Sabtu, 26 Mei 2018

Membangkitkan Fitrah Seksualitas Anak

Resume ketika saya mengikuti kulwap gerbang aqil baligh kedua, hampir setahun yang lalu.

RESUME KULIAH WHATSAPP
GERBANG AQIL BALIGH KEDUA (FASE 10-14 TAHUN)
Kamis, 8 Juni 2017
Pemateri: Sri haryati, M.Ag

MATERI

PRA AQIL BALIGH KEDUA Fase 10 - 14 tahun
Fase tadribat (latihan level 2), anak mulai mentrasfer value yang didapatkan di rumah dan membandingkannya dengan lingkungan.

Fitrah emosi sudah sampai tahap menunda pemuasan diri, berempati,  anak juga sudah mulai mengembangkan dunia pergaulannya lebih luas.

Fokus pengasuhan pada fase ini adalah melatih anak yang ber AKHLAK MULIA.

Dengan posisinya sudah masuk fase menjelang taklif, persiapan menjadi hamba Allah dengan komitmen diri dan siap mengikuti syariat Allah.

Ketika anak sudah sampai pada fase ini, maka orang tua sudah menyiapkan anak untuk menjadi mukallaf, yaitu:

1. Memahami fitrah fisik dan fitrah seksualnya: bersiap dengan peran fisik, menjaga fisik, memahami perubahan dirinya, karena di fase ini hormon akan membanjiri dirinya, mendorongnya untuk bertumbuh (perubahan fisik: tumbuh fubis, suara, payudara, haid, mimpi basah).

Ayah dan bunda sudah harus menceritakan proses ini, dan melakukan dialog yang intens, lanjutkan dengan memahamkan kewajiban menutup aurat, mengenal mandi bersih, menjaga suara, perilaku, menjaga diri

"Dan bila anak-anakmu telah sampai hulm (ihtilam) maka hendaklah mereka meminta ijin seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin” An Nuur (24) : 59.

"Katakanlah kepada laki-laki yang beriman agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu lebih suci bagi mereka. Sungguh Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat" QS. An Nuur (24): 30.

2. Fitrah emosi, anak mulai mengenal dorongan mengenal lawan jenis. Jika limpahan cinta, kepercayaan dari ayah ibu terbangun, maka mudah membangun diskusi, curhat terkait ketertarikan dengan lawan jenis.

3. Fitrah sosial, sang aqil baligh semakin luas pergaulannya. Selalu bangun bonding agar anak terbuka mengenai pergaulannya di luar dan mudah untuk ayah ibu mengingatkan rambu2 terkait pergaulannya sehari2, agar anak bukan terwarnai oleh pergaulan, namun dapat mewarnai pergaulan dengan value positif. 
Berikan tantangan untuk membangun kemampuan sosial lintas usia.

4.    Fitrah spiritual, bangkitkan girroh ibadah dengan memberinya pemahaman terkait poin sami’na wa ato’na

5.    Fitrah intelektual, tugas2 harian, tugas2 kognitif untuk mengolah logika analisa, menulis, membaca bacaan bergizi terkait manajemen diri, sejarah, biografi, kisah2 islam dan dituangkan dalam diskusi serta resensi

Sumber bacaan:
Sarlito w. Sarwono. Seksualitas dan fertilitas remaja.
Dr. Amir zuhdi. Neurosains for parenting.
artikel
Abdullah nasih ulwan. Pendidikan seks dalam Islam.

Sesi Tanya Jawab
Pertanyaan
1. Rasmi_Bandung
Putra saya pra baligh (laki-laki usia 12 thn) Pernah meminta ijin untuk "nakal" di sekolah.
Ternyata pengertian nakal itu adalah
1. Datang terlambat
2. Tidak mengikuti pelajaran (kabur saat belajar)
3. Sering protes guru
4. Mengajak teman laki2 sekelas utk kompak bolos & meledek seseorang
5. Membuat alat permainan di kelas bila bosan
Sehingga dia dikenal sebagai salah satu _trouble maker_ Alhamdulillah berkat koordinasi yang intens dengan pihak sekolah permasalahan yang ada dapat segera diselesaikan.
Pertanyaan saya :
1. Di usia tsb sebaiknya tantangan juga reward apa yang bisa diberikan sehingga anak terpacu untuk lebih positif?
2. Diskusi materi apa sebagai penghantaran menuju Aqil Baligh dan landasan ayatnya apa.?
Di sekolahnya yang fullday juga sudah dibahas namun akan berbeda dengan cara orang tua ya...
Jazakillah sebelumnya...Wassalam.
Jawaban:
1. Kenali karakter anaknya bu, pada anak yang tampak _rebelious_ (pemberontak) sesungguhnya banyak kelebihan: 
1. kekuatan memegang prinsip
2. kecakapan dalam menganalisa
3. leadership yang lebih all out
4. dominan. 
Peran ortu adalah memberinya lebih banyak ruang diskusi, pertemukan dengan komunitas yang mendorongnya untuk mandiri, belajar mengenali dirinya, kekuatannya, kekurangannya, sehingga dia menemukan tracknya.
Anak seperti ini menyimpan banyak potensi, sekedar _punishment_ dan _reward_ buatnya tidak menanantang.  Tantangannya adalah berikan dia kesempatan, tanggungjawab yang menempatkannya untuk menjadi *leader* dan menantang dirinya untuk bersabar dengan proses.
Sepertinya anak ibu kecerdasan emosi, sosial, spiritualnya cukup tinggi
2. Beberapa ayat sudah saya sebutkan di materi bu, an-Nuur ayat 30 dan 59, al-Ma'idah ayat 6.
Hadits
Dari Ali bin Abi Thalib radliyallaahu ‘anhu ia berkata, 
”Aku hafal perkataan dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam : Tidak dinamakan yatim bila telah _ihtilam_ dan tidak boleh diam seharian hingga malam” (HR. Abu Dawud).
Dari Ali juga dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam :
”Diangkat pena tidak dikenakan kewajiban pada tiga orang : orang yang tidur hingga bangun, anak kecil hingga ihtilam, dan orang gila hingga berakal” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi).
Jika anak gadis telah mencapai umur 9 tahun, maka ia termasuk perempuan (memasuki umur baligh). (H.R. Tirmidzi)
Diskusi dari ortu adalah pengalaman ortu ketika menghadapi fase ini, ceritakan pada anak bagaimana pengalaman ayah ibu. Kalau di club akil baligh yang saya kawal, saya buat quesioner yang diajukan oleh anak pada ortu termasuk kesediaan ortu mendampingi anak melalui fase ini

Pertanyaan 
2. Amel_cilame
Tetangga saya punya 3 anak.laki2 17th, perempuan 12th, laki2 5th.
1. bagaimana agar anak2 bisa akur dirumah. mereka sering meributkan hal yang sepele. dan pertengkaran sering sekali terjadi.
2. bagaimana agar anak2 tanggung jawab dengan dirinya sendiri.. tanggung jawab belajar,shalat,dll
Jawaban:
Sybling rivalry adalah fitrah interaksi sosial antar sodara, tapi tetap ada kerangka yang berlaku, pastikan ayah ibu tidak memperlakukan setiap anak-anak dengan berbeda, atau tidak adil, biasanya hal ini dimulai dari ketidakadilan ortu menyikapi anak-anak, lalu berlakukan sesi khusus anak2 diajak berdiskusi, berdialog tentang perasaan, pikiran anak2 sehingga ortu tahu bagaimana menyatukan anak2
2. Tanggung jawab adalah sikap mental yang dibangun diatas komunikasi untuk membangkitkan kesadaran diri, dilakukan berulang-ulang sehingga menjadi pembiasaan dan menjadi kebutuhan, beri juga anak kesempatan untuk melakukan kesalahan dan memahami konsekwensinya, ortu harus bisa menahan diri dari terus2 mengingatkannya, pilihlah metode feedback dalam merefleksi perilaku anak2

Pertanyaan 
3. Ana_Klaten
Saya pernah baca untuk usia 8-14, dalam Islam anak anak diperlakukan ibarat tawanan perang. Itu maksudnya bagaimana? Lalu bagaimana membuat bonding dengan mereka di usia tersebut?
Jawaban:
Tawanan dalam pemahaman dan aplikasi itu memiliki struktur yang jelas, berada dalam pengawasan artinya:
- anak dalam pengawasan ortu
- diperlakukan dengan hormat dan 
- diberikan hak2nya tapi tidak berlebihan
Hal ini akan berlaku jika periode sebelumnya sebagai raja dimasa sebelum 7 tahun anak diberikan hak2 istimewa sebagai anak.
JIKA TIDAK mendapatkan hak istimewa maka akan ada hutang emosi, sosial, fisik. 
Bila ini sudah terpenuhi maka muncul rasa percaya diri, keberanian yang didasarkan pada keyakinan dan kemandirian. 
Bonding di usia tersebut, ortu lebih terbuka, dengarkan mereka, buat kesepakatan aturan di rumah, aturan tidak hanya berlaku buat anak  juga buat ortu, bangunlah *komunikasi konstruktif* bukan komunikasi destruktif

Pertanyaan 
4. Yuni Hastuti_Temanggung
saya adalah guru, belum menjadi orang tua, tapi saya ingin belajar mengenai mendidik anak2 sesuai fitrahnya, pertanyaan saya..
Bagaimana saya mendidik anak2 murid saya yang usia pre aqil baligh (11-14 th) dalam perkembangan fitrah seksualnya (seperti menyukai lawan jenis) supaya tidak terlalu jauh dalam berhubungan dengan lawan jenisnya yang bukan mahramnya?
Anak2 murid saya ini tinggal dlm pondok, apa yg bisa saya lakukan sebagai guru untuk mereka agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai fitrahnya? Karena aktivitasnya yg padat, seperti mereka malah jadi malas dan hanya sebagai pengikut jadwal kegiatan, bukan sesuatu yg mereka ingin lakukan terus setiap saat.
Terimakasih ๐Ÿ˜Š
Jawaban:
Buat kelas khusus aqil baligh mba, 
๐Ÿ”ธ kumpulkan materi2 terkait pengembangan diri
๐Ÿ”ธ menjaga perilaku
๐Ÿ”ธ menjaga diri
๐Ÿ”ธ kenalkan pada ayat *wa laa takrobu zina* 
๐Ÿ”ธ materi manajemen diri
๐Ÿ”ธ buat dialog2 tentang dunia mereka, apa yang mereka lihat, dengar, rasakan
๐Ÿ”ธ adakan sesi khusus tentang kesempatan untuk mereka bertanya, di kelas ini terkadang pertanyaan anak2 menohok sekali seperti ```kenapa orang dewasa nyuruh kita ikut peraturan tp mereka melanggar?```
```Kenapa orang dewasa merokok padahal tahu rokok itu berbahaya``` Pertanyaan mereka justru merupakan kebingungan dengan dunia orang dewasa.
Salah satu kekurangan sistem pendidikan kita adalah ritual yang padat sehingga membuat mereka tidak sempat mengenal diri mereka, seharusnya pesantren2 membuat materi pengembangan diri juga, yang dimulai dari materi mengenali diri sendiri man arofa nafsahu faqod arofa robbahu  saya juga dulu di pesantren waktu SMA, jadi kurang lebih tahu hecticnya aktivitas pesantren, ada banyak manfaat yang saya rasakan, namun menyentuh hati anak2 ini lebih sulit karena mereka masih butuh ortu✅

Pertanyaan
5. Riska_Arcamanik
Apa yang harus dilakukan apabila anak sudah mengetahui hubungan suami istri baik dari cerita temannya atau dari media lalu memperagakan hal-hal yang tidak pantas sebagai bahan candaan pada teman-temannya
Jawaban:
Ajak dialog 4 mata bu, gali apa saja yang sudah dia ketahui, jadilah pendengar dulu, anak tahu itu tidak baik, tapi melakukannya bisa jadi karena ingin menjadi pusat perhatian teman2nya, karena pada dasarnya sifat manusia menyukai hal yg aneh. Tanya perasaannya, tanya pendapatnya, biarkan dulu dia yang mengambil kesimpulan bahwa itu bukan cara yang baik, lalu berikan pendapat ibu dan perasaan ibu ketika mendengar hal seperti itu, sampaikan rasa tidak nyaman ibu bahwa itu bukan candaan yang baik, jika sampai disini cukup tidak perlu dibawa ke ahli, karena ibu lah terapis terbaik, lalu berikan dia kegiatan beragam, agar bertemu banyak orang dan kaya pengalaman✅

Pertanyaan:
6. Mira_Cimahi
Anak saya (13) tergolong anak yang relatif terbuka sering berdialog dengan ortu terutama saya ibunya. Suatu ketika dia ngobrol tentag salah satu temannya yang dia bilang suka buka2 contents pornografi di gadget nya. Saya berusaha tidak kaget tidak juga mencela. Tapi semaximal mungkin memberikan komunikasi yang produktif sebisa saya.
Walau saya pun khawatir tingkat tinggi. 
Bagaimana cara saya mencegah hal yang saya khawatirkan terjadi pada anak saya?
Jawaban 
Terus ajak komunikasi, sampaikan harapan ibu, bantu dia memahami mana yang baik dan yang tidak. 
Bekerja sama dengan pihak sekolah agar membuat kelas pengayaan aqil baligh, konseling bagi anak yang sudah terpapar hal ini, akan lebih baik lagi jika bisa berkomunikasi dengan ortunya.
Perkuat do'a dan keyakinan pada Allah SWT yakinlah Allah maha penjaga terbaik, karena kita tidak bisa terus2an menjaga anak kita✅

Pertanyaan:
7. Aira_Kalbar
Bagaimana menyikapi pertumbuhan anak lelaki yang lingkungan tinggal nya lebih banyak anak perempuan. Dengan maraknya fenomena LGBT saat ini??
Syukron umm
Jawaban:
Yang terpenting peran ayah dan ibu jelas di rumah, keteladanan sifat2 maskulin dari ayah jelas.
Berikan juga penjelasan pada anak bahwa dia laki2 dan akan belajar memimpin keluarga, berikan dia peran2 sesuai dengan fitrah seksualnya, beri tanggung jawab, kepemimpinan, ketangguhan, kegigihan✅

Pertanyaan:
8. Lia_bogor. 
Jika usia 6 tahun lebih (belum 7 tahun)  masih belum mau puasa, bolehkah? atau kapan tepatnya anak harus ikut puasa? Jazaakillaah
Jawaban: 
Pada anak usia ini bisa diberikan sistem point reward bu, kembangkan pendampingan konstruktif yaitu memberikan reward pada perilaku dan pencapaian baiknya, diskusikan tentang shaum bagi muslim, dan anak juga berikan pengertian bahwa dia akan berlatih shaum, hari2 pertama beri kelonggaran untuk shaum sampai jam tertentu, nanti ditingkatkan dan diberikan reward yang sederhana dan menyenangkan hingga suatu saat anak shaum atas kesadaran dirinya (terutama ketika anak sudah sampai usia terkena syari'ah)
Tanggapan
Sebelumnya ada beberapa istilah yang mungkin untuk beberapa orang masih cukup asing, seperti taklif, mukallaf, hulm (ihtilam)
Bisa tolong dijelaskan sedikit teh?
Jawaban:
Taklif itu dari kata kallafa yukallifu atau yang dibebani (menerima konsekuensi)
Menurut Syekh Muhammad Nawawi artinya Artinya, hukum-hukum syara' yang ditetapkan itu ialah mengenai perbuatan manusia (mukallaf).  Hukum-hukum syara' yang mengatur dan mengenai perbuatan manusia itu mempunyai kekuatan mengatur dan "memaksa" melalui taklif. Sedangkan yang dimaksud taklif ุชูƒู„ูŠู)) ialah, penetapan beban atas penerima titah (al-Mukhatthab). Dalam arti lain, taklif ialah tuntutan yang mengandung pembebanan dan keperberatan   ู…ุดู‚ุฉ )   
Ihtilam itu mimpi basah
Tanggapan
Kemudian untuk fase tajribat ini teh, ini bukan tadribat ya? Apakah sama atau beda?
Mohon penjelasannya teh, nuhun
Jawaban:
Oh iya maaf teh, itu saya keliru menulis harusnya tadribat : latihan๐Ÿ˜Š

Pertanyaan
9. Momy Aulia_Pandeglang
Suka bingung gimana ngasih pengertian kepada anak (6th, perempuan) kalau dia sebenarnya sudah besar dan ada bagian 2 tubuhnya yang mesti ditutup dan orang lain tidak boleh menyentuhnya dan bagaimana menjelaskan ke anak bahwa Allah itu ada tapi tidak berwujud soalya dia suka bertanya,bu Allah itu dimana??
Terimakasih
Jawaban:
Untuk anak perempuan usia 6 tahun ajaklah berdialog sejajar dengan tubuhnya, atau bunda pangku diatas bunda dan ajak ngobrol, "naak, kaka itu sudah Allah ciptakan sebagai anak perempuan yang mulia, dan ada bagian2 tubuh yang harus ditutupi seperti dada sehingga bajunya menutupi dada dan bahu, bagian bawah menutupi hingga ke kaki, berikan pengertian, meskipun demikian, usia 6 thn anak2 diperkenalkan pada hijab bukan dipaksakan, bantu juga dengan video sentuhan boleh dan tidak boleh, atau role play dengan bonekanya

Pertanyaan:
10. Evi_Bandung
Emosi normal itu bagaimana? dan apa saja yang mendominasi anak perempuan di tahun pertama haid? Apakah sifat sensitif, lelet, tidur terus itu wajar?..
Atau pengaruh pola asuh sebelumnya ya?
Bagaimana menyikapinya agar tidak sering konflik, salah bahasa dikit manyun ๐Ÿ˜š?
Jawaban: 
Emosi itu fitrah dasar manusia, emosi dasar yaitu sedih, senang, marah, takut, jijik, emosi harus dilatih diungkapkan sejak usia dibawah 7 tahun agar diatas 7 tahun anak sudah dpt mengelola dengan baik.
Pada anak yang masuk fase haid/mimpi basah akan terjadi pembanjiran hormon yang menyebabkan perubahan sikus harian, lebih banyak tidur, lebih banyak makan, lebih banyak diam, mood swing, hal itu memang terjadi di fase ini, sesungguhnya anak juga bingung dengan perubahan dirinya, jadi jangan ditambah dengan kebingungan dari ortu melihat perubahannya, lagi2 komunikasi (mendengarkan, memahami, mengerti akan membantu anak menemukam lagi keseimbangan dirinya)
Tanggapan
Nah pertanyaan diatas ini sebenarnya ditanyakan sama kakaknya teh, si kakak ini baru tinggal dengan adiknya yang usianya 14 tahun. Jadi pola asuh si adik selama ini oleh ortunya ngga terlalu paham juga si kakaknya. Gimana nih teh?
Jawaban:
Oke baik, kalo boleh tau apa latar belakang sehingga adik berpindah pengasuhan? (Boleh japri ya teh) anak di fase ini sedang rentan menjalin kepercayaan diri, apalagi ketika adanya perubahan pengasuhan, penolakannya akan tinggi sekali, kita belum bisa menerapkan konsekuensi pada adik, karena kaka jg masih harus membangun dulu kepercayaannya, banyak2 ngobrol, ngajak cerita, atau kaka terus aja ngacapruk (hehe bahasanya) cerita, tanyakan perasaannya.

Pertanyaan:
11. Nissa a_Bandung
Teh anak saya mau masuk usia 10 tahun, saya sadar bonding antara saya dan anak saya sangat kurang pada saat seharusnya bonding di bangun..
Pertanyaannya
Bagaimana membangun kembali, agar tidak ada sesuatu yang hilang pada diri anak saya..
Ketika anak masuk pesantren, apa saja yang harus dilakukan orang tua.. saat mereka di pesantren agar tidak merasa di buang, dan agar bonding antara orangtuanya tetap terasa oleh anak anak.
Syukron
Jawaban 
Membangun lagi bonding pernah saya jawab di diskusi pekan lalu saya tambahkan lagi ya bunda, banyak hal dalam pengasuhan yang terkadang berceceran. Setiap anak akan kembali pada ayah bundanya, setiap pengasuhan akan menuai hasilnya, jika terlanjur tercecer, kembalilah ayah bunda pada visi misi mengasuh anak, bersihkan lg diri, luruskan niat, turunkan harapan yang terlalu banyak, mohon ampunlah pada Allah, mohon bimbingannya, lalu meminta maaflah pada anak, sebutkan apa yang membuat ibu harus belajar, momen2 yg mengiris hatinya, bangun lg kepercayaannya, yakinkan dia bahwa ibu ingin memperbaiki komunikasi, ibu akan lebih banyak mendengarkan, memeluk, menyayangi, meminta maaflah sesering mungkin, ungkapkan rasa sayang, bangga, dan percaya.
Fase berikutnya ketika ibu berusaha ajak jg anak untuk berusaha "maafkan ibu karena ibu harus banyak belajar, ayo kaka kita sama2 berusaha memperbaiki hubungan lagi"
2.  Masuk ke pesantren usia brp? Ada baiknya usia aqil baligh (SMU) masuk ke pesantren baiknya berdasarkan kesepakatan bersama, baik buruknya, manfaat mudharatnya, dan yakinkan anak bahwa ayah ibu melakukannya karena sayang dan ibu butuh mitra untuk bekerja sama mengajarkan hal yang tidak ayah ibu kuasai, terus kuatkan, setiap kali ibu kunjungan dengarkan keluhannya, ada kemungkinan fase krisis yaitu anak merasa tidak betah di pesantren ini harus difasilitasi dgn baik 
Saya pernah di pesantren jadi sedikit banyak memahami dunia pesantren dengan segala manfaatnya

Pertanyaan:
12. Aku punya keponakan yang 3 tahun lalu ditinggal selamanya oleh ibunya, selama 3 tahun ini si sulung (perempuan) tinggal dengan adik ayahnya supaya dapat sosok ibu dalam perkembangannya. Namun tetap dia merasa 'dibuang' oleh ayahnya.
Saat ini menjelang SMA dia pengen pulang dan tinggal bareng sama ayah dan adik2nya. 
Tapi ternyata dia merasa kembali dibuang, ayahnya menikah lagi dan anak2 tidak ada yg dimintai pendapat, nilai UN nya tidak cukup baik dan kali ini dia merasa dibuang kerumah neneknya karena ayahnya seolah lepas tangan.
Bagaimana aku bisa bantu anak ini supaya lebih kuat, aku liat dia sudah berusaha kuat 'membahagiakan' ayahnya dengan belajar yang giat, tapi selalu dianggap belum cukup baik
Jawaban:
Perasaan diabaikan memang memiliki efek yang sangat besar pada psikologis anak, pada kepercayaan diri, self efikasi (keyakinan diri), jika tidak dapat disambung lg dengan ayahnya, walaupun ini peran orang tua, maka bantu dia untuk belajar memetakan permasalahan dirinya, meraih lagi harga dirinya dengan memberinya pendampingan psikologis, rasa nyaman, rasa percaya, mengeluarkan perasaan terbuangnya, beri dia ruang untuk mengekspresikan kesedihannya.
Cerita anak ini mirip dengan kasus yang sedang saya hadapi seorang ibu muda memiliki 3 anak, pekerjaan yang bergengsi tapi dorongan untuk menyakiti dirinya bahkan sampai mau bunuh diri terjadi, setelah saya telusuri ternyata memang terjadi pengabaian dari orang2 yg seharusnya melindunginya waktu kecil

Pertanyaan:
13. Apa obat yahg paling mujarab untuk anak yang terlanjur pernah kena kekerasan oleh ibunya misalnya dengan membentak, memukul kakinya dan berkata yang kurang pantas.tapi sudah insaf sih ibunya tapi tetap anaknya  jadi meniru2 ibunya dan kadang melampiaskan ke teman2nya. Makasih
Jawaban:
Usia berapa teh anaknya?
Tanggapan:
6thn, tapi kalo adiknya mah gak kebawa2 segitu suka liat kakanya di galakin
Jawaban:
Ibunya harus mendekati lagi teh, minta maaf lagi, minta maaf ke anak karena itu semua salah dan tidak boleh ditiru, beri pilihan kata yang harus diungkapkan, diingatkan lagi dan lagi, banyak2lah memeluk, mencium, bercanda lagi agar terbangun lagi kepercayaan

Penutup 
Alhamdulillahirobbil'alamain kita sudah sampai pada akhir sesi diskusi.


Teteh2 bunda2 tercinta, pendampingan dan pengasuhan adalah salah satu fitrah peran kita ada di dunia, kita mungkin tersaruk-saruk menjalaninya, tidak ada kesempurnaan yang ada adalah proses panjang membutuhkan daya juang, semangat, komitmen, konsistensi, kegigihan. Bertumbuhlah bersama dengan pasangan dan anak, raihlah kebahagiaan bersama, jadilah team work agar bisa mencapai tujuan bersama, luruskan lagi niat, perbaiki caranya, perbanyak do'a.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar