Bismillah,
Matematika, memang tak pernah lepas dari keseharian kita dengan atau tanpa kita sadari. Kesadaran diri -ibu- mengenali penggunaan matematika dalam keseharian sangat diperlukan untuk mengikat makna, mengubah hal biasa menjadi 'momen aha' yang istimewa.
Cerita Pagi
"Aku mah ringan", kata dede pagi ini, ia meminta gendong saat diajak mandi pagi.
"Terus siapa dong yang berat?".
"Kaka, soalnya udah 7 tahun", jawabnya.
"Enam tahun", saya memperbaiki sembari mencari hubungan antara berat badan dan usia.
Aha.. dede bisa membuat kesimpulan sederhana terkait berat badan dan usia antara dia dan kaka, good job dede, mungkin nanti kita bisa membuat rumus persamaannya ππ.
Matematika Bakso Tusuk
"Empat ya bun", pintanya.
"Tiga aja ya ka", saya mencoba menawar.
"Engga ah, empat", tolaknya.
Huhu, kaka sudah tahu nih mana yang lebih banyak dan lebih mengenyangkan.
Sementara dede yang sebelumnya sudah minta dibelikan susu, ikut tertarik dengan bakso tusuk.
"Aku juga bun, dua ribu aja", pintanya, padahal satu baksonya seribu lima ratus π
.
Jadi saya membeli dua buah bakso, tapi....
"Kok dua, aku mau kaya kaka", dede protes.
"Lho, kan dua ribu cuma dapat dua de", jawab saya.
Aha!.. dede harus belajar lagi nih konsep penjumlahan matematikanya. Jadilah saya menyempatkan diri ngobrol ringan dengan si bungsu, dan karena spontan jadi saya memakai tangan sebagai alat bantu, bakso? Sudah habis dimakan dede π.
"Barra punya 2 bakso, tapi ingin jadi 4. Jadi harus tambah berapa bakso?".
"Tiga, satu...", Dede menjawab sekenanya.
"Lihat tangan bunda..", pinta saya sambil mengulang pertanyaan.
"Dua", akhirnya dede menjawab dengan tepat.
- Yeayπ, nanti kita berlatih lagi ya nakπ.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar