.


Tahap > 15 tahun
Ini tahap penyempurnaan fitrah seksualitas sehingga menjadi peran keayahbundaan. Ini adalah masa AqilBaligh atau anak bukan lagi anak anak, tetapi mitra bagi orangtuanya. Secara syariah mereka telah Mukalaf atau mampu memikul beban syariah, termasuk kemampuan untuk menikah atau menjadi ayah sejati atau menjadi ibu sejati. Semua ulama sepakat bahwa anak pada tahap ini sudah tidak wajib lagi dinafkahi, jikapun masih dinafkahi itu karena statusnya fakir miskin. Maka kewajiban orangtualah untuk mengantarkan anak anak mereka untuk aqilbaligh sempurna dan mencapai peran peradaban bukan hanya dalam profesi namun juga untuk berperan menjadi ayah sejati dan ibu sejati.

Beberapa contoh tantangan terkait gender:
- Anak perempuan bersikap tomboi
- Anak usia 8 tahun mengaku sudah punya pacar
- Menghadapi pubertas pada masa remaja
- Perbedaan perlakuan antara anak laki-laki dan perempuan

Problem Perilaku Seksualitas
- Penyimpangan seksual
- Lemahnya moralitas pada remaja dan pemuda

Solusi Menghindari Masalah Seksualitas
1. Membekali pendidikan seks dan fiqih pada anak
2. Memberi batasan mengendalikan pandangan dan menutup aurat
3. Meminta izin
Fase 1
yaitu Islam mentoleransi anak yang belum dewasa, memasuki kamar orang lain, terutama kamar kedua orangtuanya, kecuali pada 3 waktu, yaitu sebelum sholat subuh, ketika melepas lelah pada siang hari, dan setelah shalat Isya. Ketiga waktu ini adalah aurat sehingga siapapun, bahkan anak-anak yang belum balig, tidak dibenarkan memasuki kamar orang lain ada waktu-waktu tersebut.
Fase 2
yaitu setelah anak berusia dewasa dan permulaan fase taklif. Dalam hal ini, meminta izin yang mencakup seluruh waktu.
4. Pemisahan tempat tidur anak
5. Tempat tinggal yang layak
6. Membatasi dan mengawasi penggunaan gadget pada anak
7. Pengenalan dengan media edukasi.

Ada beberapa media edukasi atau alat peraga untuk mengenalkan fitrah seksualitas pada anak, diantaranya dengan:
1. Mengenalkan organ tubuh dan perbedaan alat kelamin laki laki dan perempuan dengan media boneka atau poster
2. Mengenali ciri ciri laki laki dan perempuan dalam segi penampilan dengan media gambar
3. ‎Mengenalkan video video edukatif untuk mencegah bahaya seksualitas,seperti link video berikut :

Sesi Tanya Jawab
1. Teh Neneng
Pertanyaan: Bagaimana menyikapi orang dewasa yang sudah terlanjur menyimpang dari fitrahn seksualitasnya?
Jawaban:
Jika sudah mengalami penyimpangan seksual, ada beberapa hal yang perlu digali dulu inti masalahnya, salah satunya:
1. pola asuh --> bagaimana kedekatan ortu dan anak pada usia di bawah 7 tahun.
2. Bisa dilakukan terapi behaviour dan konseling keluarga, terapi dan koseling ini bisa dilakukan bersama ahli, misalnya bersama psikolog.
3. Kerjasama dari berbagai pihak, yaitu keluarga, lingkungan dan ahli untuk meluruskan penyimpangan ini
4. Inti masalahnya bukan hanya dari pola asuh, tapi apakah ada traumatik masa kecil? jika ada, obati dulu trauma nya.

2. Teh Peppy
Pertanyaan: Terkait media edukasi, saya terpikir untuk menggunakan kegiatan berkisah dan read aloud sebagai salah satu media. Nah, saat saya searching judul buku cerita yang menunjang saya menemukan sebuah buku yang katanya children book yang berjudul "Mommy Laid an Egg" dimana di dalamnya terdapat ilustrasi tokoh ayah & ibunya sedang melakukan hubungan intim.
Bagaimana tanggapan teteh2 mengenai buku ini?
https://youtu.be/EmiYsh3CkMk
Ini merupakan video read aloud bukunya.
Jawaban: Menurut pendapat kelompok kami, ilmu tentang seks sangat penting dan harus disampaikan kepada anak2 kita sesuai dengan tingkatan umurnya. Pada usia 2-7 tahun,anak harus mengerti mengenai tubuhnya,jenis kelaminnya dan perbedaan alat kelamin laki laki dan perempuan juga fiqih mengenai bersuci. Setelah usia 7-10 tahun ke atas, anak boleh di ajarkan mengenai sperma,mandi basah dan mandi wajib..
Pada link youtube yang di share, kami sempat melihat..pelajaran seks education spt itu cocok untuk diajarkan anak di atas 10 tahun karna ada beberapa anak yang sudah menjalani masa pubertas sehingga sangat penting pendidikan seksualitas seperti itu diajarkan sehingga mereka tidak terjerumus dlm pergaulan bebas. Namun tentu saja harus dengan pembekalan ilmu agama juga sehingga mengerti mana yang haram mana yang halal

3. Teh Lisna
Pertanyaan:  Bagaimana pandangan dari Lemari Ibu Petualang mengenai maraknyanya LGBT dan transgender jika dikaitkan dengan materi yang telah disampaikan ?
Jawaban: Kemungkinan, penyimpangan seksual tersebut terjadi karena pendekatan yang kurang maksimal di setiap tahapan usia, yang membuat anak bingung dengan gendernya.
Kita pun pernah mendengar istilah fatherless generation, dimana sebuah keluarga hidup tanpa ayah. Dan tanpa ayah disini bukan fisik, melainkan jiwa. Sehingga anak mencari sosok ayah di tempat yang lain, yang seringkali tidak tepat

4. Teh Ninik
Pertanyaan: Berhubungan dengan yg ke 5 ini teh... (Tempat tinggal yang layak..) gimana solusinya bagi keluarga yang ekonomi nya agak kurang dan mereka ngontrak hanya 1 kamar?
Jawaban: Sy bantu jawab teh. Jika kondisi rumah yg seperti ini, ortu bisa membuat sekat2 pada rumah tersebut, agar tetap ada pemisahan tempat tdr teh.
Tanggapan: Terimakasih teh jawabnya... semoga bisa membantu ibu yg curhat sama saya.. memungkinkan nggak dikamarnya dibuat skat2🙏�❤

5. Teh Juli
Pertanyaan: Apakah fitrah seksualitas tetap bisa di bangkitkan pada anak2 yang berada di panti asuhan atau yang boarding school, odan apakah ada perbedaan fitrah seksualitas yg tumbuh karena kedekatan dengan orangtua dan yang tumbuh selain dengan orangtua
Jawaban: (belum terjawab)

Penutup
Memaksimalkan diri untuk mendidik anak adalah satu-satunya yang bisa kita lakukan.
Kita tidak bisa memungkiri adanya hal tidak baik diluar sana, kita tak bisa cegah hal itu terjadi. Tapi, kita BISA memberikan imun untuk anak kita, agar kuat menghadapi dunia. ♥





Tidak ada komentar:

Posting Komentar