KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
Bandung, 7 Maret 2017
Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Korming : Resa Rahmawati
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Matrikulasi Institut Ibu Profesional batch #3, sesi #7
REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI
Alhamdulillah setelah melewati dua tahapan “Bunda Sayang” dan “Bunda Cekatan” dalam proses pemantasan diri seorang ibu dalam memegang amanah-Nya, kini sampailah kita pada tahapan “Bunda Produktif”.
Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR"
Sehingga muncul semangat yang luar biasa dalam menjalani hidup ini bersama keluarga dan sang buah hati.
Para Ibu di kelas Bunda Produktif memaknai semua aktivitas sebagai sebuah proses ikhtiar menjemput rejeki.
Mungkin kita tidak tahu dimana rejeki kita, tapi rejeki akan tahu dimana kita berada.
Sang Maha Memberi Rejeki sedang memerintahkannya untuk menuju diri kita”
Allah berjanji menjamin rejeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar
Untuk itu Bunda Produktif sesuai dengan value di Ibu Profesional adalah
bunda yang akan berikhtiar menjemput rejeki, tanpa harus meninggalkan amanah utamanya yaitu anak dan keluarga
Semua pengalaman para Ibu Profesional di Bunda Produktif ini, adalah bagian aktivitas amalan para bunda untuk meningkatkan sebuah *KEMULIAAN* hidup.
“ Karena REJEKI itu PASTI, KEMULIAAN lah yang harus DICARI "
Apakah dengan aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif akan meningkatkan kemuliaan diri kita, anak-anak dan keluarga? Kalau jawabannya” iya”, lanjutkan. Kalau jawabannya” tidak” kita perlu menguatkan pilar “bunda sayang” dan “bunda cekatan”, sebelum masuk ke pilar ketiga yaitu “bunda produktif”.
Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita.
Maka
Bunda produktif di Ibu Profesional tidak selalu dinilai dengan apa yang tertulis dalam angka dan rupiah, melainkan apa yang bisa dinikmati dan dirasakan sebagai sebuah kepuasan hidup, sebuah pengakuan bahwa dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang
Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita.
Sangat keliru kalau kita sebagai Ibu sampai berpikiran bahwa rejeki yang hadir di rumah ini karena pekerjaan kita.
Menjadi produktif itu adalah bagian dari ibadah, sedangkan rejeki itu urusan-Nya
Seorang ibu yang produktif itu agar bisa,
1⃣menambah syukur,
2⃣menegakkan taat
3⃣berbagi manfaat.
Rejeki tidak selalu terletak dalam pekerjaan kita, Allah berkuasa meletakkan sekendak-Nya
Maka segala yang bunda kerjakan di Bunda Produktif ini adalah sebuah ikhtiar, yang wajib dilakukan dengan sungguh-sungguh (Profesional).
Ikhtiar itu adalah sebuah laku perbuatan, sedangkan Rejeki adalah urusanNya.
Rejeki itu datangnya dari arah tak terduga, untuk seorang ibu yang menjalankan perannya dengan sungguh-sungguh dan selalu bertaqwa.
Rejeki hanya akan menempuh jalan yang halal, maka para Bunda Produktif perlu menjaga sikap saat menjemputnya,
Ketika sudah mendapatkannya ,jawab pertanyaan berikutnya “ Buat Apa?”. Karena apa yang kita berikan ke anak-anak dan keluarga, halalnya akan dihisab dan haramnya akan diazab.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber bacaan:
Antologi para Ibu Profesional, BUNDA PRODUKTIF, 2014
Ahmad Ghozali, Cashflow Muslim, Jakarta, 2010
Materi kuliah rutin Ibu Profesional, kelas bunda produktif, Salatiga, 2015
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Resume Sesi Tanya Jawab Materi #7
REJEKI ITU PASTI, KEMULIAAN HARUS DICARI
1⃣ Saya prati mau bertanya.
Kapan waktu yang tempat kita memasuki masa menjadi Bunda Produktif? Apakah harus melewati masa golden age anak—anak dulu? Kalau iya, jadi selama masa tersebut berarti kita harus memperdalam Bunda sayang dan cekatan dulu?
Jawaban:
1⃣ Dear Teh Prati, berdasarkan pengalaman ibu Septi, ranah produktif sebaiknya kita jajaki setelah bunda sayang dan bunda cekatan ajeg. karena ketika kita mengejar produktif dulu tapi bunda sayang dan cekatan belum oke, maka anak dan rumah akan terbengkalai. ✅
2⃣ Teh Prita Purwijanarti
Pertanyaanya :
1. yang dimaksud dengan bunda produktif itu apa, produktif di rumah (mengurus rumah dan anggota keluarga? atau di luar rumah (menghasilkan karya)
2. Ada statement di materi yang di tulis "mendapat pengakuan dari orang lain". Apakah ini salah satu indikator kita telah ada di tahap bunda produktif?
3. ibu yang produktif itu apakah yang bisa menghasilkan karya di luar dan bermanfaat untuk orang banyak?.. kalau kita hanya tinggal rumah hanya mengurus keluarga secara profesional (hanya ingin prduktif di rmh untuk keluarga saja , tanpa ingin membuat aktivitas untuk diluar keluarga (misalnya nulis, bikin kegiatan untuk oranglain) bisa kah itu di sebut dengan ibu produktif?..
Jawaban:
2⃣Dear teh Prita Purwijanarti,
1. saya kembalikan pada materi bahwa Bunda Produktif adalah bunda yang senantiasa menjalani proses untuk menemukan dirinya, menemukan “MISI PENCIPTAAN” dirinya di muka bumi ini, dengan cara menjalankan aktivitas yang membuat matanya “BERBINAR-BINAR” jadi bisa di dalam rumah, bisa di luar rumah.
2. produktif yang dimaksud ibu profesional tidak melulu dan tidak harus dinilai dengan rupiah, maka ketika aktivitas yg kita lakukan dengan berbinar-binar ada manfaatnya untuk orang lain, itu adalah pengakuan.
3. selama teteh berbinar melakukannya, just do it. . Ibu Septi selama kurang lebih 5-8 thn "hanya" dirumah mendidik anak. dan atas kesungguhan ibu, lahirlah abaca-baca, jarimatika, dan jari quran. kuatkan pondasi bunda sayang dan bunda cekatan terlebih dahulu.percayalah kesungguhan teteh akan mendapat bonus dari Allah, dan jalan produktif itu akan muncul, insyaallah ✅
3⃣ Teh Derini
Mengutip dari materi
"Tugas kita sebagai Bunda Produktif bukan untuk mengkhawatirkan rizqi keluarga, melainkan menyiapkan sebuah jawaban “Dari Mana” dan “Untuk Apa” atas setiap karunia yang diberikan untuk anak dan keluarga kita."
Pertanyaan saya, bagaimana menyikapi dan tindakan kita ketika tantangan suami tidak bekerja tetap, dan besar pasak daripada tiang? Kekawatiran akan rizqi keluarga akan hadir.
Curhat sedikit, suami sedang dalam kondisi anti pada pekerjaan kantoran, ingin Mandiri Tapi banyak tantangan yang dihadapi.
Bagaimana pendapat teteh, dengan peran pencari nafkah diambil alih oleh seorang ibu, bertukar dengan ayah yang mengurus rumah tangga?
Adakah dampak negatif yang akan timbul?
Jawaban:
3⃣ Dear Teh Derini, ibu Septi pernah mengalami hal ini juga. Ketika kita harus ikut membantu mencari nafkah, hal yang harus kita ingat adalah tetap melibatkan anak. dulu ibu berjualan baju, belanja baju ke tanah abang ibu jadikan field trip untuk anak dan beli baju adalah bonusnya, bukan dibalik.
tentang bertukar peran mencari nafkah ini, sepemahaman saya tidak apa, yang penting kesepakatannya jelas. misal, tahun ini bagian saya, tahun depan bagian suami. dampak negatifnya saya kurang paham, biasanya ada tekanan sosial baik dari lingkungan/ keuarga.✅
4⃣ Teh Witri
Semenjak saya resign dari mengajar, saya mencari kesibukan diri, tapi tidak menyibukkan diri dengan pekerjaan domestik 😬 saya lebih suka online. Maka saya memutuskan untuk membuka online shop.
Membaca materi bunda produktif ini, saya merasa bisnis online shop saya hanya sekedar pengisi waktu luang saja, tidak berorientasi pada seberapa keuntungan yang didapat atau target yang harus dicapai.
Pertanyaannya:
- Apakah saya masih terhitung dalam melakukan hal yang produktif saat berada dalam ranah domestik?
- saya tertarik tentang parenting dan entrepreneurship, tp mengingat jurusan yang saya pilih adalah ttg parenting, tak mengapakah saya mencari ilmu ttg entrepreneurship juga? Mengingat saya menjalankan bisnis juga.
Mohon sarannya teh, dan haturnuhun sateuacana 🙏🏼
Jawaban:
4⃣ Dear teh Witri, - apakah saat mengerjakan olshop membuat mata teteh berbinar-binar? jika ya, berarti teteh on track.
- sepertinya teteh lagi bingung ya 😄? silakan tour the talent terlebih dahulu, mana yang gue banget. parenting atau entrepreneurship? nanti di nhw insyaallah di bimbing juga ✅
5⃣ Teh Prita Annisa Utami
'Menjadi Bunda Produktif, tidak bisa dimaknai sebagai mentawakkalkan rejeki pada pekerjaan kita'
Berarti selama ini anggapan saya salah ya teh? Karena saya kan sedang belajar menjadi mompreneur, dimana salah satu tujuan saya adalah ikhtiar untuk mendapatkan rezeki lebih. Lalu apa mindset yang harus saya ubah teh?
Terimakasih 😊
Jawaban:
5⃣ Dear teh Prita Annisa, karena rezeki itu pasti maka prinsip bunda produktif di ibu profesional adalah dirinya bisa menjadi Ibu yang bermanfaat bagi banyak orang apakah usaha yang teteh jalankan bermanfaat bagi banyak orang? jika Ya, maka inilah yang harus ditanamkan, kebermanfaatannya. ✅
6⃣ Teh Septi Syarifah
Saya pengajar paruh waktu
Sejak hamil sampai sekarang masih mengajar (2-4 jam/hari). Dulu niat Saya mengajar adalah agar dapat mengamalkan ilmu yang sudah dipelajari. Selain itu, Saya merasa yang dapat Saya lakukan sebagai suatu keahlian hanya mengajar.
Sejak anak pertama lahir, cukup banyak tantangan yang dihadapi, diantaranya mengatur waktu untuk menjaga buah hati. Pekerjaan rumah yang seringkali tidak terlaksana dengan baik karena harus berbagi waktu sambil bermain dgn si kecil. Saya akui, saya masih kewalahan dalam membagi waktu dan berdisiplin terhadap jadwal-jadwal yang sudah dibuat. Dan disisi lain Saya merasa terbebani dengan kurang optimalnya Saya dalam mengajar saat ini.
Apakah Saya perlu berhenti mengajar bu?
Melepas sesuatu yang menjadi passion saya selama ini dan fokus terhadap anak dan suami
Jawaban:
6⃣ Dear Teh Septi, saran saya put first thing first teteh yang paling tau mana alokasi yang harus diutamakan. apakah teteh mengajar untuk membantu ekonomi keluarga? jangan sampai di rumah inget ngajar dan saat ngajar inget rumah. karena jika ini memang passion, akan dikerjakan selalu dengan berbinar tanpa habis energi.
prinsip bunda produktif di iip, ibu kuatkan pilar bunda sayang dan cekatan agar anak oke, rumah oke bukan anak terbengkalai dan rumah ga karuan. sementara passion mengajar bisa disalurkan dengan menjadi pengajar utama dan pertama ananda dulu. ✅
oya, sekarang bayi usia berapa? apa masih baby blue?
7⃣ Teh Prima Mustika
Apa saja yang bisa menjadi indikator keberhasilan bahwa aktifnya kita sebagai ibu di dunia produktif sudah meningkatkan kemuliaan diri kita, anak2, dan keluarga? Kalau boleh minta diberikan contoh kesehariannya? Terimakasih.. 😊
Jawaban:
7⃣ Dear teh Prima, indikatornya ada di diri kita, apakah kita berbinar saat mengerjakannya? lalu anak dan suami. apakah mereka protes atau mendukung? kalau di protes berati ada yang salah, mungkin kita belum menguatkan bunsay dan buncek. ✅
di jawaban no.9, ada uraian pertanyaan untuk imdikator ini.
8⃣ Teh Ziyana
Perihal bunda produktif, haruskah selalu yg bermanfaat bg masyarakat luas. Bagaimana ruang lingkupnya?
Bagaimana jika peluang berkiprah di masyarakat namun tidak sesuai dengan kesepakatan dengan suami, haruskah didiskusikan ulang atau cukup dgn tidak??
Jawaban:
8⃣ Dear teh Zi, jujur saya tidak tau jawaban seberapa luas lingkupnya. dalam pemahaman saya, ketika manfaat itu dirasakan oleh 1 orang saja, maka itu adalah tetap manfaat.
tentang kiprah d masyarakat dan kesepakata denga suami, jika ada yang megganjal, silakan clear n clarify✅
9⃣ Teh Nurul
Apa indikator dikatakan sudh profesional mjd Bunda produktif?
Berti slma ini saya salah saya sllu mengaitkan bahwa bu da produktif adalah bunda yg bs mghslkn sstu yg berkaitan dng nominal.
Lalu, apa kah kita salah kalau kita niat menjd prodktif untuk mmbtu ekonomi kelrga
Termksh
Jawaban:
9⃣ Dear Teh Nurul,
indikator BUNDA PRODUKTIF di iip:
a. Apakah kita semakin menemukan minat dan bakat kita?
b. Bagaimana cara kita memperbanyak jam terbang di ranah minat dan bakat kita tersebut?
c. Apakah kita merasa menikmati (enjoy), mudah (easy), menjadi yang terbaik (excellent) di ranah minat dan bakat kita ini?
d. Bagaimana cara kita bisa produktif dan atau mandiri secara finansial tanpa harus meninggalkan anak dan keluarga?
Makna produktif di Ibu Profesional tidak selalu bermakna dengan uang. Bisa produktif berbagi ilmu dan karya. ketika kita sudah profesional menjalankan peran hidup kita, maka uang itu akan mengikuti kita, bukan kita yang mengejar uang. karena rejeki itu pasti, kemuliaanlah yang harus dicari. tidak ada yang salah dengan ibu yang produktif membantu ekonomi keluarga.✅
Tidak ada komentar:
Posting Komentar