Bersama Ibu Septi Peni Wulandani
KELAS MATRIKULASI BATCH 3
INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
1 Maret 2017
Narasumber: Ibu Septi peni wulandani
Pukul: 20.15 - 21.00
Biografi Narasumber:
Septi Peni Wulandani
🔅Ibu dari 3 orang anak. Baru menekuni passionnya di dunia anak dan keluarga saat membangun rumah tangga bersama sang suami.
🏆Peraih DANAMON AWARD sebagai individu pemberdaya masyarakat tahun 2006 ini selalu menggerakkan masyarakat lewat pendidikan ibu dan anak.
🏆Keinginan kuatnya untuk menjadi "agen perubahan" mendorongnya untuk mendapatkan prestasi sebagai TOKOH PILIHAN MAJALAH TEMPO tahun 2007.
🏆Akhir-akhir ini sedang menekuni dunia digital untuk pendidikan para ibu, dan komitmennya ini mendapatkan penghargaan dari Kemenkominfo 2013 sebagai Kartini Next Generation bidang pendidikan
- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - -- - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - -- - - - - -
Resume Tanya Jawab
1) Teh wiwik: bu, Wi duluan deh yg tanya biar rame 😄..kenapa kita harus menemukan misi hidup? apa misi hidup bisa berubah?
Jawaban:
heheh Wi, nggak bosen tanya? keren deh...kalau kita pakai bahasa yang mudah visi hidup itu adalah cita-cita kita, dan misi hidup itu adalah tugas kita di muka bumi ini. Jadi kita harus menemukannya, kalau tidak nanti membuat kita hanya sekedar hidup. Apakah bisa berubah? pasti itu tandanya kita hidup dan masih diberi kehidupan. karena kalau selesai satu tugas, diberi tugas yang lain, artinya misi hidup kita belum selesai. Kalau Yang Maha Memberi Tugas sudah kirim surat "YOUR MISSION ACCOMPLISHED" artinya gelar almarhumah sudah di depan nama kita.
2) Teh Maya: Ibu, kalau sy masih kesulitan mengatur waktu, krn hrs bekerja full time jg, padahal hati kecil sangat ingin full time utk anak2, tp krn ada satu hal jd belum bisa. Mgkn sy blm yakin ya bu? Aduuh.. jg ingin curhat pribadi. 😊
Jawaban:
Mbak Maya, ibu yang bekerja di ranah publik itu punya sudah disiapkan Allah energy ekstra, kalau istilah mobil dobel gardan. Sehingga berita baiknya, kalau kita mau agak keras dengan diri sendiri maka lingkungan akan lunak, demikian juga sebaliknya.
maka buktikan kalimat ini "Siapa bilang Ibu Bekerja di ranah publik tidak bisa mendidik anak dengan baik?" tantangan utama ada pada diri kita , bukan pada orang lain, jadi berubahlah atau kita memang kalah.
3) Teh ismi: Ibuuu, Ismi pingin nanya biar pada ga bingung.... kemarin sempat bingung ketika nhw5 tentang apakah kita harus menunda passion kita demi keluarga? masih bimbang ini antara ibu di ranah publik dan domestik..... mohon pencerahan bagi kami bu 😍
Jawaban:
Ow ow....antara Mendidik Anak, Berkarya dan menjemput rezeki melalui talent sebagai senjatanya itu adalah 3 hal yang saling berkaitan, berjalan seiring sejalan, tidak ada yang harus dikorbankan. Sehingga ketika saat ini kita diberi TUGAS oleh yang DIA untuk bersungguh-sungguh di ranah domestik, artinya Allah akan menunjukkan jalan kita menemukan misi hidup lewat jalur ini, yakinlah. Allah tidak pernah salah pilih, dan salah memutuskan.
Saya membuktikannya disini https://www.facebook.com/septipw/posts/10155206323104113
4) Teh wiwik: atau ranah domestik tp passionnya bkn di pendidikn anak dan klrga..apa kita ttp harus belajar ttg pend anak keluarga?
Jawaban:
Tidak harus, tugas kita adalah menemani anak tumbuh dan berkembang, Allah lah yang memampukan mereka. Saya punya teman, yang tidak paham pendidikan anak, bisanya dan sukanya di ranah mencuci dan setrika. Saya minta saat nyuci ajak anakmu, saat setrika ajak anakmu biar melihat ibunya, disitulah Allah memuliakanmu. Dan dalam satu tahun si Ibu sudah jadi juragan laundry, anaknya jadi asisten ibunya yang kereen.👍
5) Teh Intan Fajar: Alhamdulillah senang bisa gabung di MIP..
Pertama nya ga pe de merasa telat banget belajar jadi ibu profesional..
Dan disaat ingin jadi ibu profesional di ranah domestik...tawaran di ranah publik yang belum pernah saya rasakan datang setelah 9 tahun saya menikah...
Saya merasa ini godaan yang mengganggu fokus saya saat ini..
Materi 6 ini pas banget dengan kondisi saat ini..
Mungkin ibu punya saran...bagaimana baiknya saya mengambil keputusan sehingga tidak ada penyesalan dikemudian hari?
Jawaban:
skala prioritas itu penting, dan godaan itu selalu datang, maka lihat mana yang tidak bisa diputar ulang, maka jadikan pilihan utama.
6) Teh witri: Bu septi saya ingin bertanya mengenai mas elan (lho?) hehe, saya dengar kalo mas elan baru bisa bicara pada umur 3y, lalu bagaimana ibu menstimulasi mas elan dalam hal berbicara, dan toilet training?
Karena anak saya 2y pun mengalami keterlambatan bicara jg. Mohon pencerahannya sebagai penyemangat saya, karena saya suka bertanya-tanya kapan anak saya bisa lancar berbicara seperti anak yang lain. Haturnuhun bu 🙏🏼
Jawaban:
elan baru bisa bicara lancar justru di usia 3,5 th. Tugas saya mengajaknya bicara terus menerus, dan memberikan contoh yang baik. Ketika toilet training, saya ajak praktek kalau mau pup, kodenya ini, mau pee kodenya ini, Elan paham, karena sejatinya
"Anak-anak mungkin bisa salah memahami perkataan kita, tetapi mereka tidak pernah salah mencontoh"
Dia merekam dengan sangat baik, sehingga ketika sudah bisa berbicara, tidak bisa dihentikan
7) Teh Nurul hidayah: Pertanyaan saya
- . Apakah indikator/ukuran kalau kita sudah dikatakan menjadi " ibu profesional?"
-. Label profesional itu dinilai dari kacamata mana ibu?
Jawaban:
Mbak Nurul untuk indikator ada di materi ke dua "menjadi Ibu Profesional" secara garis besar disana dikatakan bahwa ketika seorang ibu :
a. Sudah bisa mendidik anak dengan baik
b. Sudah bisa memanage diri dan keluarganya dengan baik
c. Bisa produktif baik secara moril maupun materiil, bisa menghasilkan karya berbekal bakat yang ia miliki.
d. Keberadaannya bermanfaat bagi diri, keluarga dan lingkungan setempat
Label profesional dinilai dari "kesungguhan menjalankan peran" sehingga menjadi diri kita menjadi bangga dengan diri kita sendiri, dan itu memicu kebanggaan keluarga. kalau diri kita saja sudah tidak bangga dengan keberadaan kita sendiri, bagaimana anak-anak dan suami akan bangga pada diri kita
8) Teh Dian c sodik: Aslkm bu Septi.
Subhanallah, rasanya kayak ketemu artis hehehe..
Kalau saya masih kesulitan memaafkan masa lalu (pendidikan org tua), rasanya msh meradang, sedih, trauma kalau keingetan.. siapa tau ibu ada kiat2nya..
Jawaban:
Orang yang tidak bisa memaafkan masa lalunya, berarti ia masih pesimis dengan masa depannya, maka segera bangun masa depan kita.
9) Teh Nafsa karima : Alhamdulillah bu ikut MIP ini rasanya kaya makan permen nano nano.. rame rasanya. Baper bu bikin surat cinta untuk suami di NHW #3.. terus kemaren baca aliran rasa temen-temen tentang menyetrika senyam senyum sendiri bu 😁
Bu bagaimana caranya supaya terus konsisten dan tetap semangat dalam menjalankan misi hidup? Pernah ada di titik jenuh tidak bu saat merumuskan MIP dan kelas bunda sayang hingga bunda produktif? Lalu apa yang ibu lakukan?
Jawaban:
Titik jenuh pasti ada, maka caranya harus break dulu sebentar, untuk refleksi diri, dan tidak boleh berhenti. Biasanya jenuh itu karena ingin membahagiakan banyak orang, ini yang bikin capek. Kalau hasilnya tidak sesuai dengan yang kita harapkan, maka saya dan pak dodik selalu buat mantra-mantra ajaib di rumah, salah satunya
"There is NO FAILURE, only WRONG RESULT, so we have to CHANGE OUR STRATEGY"
10) Teh Ani: Ibu, perkenalkan saya Ani.. 🤗
Sebelumnya saya pernah baca mengenai artikel kehidupan ibu yg di.share fb Ryan Thamrin.. ada isi yg menyebutkan bahwa dulu saat sebelum menikah ibu sudah lulus cpns (atau pns, lebih tepatnya lupa.. hehe) lalu sama calon suami ibu mengatakan bahwa ingin yg mendidik anak lgsg ibu sendiri jadi ibu memilih keinginan suami dan melepas gelar2 yg telah diperoleh.
Yang ingin saya tanyakan, bagaimana perasaan ibu dulu saat mengambil keputusan tsb dan bagaimana caranya meyakinkan diri sendiri bahwa itu adalah keputusan yg tepat?
Terima kasih bu atas waktunya 😄🤗
Jawaban:
awalnya nano-nano campur aduk, akhirnya tenang. karena saya makin paham, bahwa ketika menjadi anak, Ridho Allah bergantung pada ridho Orangtua, tetapi ketika menjadi istri ridho Allah bergantung pada ridho suami. maka saat itu saya minta ijin ke ibu saya, untuk taat pada suami, bukan untuk meninggalkan pegawai negeri saya.
akhirnya ibu paham, dan beliau berkata
"taatlah pada suamimu, karena seorang ibu yang memiliki anak perempuan yang selamat sampai menikah, dan taat pada suaminya, maka jaminannya adalah surga"
11) Teh Lisna Sari Fitriani: Oh iya ibu, mau tanya yah ? Bagaimana cara ibu mendidik anak2 dirumah? Adakah tips2 khusus ketika kita ingin menjadi seorang ibu yang mampu menjadi sekolah pertama untuk anak kita ?
Jawaban:
rileks tidak menggegas
12) Teh Dian: Pertanyaan saya :
- Ada kah kiat2 bu untuk lupakan masa lalu (pendidikan orang tua)
- Terkait kemandirian wanita. Saya baru resign dari kantor, yakin pgn terlibat sendiri untuk urusan domestik. Namun, sering diskusi sma orang tua bahwa wanita itu harus mandiri secara finansial, tdk mengandalkan suami. Hal ini jg didasari pengalaman ibu sya. Menurut ibu bagaimana ya bu ttg kemandirian wanita? Apakah setiap wanita hrs bekerja (menghasilkan uang) untuk meningkatkan kompetensinya dan kedudukannya di mata suami? Bagaimana kalau niatnya seperti itu.
Jawaban:
bersungguh-sungguhlah kamu di dalam, maka kamu akan keluar dengan kesungguhan itu,
ini mantra kami berdua berikutnya, dan alhamdulillah berjalan di keluarga kami.
Apakah kita masih mengejar sesuatu yang sudah pasti yaitu rejeki, dan melupakan sesuatu yang harus dicari yaitu kemuliaan hidup?
Allah berjanji menjamin rezeki kita, maka melalaikan ketaatan pada-Nya, mengorbankan amanah-Nya, demi mengkhawatirkan apa yang sudah dijaminnya adalah kekeliruan besar
13) Teh Ziyana: Siapakah tokoh teladan ibu utk bs menjadi inspirator bu??
14) Teh dea fadhila: Assalammu'alaikum ibu mau bertanya, bagaimana kiat kiatnya agar kita sebagai orang tua menghilangkan nafsu untuk menentukan potensi anak sesuai keinginan kita, dan terkadang sebagai orang tua memiliki pemahaman "udah sekolah mahal mahal mama papa kerja banting tulang ko jadi ibu rumah tangga" 😢
15) Teh windy: Perkenalkan bu saya Windy. Di materi NHW5 kalo ga salah disebutkan bahwa tugas kita sebagai pemandu utk anak 0-6 tahun. Apakah berarti keputusan semua ada ditangan kita, seperti memilihkan sekolah lingkungan sampai hal hal kecil ? Atau bisa memberikan pilihan kepada anak ?
16) Teh Nurita: Bu, kenalkan saya nurita. Hari ini saya mengevaluasi jadwal bulan february kemarin, dan cukup banyak bolongnya bu. Bagaimana ya bu caranya supaya saya bisa konsisten dengan jadwal harian yang saya buat sendiri, adakah tipsnya?
17) Teh irna: Gimana caranya caranya agar saya bisa keras terhadap diri sendiri shingga saya tetap bisa komitmen dan tidak ketergantungan dengan faktor eksternal (contoh komunitas) yg fitrahnya akan "datang dan pergi" keberadaannya.
Sumber: Notulensi korming 6 MATRIKULASI IIP batch#3 BANDUNG 1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar