Sore menjelang ashar, akhirnya kami memutuskan pergi ke event yang awalnya nyaris tak jadi kami kunjungi. Arus lantas yang cukup padat, membuat saya tak begitu yakin tuk bisa hadir di sana, menikmati Festival Anak Bertanya yang diselenggarakan pada 20 Mei 2017, pukul 8 hingga 5 sore di gedung Sabuga Bandung.
Hanya menyisakan 1 jam sebelum acara berakhir, kami memasuki area Sabuga.
Festival ini gratis untuk anak-anak, dan cukup membayar 20.000 rupiah untuk dewasa yang ingin ikut menikmati festival itu pun dapat ditukarkan kembali dengan makanan atau minuman yang dijual di stand festival.
Stand Langitselatan, disini Bumi dan Barra mendapat penjelasan tentang cahaya, juga mengintip menggunakan teropong. |
Begitu masuk area Festival, Bumi dan Barra justru mengajak kami ke stand makanan, membeli es serut ukuran jumbo yang memerlukan waktu lama untuk menghabiskannya berempat, oh dear.. saya sampai khawatir besok mereka akan demam karenanya😂 .
Sembari menenteng es jumbo, kami mulai melirik stand yang ada di area kanan panggung. Disini stand diisi berbagai klub sains, tari, baca, robotik maupun lukis, didalamnya stand terlihat ada beberapa anak yang terlihat tengah dirias, mengecat boneka kayu ada juga yang sedang membuat buku cerita.
Waktu yang mepet, membuat kami hanya sempat mengunjungi dua atau tiga stand saja, yang kebetulan mengenalkan materi sains.
Anak-anak juga sempat mencoba airwheel, meski kelihatannya kesulitan karena tubuh mereka yang mungil |
Sementara itu area sebelah kiri panggung didominasi stand pendidikan formal, ada juga stand yang mengedukasi mengenai dyslexia.
Terkait judul tema ‘Festival Anak Bertanya’, menurut saya targetnya lebih ke anak usia sekolah dasar, sementara Bumi dan Barra sendiri masih fokus pada pemenuhan keinginan mencoba alat peraga yang terlihat menarik, belum secara spontan bertanya spesifik mengenai materi yang ada disana. Jadi PR juga untuk saya kedepannya nanti membangun rasa ingin tahu, juga keberanian bertanya pada keduanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar