INSTITUT IBU PROFESIONAL - Bandung 1
Bandung, 21 Februari 2017
Fasilitator : Wiwik Wulansari, Ismi Fauziah
Ketua Kelas : Derini Handayani
Korming : Yanti Julianti
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Resume Review NHW #5
๐NICE HOMEWORK #5๐
BELAJAR BAGAIMANA CARANYA BELAJAR
(Learning How to Learn)
Setelah malam ini kita mempelajari tentang “Learning How to Learn” maka kali ini kita akan praktek membuat *Design Pembelajaran* ala kita.
Kami tidak akan memandu banyak, mulailah mempraktekkan "learning how to learn" dalam membuat NHW #5.
Munculkan rasa ingin tahu bunda semua tentang apa itu design pembelajaran.
Bukan hasil sempurna yg kami harapkan, melainkan "proses" anda dalam mengerjakan NHW #5 ini yg perlu anda share kan ke teman-teman yg lain.
Selamat Berpikir, dan selamat menemukan hal baru dari proses belajar anda di NHW #5 ini.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi IIP/
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
Bunda dan calon bunda yang selalu semangat belajar, bagaimana rasanya mengerjakan Nice Homework di sesi #5 ini? Melihat reaksi para peserta matrikulasi ini yang rata ada di semua grup adalah
a. Bingung, ini maksudnya apa?
b. Bertanya-tanya pada diri sendiri dan mendiskusikannya ke pihak lain, entah itu suami atau teman satu grup
c. Mencari berbagai referensi yang mendukung hasil pemikiran kita semua
d. Masih ada yang merasakan hal lain?
Maka kalau teman-teman merasakan semua hal tersebut di atas, kami ucapkan SELAMAT, karena teman-teman sudah memasuki tahap belajar cara belajar.
Nice Homework #5 ini adalah tugas yang paling sederhana, tidak banyak panduan dan ketentuan. Prinsip dari tugas kali ini adalah
Semua Boleh, kecuali yang tidak boleh
Yang tidak boleh hanya satu, yaitu diam tidak bergerak dan tidak berusaha apapun.
Selama ini sebagian besar dari kita hampir memiliki pengalaman belajar yang sama, yaitu OUTSIDE IN informasi yang masuk bukan karena proses “rasa ingin tahu” dari dalam diri kita melainkan karena keperluan sebuah kurikulum yang harus tuntas disampaikan dalam kurun waktu tertentu. Sehingga belajar menjadi proses penjejalan sebuah informasi. Sehingga wajar kalau banyak diantara kita menjadi tidak suka “belajar”, akibat dari pengalaman tersebut.
Di Institut Ibu Profesional ini kita belajar bagaimana membuat desain pembelajaran yang ala kita sendiri, diukur dari rasa ingin tahu kita terhadap sesuatu, membuat road map perjalanannya, mencari support system untuk hal tersebut, dan menentukan exit procedure andaikata di tengah perjalanan ternyata kita mau ganti haluan.
Ketika ada salah seorang peserta matrikulasi yangbertanya, apakah Nice Homework #5 kali ini ada hubungannya dengan materi-materi sebelumnya? TENTU IYA
Tetapi kami memang tidak memberikan panduan apapun. Kalau teman-teman amati, bagaimana cara fasilitator memandu Nice Homework #5 kali ini?
๐Ketika peserta bertanya, tidak buru-buru menjawab, justru kadang balik bertanya.
๐Ketika peserta bingung, tidak buru-buru memberikan arah jalan, hanya memberikan clue saja.
๐Fasilitator banyak diam andaikata tidak ada yang bertanya, karena memberikan ruang berpikir dan kesempatan saling berinteraksi antar peserta.
Itulah salah satu tugas kita sebagai pendidik anak-anak. Tidak buru-buru memberikan jawaban, karena justru hal tersebut mematikan rasa ingin tahu anak.
Membaca sekilas hasil Nice Homework #5 kali ini ada beberapa kategori sbb :
a. Memberikan teori tentang desain pembelajaran
b. Membuat desain pembelajaran untuk diri kita sendiri
c. Menghubungkannya dengan NHW-NHW berikutnya, sehingga tersusunlah road map pembelajaran kita di jurusan ilmu yang kita inginkan.
d. Ada yang menggunakan ketiga hal tersebut di atas untuk membuat desain pembelajaran masing-masing anaknya.
tidak ada BENAR-SALAH dalam mengerjakan Nice homework#5 kali ini, yang ada seberapa besar hal tersebut memicu rasa ingin tahu teman-teman terhadap proses belajar yang sedang anda amati di keluarga.
Semangat belajar ini tidak boleh putus selama misi hidup kita di dunia ini belum selesai. Karena sejatinya belajar adalah proses untuk membaca alam beserta tanda-tandaNya sebagai amunisi kita menjalankan peran sebagai khalifah di muka bumi ini.
Setelah bunda menemukan pola belajar masing-masing, segera fokus dan praktekkan kemampuan tersebut. Setelah itu jangan lupa buka kembali materi awal tentang ADAB mencari ilmu. Karena sejatinya
ADAB itu sebelum ILMU
Belajar ilmu itu mempunyai 3 tingkatan:
1⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan pertama, dia akan menjadi seorang yang sombong
Yaitu mereka yang katanya telah mengetahui segala sesuatu, merasa angkuh akan ilmu yang dimiliki. Tak mau menerima nasehat orang lain karena dia telah merasa lebih tinggi. Bahkan dia juga menganggap pendapat orang yang memberikan nasehat kepadanya, disalahkannya. Selalu mau menang sendiri, tidak mau mengalah meskipun pendapat orang lain itu benar dan pendapatnya yang salah. Terkadang mengatakan sudah berpengalaman karena usianya yang lebih lama namun sikapnya masih seperti kekanak-kanakan. Terkadang ada yang berpendidikan tinggi, namun tak mengerti akan ilmu yang dia miliki. Dia malah semakin menyombongkan diri, congkak di hadapan orang banyak. Merasa dia yang paling pintar dan ingin diakui kepintarannya oleh manusia. Hanya nafsu yang diutamakan sehingga emosi tak dapat dikendalikan maka ucapannyapun mengandung kekejian.
2⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan kedua, dia akan menjadi seorang yang tawadhu`
tingkatan yang membuat semua orang mencintanya karena pribadinya yang mulia meski telah banyak ilmu yang tersimpan di dalam dadanya, ia tetap merendah hati tiada meninggi. Semakin dia rendah hati, semakin tinggi derajat kemuliaan yang dia peroleh. Sesungguhnya karena ilmu yang banyak itulah yang mampu menjadikannya faham akan hakikat dirinya. Dia tak mudah merendahkan orang lain. Senantiasa santun dan ramah, bijaksana dalam menentukan keputusan suatu perkara. Dia dengan semuanya itu membuatnya semakin dicinta manusia dan insya Allah, Allah pun mencintainya.
3⃣ Barangsiapa yang sampai ke tingkatan ketiga, dia akan merasakan bahwa dia tidak tahu apa-apa
( stay foolish, stay hungry)
Tingkatan terakhir adalah yang teristimewa. Selalu merasa dirinya haus ilmu tetap tidak mengetahui apa-apa (stay foolish, stay hungry) meskipun ilmu yang dimilikinya telah memenuhi tiap ruang di dalam dadanya. Karena dia telah mengetahui hakikat ilmu dengan sempurna, semakin jelas di hadapan mata dan hatinya. Semakin banyak pintu dan jendela ilmu yang dibuka, semakin banyak didapati pintu dan jendela ilmu yang belum dibuka. Justru, dia bukan hanya tawadhu`, bahkan lebih mulia dari itu. Dia selalu merasakan tidak tahu apa-apa, mereka bisa tak berdaya di dalamnya lantaran terlalu luasnya ilmu.
Sampai dimanakah posisi kita? Hanya anda yang tahu.
Salam Ibu Profesional,
/Tim Matrikulasi Ibu Profesional/
Sumber Bacaan :
Hasil Nice Homework #5, Peserta matrikulasi IIP Batch #3, 2017
Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Belajar cara Belajar, 2017
Materi Matrikulasi IIP Batch #3, Adab Menuntut Ilmu, 2017
☘☘☘☘☘☘☘☘☘☘
1⃣Teh Prita Annisa Utami
Alhamdulillah tidak ada yang benar/salah hehe Karena saya merasa design pembelajaran saya agak beda dari kurikulum pada umumnya. Tapi apakah ngga apa2 teh? Apa mesti ada perubahan, paling tidak kerangka/strukturnya sama seperti design pembelajaran di institut pendidikan? Atau bebaskan saja asal mencapai tujuan? Terimakasih
Jawaban:
Dear Teh Prita, engga apa-apa teh, karena yang diharapkan dari nhw 5 ini adalah peserta matrkulasi kebingungan ☺ kenapa kebingungan? karena saat itu terjadi, otak kita akan terpicu untuk mencari tau sebanyak-banyaknya tentang hal tersebut. dan hal ini baik untuk meningkatkan kerja otak. yang tidak diharapkan justru malah diam dan tidak mencari tau apa-apa✅
2⃣Teh Frita
Pertanyaannya :
1. Bagaimana caranya membuat action plan ketika proses belajar tidak sesuai dengan desain pembelajaran?
2. Saat ini saya sedang "mendidik" adik yang belajar di pondok. Saya memantau pembelajaran adik dari luar pondok.. Desain pembelajaran sudah dtentukan di awal beserta target2nya. Ternyata saat proses belajar , guru dianggap tidak maksimal membimbing adik saya sehingga blm paham ttg materinya. Padahal kalo di pondok, guru/ustadz adalah sumber bertanya yang utama ttg materi pelajaran.. bagaimana sikap kita n action plannya sebagai wali murid dalam mendidik adik saya ini? Pondok dekat tempat tinggal saya saat ini. Sedangkan orang tua di jakarta..
Jawaban:
1. Dear teh Frita, apakah tidak sesuai dengan disain belajarnya ini masih ON TRACK atau OFF TRACK? jika on track, Aha, kita punya disain pembelajara yg baru.
2. Sepemahaman saya, mendidik tidak sama dengan menyekolahkan. maka, ketika kita menyekolahkan berarti kita bekerja sama dengan pihak sekolah, bukan memasrahkan. sehingga apabila ada tujuan yang belum tercapai perlu dikoreksi dari kedua belah pihak, dan perlu diingat bahwa anak adalah subjek pembelajaran bukan objek, pihak anak perlu diajak berdiskusi juga. mungkin bagi si anak disain pembelajarannya belum gue banget untuk bisa memahami materi.?✅
3⃣ Teh Witri
1. Jika seandainya.. kita merasakan jenuh saat belajar, karena mungkin hanya satu jurusan yg kita pilih, atau nampaknya jurusan orang lain lebih menarik (efek rumput tetangga lebih hijau)
- Apa yang harus kita lakukan?
- Bolehkah kita menegok dan ikut mencicipinya sebentar saja? Untuk sekedar refreshing.
2. Dalam desain pembelajaran yang saya buat, saya tidak mencantumkan exit procedure.
Hal ini tidak terpikirkan oleh saya, pertanyaan saya:
- lalu kapan seharusnya kita membuat exit procedure?
- Rambu-rambu yang seperti apa untuk memutuskan bahwa kita perlu untuk exit procedure saat belajar?
- apakah langkah selanjutnya jika kita sudah memilih exit procedure?
Haturnuhun teh
Jawaban:
Dear Teh Witri,
1. - Di IIP diajarkan untuk one bite at one time, sedikit-sedikit dan bertahap supaya tidak mudah jenuh.
- imho, silakan
2. exit procedure dilakukan saat kita memilih untuk ganti jurusan, rambu-rambu-nya kita sendiri yang lebih paham. misal ternyata bukan jurusan itu yang saya perlukan untuk menunjang peran dan misi saya di kehidupan ini.
langkah selanjutnya setelah exit adalah membuat disain pembelajaran yang baru✅
Tidak ada komentar:
Posting Komentar